Senin, 18 Januari 2021

CDC Prediksi Varian Corona Baru B117 Akan Mendominasi pada Maret 2021

 Varian Corona baru B117 yang pertama terdeteksi di Inggris menyebar luas. Sebagian negara sudah melaporkan kemunculan varian ini, termasuk di antaranya Malaysia dan Singapura.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memprediksi B117 akan jadi varian yang dominan, setidaknya di Amerika Serikat (AS), pada Maret 2021. Ini karena varian tersebut bersifat lebih mudah menular sehingga kasusnya meningkat dengan pesat.


"Dalam model kami prevalensi B117 awalnya rendah. Tapi karena lebih mudah menular daripada varian yang ada sekarang, varian B117 ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat di awal 2021 dan menjadi varian yang dominan di bulan Maret," tulis tim CDC seperti dikutip dari CNN, Senin (18/1/2021).


Ketua tim bidang molekuler CDC, Dr Gregory Armstrong, menjelaskan ini artinya perlu upaya yang lebih keras untuk mengendalikan penyebaran virus COVID-19. Kasus dapat ditekan bila masyarakat dapat semakin disiplin dan proses vaksinasi dengan cakupan yang luas berjalan lancar.


"Bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa," kata Gregory.


"Meski ada kemungkinan besar proporsi varian B117 menjadi semakin banyak, bila orang-orang bisa semakin disiplin terhadap protokol kesehatan maka angka kasusnya tidak harus meningkat," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/warlock-iii-the-end-of-innocence/


Update Kondisi Terkini RSD Wisma Atlet, Hunian Capai 82,73 Persen


Koordinator RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono, SpS, membeberkan update mengenai RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Disebutkan, saat ini hunian pasien Corona di RSD Wisma Atlet mencapai 82,73 persen.

"Jadi pasien kami saat ini ada 4.959 orang, dari bed yang kita siapkan ada 5.994, jadi sekarang sisa 1.035 bed yang tersedia," papar jelas dr Tugas dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB, Senin (18/1/2021).


"Ini terdiri dari yang bergejala ringan dan bergejala sedang, bahkan ada yang bergejala berat tentunya ini kita persiapkan untuk kita rujuk ke RS COVID di DKI," tambahnya.


dr Tugas menjelaskan, bahwa untuk merujuk pasien COVID-19 ke RS COVID di DKI saat ini tidak mudah. Tetapi saat ini RS Wisma Atlet sudah menyiapkan ruangan ICU (Intensive Care Unit) transisi sampai 20 bed, HCU (High Care Unit) sekitar 27 bed, kemudian ruang NICU (Neonatus Inteneive Care Unit) 94 bed untuk di IGD.


Bertambahnya pasien Corona yang dirawat juga berpengaruh terhadap tenaga kesehatan. dr Tugas menambahkan, rencananya akan ada penambahan 400 perawat.


"Namun memang saat ini tidak mudah, jadi mulai banyak yang bergejala berat kita rawat di sana dan kita sudah siapkan ada ICU transisi sampai ke 20 bed nantinya, HCU ada 27 bed kemudian, NICU 94 bed di IGD (Instalasi Gawat Darurat)," jelasnya.


"Saat ini, hampir 8 hari sekali kita tambahkan perawat, hari ini kalau tidak salah datang 180 perawat. Kemudian, dokternya kita tambahkan, tenaga non-medis juga kita tambahkan, tenaga farmasi dan lab kita tambah," lanjutnya.


Selain itu, tenaga untuk membersihkan limbah juga ditambah, karena penambahan pasien yang cukup banyak menghasilkan lebih banyak limbah medis.

https://cinemamovie28.com/movies/the-bed/

Catat! Ini Dosis Vaksin Sinovac yang Mulai Disuntikkan di Indonesia

 Sejak 13 Januari 2021 lalu, Indonesia sudah mulai melakukan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Corona Sinovac. Indonesia saat ini sudah memiliki 3 juta dosis vaksin Sinovac dan sudah didistribusikan ke 34 provinsi.

Dalam petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan vaksinasi dalam penanggulangan pandemi COVID-19 tersebut menjelaskan tata cara dan teknis pemberian vaksin. Salah satunya terkait dosis vaksin yang akan diberikan pada masyarakat dalam program vaksinasi.


"Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan untuk setiap jenis vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular (injeksi/suntikan) di bagian lengan kiri atas dengan menggunakan alat suntik sekali pakai (Auto Disable Syringes/ADS)," tulis edaran Kemenkes yang ditetapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes.


Di dalamnya dijelaskan dosis vaksin Sinovac yang mulai diberikan sejak 13 Januari lalu. Selain dosis untuk vaksin Sinovac, dosis untuk vaksin Corona lainnya seperti Pfizer, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Novavax juga sudah diatur dalam panduan tersebut.


Berdasarkan juknis vaksinasi tersebut, dijabarkan bahwa vaksin Corona akan diberikan sebanyak dua kali dalam rentan jarak penyuntikan selama 14 hingga 28 hari. Terkait dosisnya, rata-rata berkisar antara 0,3 sampai 0,5 mililiter (ml).


Berikut dosis pemberian vaksin Corona untuk setiap jenis vaksin yang detikcom kutip dari juknis Kementerian Kesehatan.


Vaksin Sinovac disuntikkan sebanyak dua kali dalam rentan jarak penyuntikan selama 14 hari. Dosis vaksin Sinovac yang diberikan dalam sekali suntik sebesar 0,5 ml.

Vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 21 hari. Jumlah dosis vaksin Sinopharm yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin AstraZeneca disuntikkan antara 1-2 kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari (jika diberikan dua suntikan). Dosis yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Novavax disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentang jarak penyuntikan selama 21 hari. Dosis vaksin yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Moderna disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari. Jumlah dosis yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

Vaksin Pfizer-BioNTech disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari. Dosis vaksin Pfizer yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.

https://cinemamovie28.com/movies/jennifers-body/


CDC Prediksi Varian Corona Baru B117 Akan Mendominasi pada Maret 2021


Varian Corona baru B117 yang pertama terdeteksi di Inggris menyebar luas. Sebagian negara sudah melaporkan kemunculan varian ini, termasuk di antaranya Malaysia dan Singapura.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memprediksi B117 akan jadi varian yang dominan, setidaknya di Amerika Serikat (AS), pada Maret 2021. Ini karena varian tersebut bersifat lebih mudah menular sehingga kasusnya meningkat dengan pesat.


"Dalam model kami prevalensi B117 awalnya rendah. Tapi karena lebih mudah menular daripada varian yang ada sekarang, varian B117 ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat di awal 2021 dan menjadi varian yang dominan di bulan Maret," tulis tim CDC seperti dikutip dari CNN, Senin (18/1/2021).


Ketua tim bidang molekuler CDC, Dr Gregory Armstrong, menjelaskan ini artinya perlu upaya yang lebih keras untuk mengendalikan penyebaran virus COVID-19. Kasus dapat ditekan bila masyarakat dapat semakin disiplin dan proses vaksinasi dengan cakupan yang luas berjalan lancar.


"Bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa," kata Gregory.


"Meski ada kemungkinan besar proporsi varian B117 menjadi semakin banyak, bila orang-orang bisa semakin disiplin terhadap protokol kesehatan maka angka kasusnya tidak harus meningkat," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/the-call/