Rabu, 13 Januari 2021

Tak Ikut Suntik di Istana, dr Tirta Divaksin di Sleman 14 Januari

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama di Indonesia yang diberi suntikan vaksin COVID-19. Sejumlah influencer sedianya ikut menjalani penyuntikan perdana tersebut, termasuk dr Tirta Mandira Hudhi.

Dalam daftar yang sempat beredar, nama dr Tirta termasuk salah satu penerima vaksin perdana bersama beberapa pesohor lainnya. Termasuk di antaranya, Raffi Ahmad dan Bunga Citra Lestari.


Namun, pada saat proses vaksinasi yang disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dr Tirta tidak terlihat dalam proses vaksinasi di Istana.


"Saya 14 Januari (vaksinasi). Nggak mau di Istana. Masih banyak yang lebih pantas di sana," kata dr Tirta saat dihubungi detikcom, Rabu (13/1/2021).


"Saya memilih vaksin di daerah Sleman. Karena saya relawan lapangan," tambahnya.


Hal yang sama juga sempat ia utarakan di media sosialnya. dr Tirta mengakui banyak yang menanyakan perihal alasan tak ikut vaksinasi di Istana dan lebih memilih di Sleman, DI Yogyakarta.


dr Tirta sendiri melihat proses vaksinasi perdana lewat tayangan live yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden. Dengan dimulainya program vaksinasi ini, ia berharap masyarakat percaya dan berani disuntik.


"Abaikan hoax. Sinovac itu efikasi 65,3 persen, di atas WHO. Dan safetynya bagus," pungkas dr Tirta.

https://movieon28.com/movies/calla-lily/


Penyuntikan Sudah Dimulai, Ini Deretan Efek Samping Vaksin COVID-19


Hari ini Presiden Jokowi menjalani vaksinasi COVID-19 di Istana Kepresidenan. Jokowi akan menerima suntikan pertama CoronaVac dari Sinovac, vaksin Corona berbasis inactivated virus.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BOM) baru-baru ini mengumumkan hasil uji klinis vaksin tersebut. Terungkap, ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah penyuntikan. Di antaranya:


Efek samping lokal:

nyeri

indurasi atau iritasi

kemerahan

pembengkakan

Efek samping sistemik:

myalgia atau nyeri otot

fatigue atau kelelahan

demam.

Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, berbagai efek samping tersebut dikategorikan ringan-sedang. Selain itu, efek samping juga tidak berbahaya dan bisa pulih kembali.


Sementara dikutip dari Health Shots, berikut tiga efek samping vaksin COVID-19 yang teramati sejauh ini pada pemberian vaksin COVID-19 berbasis mRNA, seperti yang diproduksi Pfizer dan Moderna.


1. Nyeri pada area suntikan

Efek samping vaksin COVID-19 yang pertama adalah nyeri pada area suntikan. Vaksin Corona akan diberikan dalam dua dosis selang tiga minggu.


Berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan dari 37.586 peserta yang mendaftar dalam uji klinis tahap 3, 18.801 peserta menerima vaksin, sementara 18.785 peserta telah menerima plasebo, efek samping yang paling sering dilaporkan orang setelah divaksin adalah reaksi di tempat penyuntikan.


Namun, beberapa dari peserta melaporkan adanya demam, kemerahan, hingga ada pembengkakan ringan di area bekas suntikan.


Dalam beberapa kasus ini, orang akan merasa agak sulit untuk menggerakkan lengan karena sakit.

https://movieon28.com/movies/cinderella-2/

DKI Rekor 3.000! Ini Sebaran 11.278 Kasus Corona Indonesia 13 Januari

 Pemerintah melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada Rabu (13/1/2021). Ada penambahan 11.278 kasus, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 858.043 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 3.476 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 1.755 kasus dan Jawa Tengah sebanyak 1.475 kasus baru per 13 Januari.


Detail perkembangan virus Corona Rabu (13/1/2021), adalah sebagai berikut:


Kasus positif bertambah 11.278 menjadi 858.043

Pasien sembuh bertambah 7.657 menjadi 703.464

Pasien meninggal bertambah 306 menjadi 24.951

Tercatat sebanyak 71.689 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 59.667.


Sebaran 11.278 kasus baru Corona di Indonesia pada Rabu (13/1/2021).


DKI Jakarta: 3.476 kasus

Jawa Barat: 1.755 kasus

Jawa Tengah: 1.475 kasus

Jawa Timur: 815 kasus

Sulawesi Selatan: 648 kasus

Kalimantan Timur: 507 kasus

DI Yogyakarta: 319 kasus

Bali: 268 kasus

Banten: 185 kasus

Nusa Tenggara Timur: 171 kasus

Sumatera Barat: 170 kasus

Riau: 138 kasus

Kalimantan Utara: 134 kasus

Sulawesi Tengah: 113 kasus

Lampung: 108 kasus

Sumatera Utara: 96 kasus

Sulawesi utara: 94 kasus

Sulawesi Tenggara: 91 kasus

Bangka Belitung: 88 kasus

Sumatera Selatan: 80 kasus

Jambi: 78 kasus

Kalimantan Tengah: 74 kasus

Kalimantan Selatan: 69 kasus

Papua: 61 kasus

Maluku Utara: 54 kasus

Bengkulu: 51 kasus

Nusa Tenggara Barat: 33 kasus

Kalimantan Barat: 33 kasus

Kepulauan Riau: 28 kasus

Aceh: 24 kasus

Papua Barat: 24 kasus

Sulawesi Barat: 18 kasus.

https://movieon28.com/movies/love-and-faith/


Tak Ikut Suntik di Istana, dr Tirta Divaksin di Sleman 14 Januari


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama di Indonesia yang diberi suntikan vaksin COVID-19. Sejumlah influencer sedianya ikut menjalani penyuntikan perdana tersebut, termasuk dr Tirta Mandira Hudhi.

Dalam daftar yang sempat beredar, nama dr Tirta termasuk salah satu penerima vaksin perdana bersama beberapa pesohor lainnya. Termasuk di antaranya, Raffi Ahmad dan Bunga Citra Lestari.


Namun, pada saat proses vaksinasi yang disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dr Tirta tidak terlihat dalam proses vaksinasi di Istana.


"Saya 14 Januari (vaksinasi). Nggak mau di Istana. Masih banyak yang lebih pantas di sana," kata dr Tirta saat dihubungi detikcom, Rabu (13/1/2021).


"Saya memilih vaksin di daerah Sleman. Karena saya relawan lapangan," tambahnya.


Hal yang sama juga sempat ia utarakan di media sosialnya. dr Tirta mengakui banyak yang menanyakan perihal alasan tak ikut vaksinasi di Istana dan lebih memilih di Sleman, DI Yogyakarta.


dr Tirta sendiri melihat proses vaksinasi perdana lewat tayangan live yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden. Dengan dimulainya program vaksinasi ini, ia berharap masyarakat percaya dan berani disuntik.


"Abaikan hoax. Sinovac itu efikasi 65,3 persen, di atas WHO. Dan safetynya bagus," pungkas dr Tirta.

https://movieon28.com/movies/lily-kat/