Jumat, 08 Januari 2021

CEO Moderna Sebut Vaksinnya Kemungkinan Efektif Hingga 2 Tahun

 CEO perusahaan bioteknologi Moderna di Massachusetts Stephane Bancel mengatakan, vaksin Corona yang dikembangkannya itu kemungkinan bisa melindungi orang-orang dari COVID-19 hingga dua tahun lamanya.

Namun, masih diperlukan banyak penelitian untuk menguji berapa lama pastinya vaksinnya tersebut bisa mencegah virus Corona. Menurut Bancel, skenario buruk yang mengatakan vaksin hanya bisa bekerja selama 1-2 bulan saja sudah tidak terlihat lagi.


"Peluruhan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin pada manusia menurun dengan sangat lambat," ujarnya pada sebuah acara yang dikutip dari New York Post, Jumat (8/1/2021).


"Kami yakin akan ada perlindungan potensial selama beberapa tahun," lanjut Bancel.


Bancel juga mengatakan, vaksin Moderna yang dikembangkannya itu hampir membuktikan bisa bekerja melawan varian virus Corona baru yang muncul di Inggris dan Afrika Selatan, yang diyakini sangat cepat menular.


Beberapa bulan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga telah memberikan izin penggunaan darurat pada vaksin Moderna. Hal ini menyusul vaksin Pfizer-BioNTech yang juga sudah diberikan izin serupa lebih dulu.


Pejabat FDA mengakui, uji klinis yang dilakukan Moderna pada 30.000 orang masih belum bisa menghasilkan cukup data untuk menentukan apakah vaksin itu akan tetap efektif selama lebih dari dua bulan.


"Perusahaan yang ingin mendapatkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 harus melanjutkan penelitian mereka untuk menilai keamanan dan kemanjuran dalam jangka panjang," kata FDA.

https://movieon28.com/movies/the-lady-in-the-car-with-glasses-and-a-gun/


4 Tanda Pasien Corona Alami Gejala COVID-19 Psikotik Termasuk Halusinasi


Beberapa pasien COVID-19 ditemukan merasa halusinasi dan pikirannya terganggu. Hal ini dikarenakan gejala COVID-19 psikotik muncul dalam beberapa kasus.


Sebuah laporan yang dilaporkan New York Times menyebut gejala psikotik pada pasien COVID-19 cukup jarang. Umumnya banyak dialami pasien COVID-19 pasca sembuh, tetapi hal ini tetap perlu menjadi perhatian.


Psikiater di RS Siloam Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ mencontohkan beberapa kasus gejala psikotik pada pasien COVID-19 yang ditemui.


"Seorang pasien yang positif COVID-19 tiba-tiba merasa ada yg menculik anak anaknya, ada juga pasien yg mendengar suara suara untuk menyuruhnya loncat dari ruang isolasi perawatan, dan ada pasien yg tiba tiba berperilaku aneh setelah mengetahui dirinya positif COVID-19," kata dr Lahargo kepada detikcom Kamis (7/1/2021).


dr Lahargo menjelaskan psikotik adalah gangguan jiwa yang terjadi saat seseorang tak mampu membedakan mana yang nyata dan tak nyata. Ada beberapa tanda dan gejala COVID-19 psikotik yang bisa dialami pasien Corona, berikut ciri-cirinya.


1. Halusinasi

Pasien COVID-19 ada yang pernah merasakan halusinasi? Ini adalah gejala psikotik saat seseorang bisa saja mendengar suara-suara aneh yang sebenarnya tak nyata. Seperti bisikan, melihat bayangan, mencium bau-bauan, hingga merasakan sesuatu di kulit dan lidah.


"Yang semuanya tidak ada sumbernya," kata dr Lahargo.


2. Delusi

Gejala COVID-19 psikotik lain yang bisa muncul adalah delusi. Hal ini terjadi saat seseorang memiliki persepsi terhadap suatu hal yang tidak sesuai kenyataan.


"Merasa ada yang mengejar-ngejar, memperhatikan, berniat jahat, merasa diomongin dan dijauhi oleh teman teman, atau merasa punya kekuatan atau kehebatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataannya," tutur dr Lahargo.


3. Gangguan perilaku

Hati-hati jika belakangan kerap menarik diri dari lingkungan sosial. Gangguan perilaku juga bisa dialami saat pasien COVID-19 mengidap gejala psikotik.


Termasuk adanya kesulitan tidur dan makan, sulit mengerjakan hal-hal yang biasanya mudah dilakukan.


4. Mood swing

Perubahan mood yang berlebihan juga menjadi tanda gangguan psikotik pada pasien Corona. Seperti cemas, sedih dan khawatir yang kerap muncul.


"Sering curiga, sulit fokus dan berkonsentrasi, banyak bengong. Berbicara berulang ulang, malas bicara, ngomong tidak nyambung," sebut dr Lahargo menjelaskan tanda-tandanya.

https://movieon28.com/movies/appropriate-behavior/

Hasil Akhir Uji Vaksin Sinovac 78 Persen Efektif, 100 Persen Cegah Kasus Berat

  Uji coba tahap akhir vaksin Corona Sinovac di Brasil dinyatakan efektif 78 persen. Detail hasil data disebut telah dikirimkan ke Anvisa, pusat biomedis Brasil, mitra penelitian dan produksi vaksin Corona Sinovac.

"Vaksin itu 78 persen efektif dalam mencegah kasus ringan COVID-19 dan 100 persen efektif melawan infeksi parah dan sedang," kata Dimas Covas, direktur Butantan Institute yang bermitra dengan Sinovac, dikutip dari Bloomberg.


Meski kemanjuran vaksin Corona Sinovac kurang dari 95 persen, tak seperti vaksin COVID-19 mRNA Pfizer dan Moderna, vaksin ini bisa disimpan dalam suhu lemari es normal. Otorisasi penggunaan darurat tengah diajukan ke regulator Brasil, Anvisa, pada hari Jumat.


Anvisa, memiliki waktu sekitar 10 hari untuk menganalisis permintaan izin penggunaan darurat vaksin Corona Sinovac. Covas mengatakan ada 218 relawan terinfeksi COVID-19 dari 13.000 relawan. Lebih dari 160 kasus terjadi di antara peserta yang menerima plasebo dan sisanya pada relawan yang divaksinasi.


Para pejabat menolak memberi rincian studi hasil akhir uji coba vaksinSinovac lebih detail, mereka juga tidak menentukan kapan dokumentasi lengkap akan dipublikasikan. Uji coba CoronaVac di Brasil melibatkan sukarelawan lansia, populasi yang sangat rentan.


Covas mengatakan CoronaVac telah sepenuhnya mencegah kasus COVID-19 yang parah di antara kelompok yang divaksinasi, termasuk orang tua. "Tak satu pun dari mereka yang menerima vaksin menjadi cukup sakit sehingga membutuhkan rawat inap," tegas Covas, dikutip dari Reuters.


Namun, terkait hasil efektivitas yang dihitung para peneliti Brasil, masih belum dijelaskan lebih rinci.


Cara kerja vaksin Sinovac

Seperti beberapa vaksin lainnya, CoronaVac diberikan dalam dua suntikan, dengan jarak 14 hari. "Butantan sedang mempertimbangkan untuk memberi jarak sebanyak 28 hari untuk mendapatkan lebih banyak orang di suntikan pertama mereka dengan cepat," kata Covas.


Gubernur Sao Paulo Joao Doria sedang mencoba untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 akibat lonjakan kasus yang dihadapi Brasil. Hampir 11 juta dosis vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, telah dikirim ke Brasil.


Vaksinasi COVID-19 di Brasil rencananya dimulai pada 25 Januari. Sebelumnya, para peneliti di Brasil menunda merilis data lengkap tentang CoronaVac pada akhir Desember, hanya mengatakan bahwa efektivitas lebih dari 50 persen efektif.


Sekretaris Kesehatan negara bagian Sao Paulo Jean Gorinchteyn kemudian mengatakan vaksin Corona tersebut tidak mencapai kemanjuran 90 persen. Sementara di Turki, efektivitas disebut mencapai 91,25 persen, meskipun itu hanya didasarkan pada 29 kasus.

https://movieon28.com/movies/moms-friend-2/


CEO Moderna Sebut Vaksinnya Kemungkinan Efektif Hingga 2 Tahun


CEO perusahaan bioteknologi Moderna di Massachusetts Stephane Bancel mengatakan, vaksin Corona yang dikembangkannya itu kemungkinan bisa melindungi orang-orang dari COVID-19 hingga dua tahun lamanya.

Namun, masih diperlukan banyak penelitian untuk menguji berapa lama pastinya vaksinnya tersebut bisa mencegah virus Corona. Menurut Bancel, skenario buruk yang mengatakan vaksin hanya bisa bekerja selama 1-2 bulan saja sudah tidak terlihat lagi.


"Peluruhan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin pada manusia menurun dengan sangat lambat," ujarnya pada sebuah acara yang dikutip dari New York Post, Jumat (8/1/2021).


"Kami yakin akan ada perlindungan potensial selama beberapa tahun," lanjut Bancel.


Bancel juga mengatakan, vaksin Moderna yang dikembangkannya itu hampir membuktikan bisa bekerja melawan varian virus Corona baru yang muncul di Inggris dan Afrika Selatan, yang diyakini sangat cepat menular.


Beberapa bulan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga telah memberikan izin penggunaan darurat pada vaksin Moderna. Hal ini menyusul vaksin Pfizer-BioNTech yang juga sudah diberikan izin serupa lebih dulu.


Pejabat FDA mengakui, uji klinis yang dilakukan Moderna pada 30.000 orang masih belum bisa menghasilkan cukup data untuk menentukan apakah vaksin itu akan tetap efektif selama lebih dari dua bulan.


"Perusahaan yang ingin mendapatkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 harus melanjutkan penelitian mereka untuk menilai keamanan dan kemanjuran dalam jangka panjang," kata FDA.

https://movieon28.com/movies/an-affair-my-friends-mom/