Selasa, 19 Januari 2021

Obat Gaptek: Perlukah Beralih dari WhatsApp ke Telegram atau Signal?

 Belum lama ini WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru yang memicu kehebohan dua miliar penggunanya. Imbasnya banyak pengguna yang kemudian kabur ke Telegram dan Signal karena khawatir soal privasinya.

Setelah timbul kegaduhan, WhatsApp mengeluarkan klarifikasi kalau kebijakan baru tersebut hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.


Tapi klarifikasi tersebut tidak jua meredam kehebohan yang terjadi. Ditambah lagi kompetitornya langsung agresif merayu para pengguna WhatsApp untuk migrasi ke platform mereka.


Tak ingin penggunanya berpaling ke lain hati, WhatsApp akhirnya memutuskan untuk menunda pemberlakuan kebijakan baru hingga Mei mendatang. Sayangnya banyak pihak menilai hal tersebut tidak akan membendung arus perpindahan.


Menjadi pertanyaan perlukah kita ikut-ikutan beralih dari WhatsApp ke Telegram atau Signal? Nah ini yang menjadi topik pembahasan di podcast Obat Gaptek bersama pengamat keamanan cyber Alfons Tanujaya. Detikers bisa menyimak obrolannya berikut ini:

https://movieon28.com/movies/lusty-tales-of-married-women/


Samsung Galaxy S21 5G, Body Compact Tapi Gahar


Smartphone dengan layar yang lapang memang bikin lega pandangan, tapi masih banyak yang ingin perangkat compact agar nyaman digenggam dan mudah dimasukan dalam saku. Nah kalau kamu salah satunya dan tengah mencari smartphone baru maka Samsung Galaxy S21 5G wajib dilirik.

Smartphone keluaran terbaru dari Samsung ini membawa bodi yang sangat compact. Menariknya lagi, spesifikasinya dibuat gahar sehingga bisa menjawab segala kebutuhan kamu.


Punya dimensi 71,2 x 151,7 x 7,9 mm, ketika berada di tangan bisa erat digenggam. Mengoperasikannya dengan satu tangan begitu mudah. Jari begitu mudah menjangkau seluruh sudut layar. Galaxy S21 5G begitu mudah masuk dalam saku celana jeans. Karena bobotnya cuma 171 gram, begitu ringan.


Smartphone ini juga menarik dari segi tampilannya. Itu berkat penerapan housing kamera Contour Cut baru yang ikonik serta menyatu dengan mulus ke dalam bingkai logam perangkat untuk tampilan yang ramping. Berpadu dengan bagian belakangnya yang diberikan sentuhan akhir haze yang mewah untuk tampilan dan nuansa yang sophisticated.


Empat varian warna disajikan Samsung, semuanya siap mendukung style kamu. Ada Phantom Violet, Phantom Gray, Phantom Pink dan Phantom White.


Seperti diutarakan di muka, Samsung memodali Galaxy S21 5G spesifikasi yang gahar. Kita bahas mulai dari layarnya.


Samsung menggunakan panel Dynamic AMOLED 2X yang menyajikan warna memukau. Bentangannya 6,2 inch dengan resolusi Full HD+.


Galaxy S21 5G mendukung refresh rate 120Hz. Dijamin saat scrolling halaman atau bermain game, layar begitu smooth.


Empat kamera terpasang di smartphone ini. Ada tiga berada di belakang, satu lagi di punch hole pada layar bagian atas.


Kamera belakang terdiri 12 MP Ultra Wide, 12 MP Wide-angle dan 64 MP Telephoto. Sementara kamera depannya 10 MP.


Samsung memberikan banyak fitur menarik pada kamera Galaxy S21 5G ini. Ada Director's View yang memungkinkan kamu melihat, beralih, dan memilih bidikan dari semua kamera untuk menceritakan kisah terbaik.

https://movieon28.com/movies/love-chain/

Pria Ini Buang Hardisk Berisi Bitcoin Senilai Rp 3,9 T

 Harga Bitcoin sedang tinggi-tingginya, tembus USD 37 ribu dan mereka yang punya kaya raya. Tapi sungguh malang bagi pria asal Wales ini, dia tidak sengaja membuang hardisk berisi banyak bitcoin dan usahanya untuk menemukannya masih menemui jalan buntu.

Namanya James Howells, seorang pakar IT berusia 35 tahun. Ia berkisah bahwa antara Juni sampai Agustus 2013, ia menyimpan 7.500 bitcoin di hardisk yang ia tambang selama beberapa tahun sebelumnya. Kala itu, Bitcoin belum seheboh sekarang.


Nah, saat bersih-bersih rumah pada tahun itu, hardisk itu secara tak sengaja ikut terbuang. Penyebabnya, James punya dua hardisk yang identik, dan malah membuang hardisk yang berisi bitcoin. Dengan harga saat ini, bitcoin itu senilai USD 280 juta atau di kisaran Rp 3.9 triliun.


Sampai sekarang, hardisk itu belum ketemu. Walau demikian, Howells yakin bitcoin di dalamnya masih aman. Bagian luar hardisk mungkin sudah rusak, tapi bagian dalamnya ia percaya masih utuh.


"Ada peluang bagus bahwa piringannya di dalam drive masih utuh. Pakar pemulihan data Bitcoin bisa saja membaca datanya kembali dari situ," katanya, seperti dikutip detikINET dari CNBC.


Saat ini, ia berusaha mencari di tempat pembuangan sampah yang ia yakini dulu merupakan tempat hardisk itu dibuang. Untuk itu, ia berharap mendapatkan izin dari otoritas karena TPA itu tidak terbuka untuk umum dan memasukinya merupakan pelanggaran hukum.


Jika diizinkan, Howells berjanji akan mendonasikan 25% dari nilai seluruh bitcoin itu, atau sekitar USD 70 juta pada dewan kota untuk membantu penanganan virus Corona. Sedangkan untuk pencarian, ia akan melakukannya dengan usaha sendiri.


Namun penawaran itu ditlak oleh dewan kota karena alasan bisa merusak lingkungan. "Mereka menolak tanpa mendengar rencana kami soal mitigasi terkait lingkungan," klaim Howells.


Juru bicara dewan kota membenarkan bahwa sejak tahun 2013, Howells sudah sering menghubungi mereka untuk mencari hardisk bersangkutan tapi memang tidak diizinkan. Maka mendapatkan kembali Bitcoin melimpah itu masih sebatas mimpi bagi Howells.


"Kami telah memberitahu Mr Howells beberapa kali bahwa penggalian tidak memungkinkan di bawah izin lisensi dan penggalian akan membuat masalah besar di lingkungan sekitar," kata dia.

https://movieon28.com/movies/a-flirty-husband/


Obat Gaptek: Perlukah Beralih dari WhatsApp ke Telegram atau Signal?


 Belum lama ini WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru yang memicu kehebohan dua miliar penggunanya. Imbasnya banyak pengguna yang kemudian kabur ke Telegram dan Signal karena khawatir soal privasinya.

Setelah timbul kegaduhan, WhatsApp mengeluarkan klarifikasi kalau kebijakan baru tersebut hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.


Tapi klarifikasi tersebut tidak jua meredam kehebohan yang terjadi. Ditambah lagi kompetitornya langsung agresif merayu para pengguna WhatsApp untuk migrasi ke platform mereka.


Tak ingin penggunanya berpaling ke lain hati, WhatsApp akhirnya memutuskan untuk menunda pemberlakuan kebijakan baru hingga Mei mendatang. Sayangnya banyak pihak menilai hal tersebut tidak akan membendung arus perpindahan.


Menjadi pertanyaan perlukah kita ikut-ikutan beralih dari WhatsApp ke Telegram atau Signal? Nah ini yang menjadi topik pembahasan di podcast Obat Gaptek bersama pengamat keamanan cyber Alfons Tanujaya. Detikers bisa menyimak obrolannya berikut ini:

https://movieon28.com/movies/my-sister-in-law-is-my-girl/