Sabtu, 30 Januari 2021

Data Pengguna WhatsApp Web Dilaporkan Bocor

 Nampaknya tahun ini menjadi tahun ujian untuk WhatsApp di mana perusahaan besar tersebut mengalami beberapa krisis. Yang terbaru adalah disebut-sebut data pengguna WhatsApp Web bocor dalam pencarian di Google. Waduh!

WhatsApp diduga kebobolan data nomor telepon pengguna WhatsApp Web di Google Search melalui pengindeksan. Beberapa hari yang lalu dilaporkan bahwa grup WhatsApp telah muncul di Google Search, yang berarti siapa saja dapat menemukan grup tersebut dan bergabung dengan mencari grup tersebut di pencarian Google.


Menurut peneliti keamanan Rajshekhar Rajaria, nomor telepon pengguna WhatsApp Web dipastikan memang muncul di Google Search. Seperti diketahui, WhatsApp adalah aplikasi seluler namun aplikasinya juga dapat digunakan di laptop dan PC.


"Kebocoran terjadi melalui WhatsApp Web. Jika seseorang menggunakan WhatsApp di laptop atau di PC kantor, nomor ponsel diindeks di Google Search. Ini adalah nomor ponsel pengguna individu, bukan nomor bisnis," kata Rajaharia kepada IANS.


Dia juga membagikan beberapa tangkapan layar dengan publikasi. Kabar ini tentunya mengkhawatirkan terutama bagi banyak profesional yang mengakses WhatsApp dari laptop dan PC mereka.


"Meskipun WhatsApp menyarankan pengguna dan memberitahu Google untuk menghapus tautan obrolan grup yang terungkap sebelumnya, nomor ponsel melalui aplikasi WhatsApp Web sekarang diindeks di Google Search," kata Rajaharia dalam sebuah pernyataan.


Akan tetapi, dengan segera WhatsApp menyadari kerentanan tersebut dan mengeluarkan pernyataan.


"Sejak Maret 2020, WhatsApp telah menyertakan tag 'no index' pada semua halaman deep link yang menurut Google akan mengecualikannya dari pengindeksan. Kami telah memberikan tanggapan kami kepada Google untuk tidak mengindeks obrolan ini. Sebagai pengingat, setiap kali seseorang bergabung dengan grup, setiap orang di grup itu menerima pemberitahuan dan admin dapat mencabut atau mengubah tautan undangan grup kapan saja," jelas WhatsApp.


"Seperti semua konten yang dibagikan di saluran publik yang dapat dicari, tautan undangan yang diposting secara publik di internet dapat ditemukan oleh pengguna WhatsApp lainnya. Tautan yang ingin dibagikan oleh pengguna secara pribadi dengan orang yang mereka kenal dan percaya tidak boleh diposting di situs web yang dapat diakses publik," sambung pernyataan tersebut.


Masalah serupa muncul pada November 2019. Obrolan Grup telah muncul di Google Search. Namun, masalah tersebut dilaporkan oleh peneliti keamanan ke Facebook dan telah diselesaikan. Demikian dikutip dari India Today, Jumat (29/1/2021).

https://nonton08.com/movies/howl/


iPod Lawas Ini Bisa Streaming Spotify


Masih ingat dengan iPod? sebuah perangkat pemutar musik populer yang kini sudah dihentikan produksinya oleh Apple. Meski demikian, ada pengguna yang masih menggunakan iPod bahkan mengopreknya dan mengupgradenya lebih canggih.

Dia adalah Guy Dupont yang berhasil mengoprek iPod Classic generasi ke-4 dan berhasil untuk memutar aplikasi musik Spotify.


Namun bukan perkara mudah mengingat pada model tersebut, Dupont tidak memiliki cara untuk menyambung ke internet melalui WiFi, jadi pada dasarnya dia harus membuat ulang perangkat tersebut agar dapat mengakses Spotify.


"SPot" yang dihasilkan memiliki fitur konektivitas WiFi dan Bluetooth, yang memungkinkannya untuk terhubung ke speaker dan headphone nirkabel, selain layar berwarna dan baterai 1.000mAh.


Dia kemudian mengganti semua bagian di dalamnya dengan Raspberry Pi Zero W yang berhasil ia temui dengan roda klik.


Ada juga motor yang menciptakan umpan balik haptik saat menggunakan roda klik. Untuk mengisi daya perangkat, ada port Micro-USB. Meskipun kami lebih suka koneksi USB-C, Micro-USB jelas merupakan peningkatan dari konektor 30-pin Apple.


Dilansir detiKINET dari Engadget, Jumat (29/1/2021) untuk mengoprek ini Dupont mengeluarkan biaya untuk komponennya kurang dari USD 100 di mana biaya paling mahal adalah layar warna seharga USD 40. Ia mengganti layar asli iPod (model generasi ke-4 adalah yang terakhir dikirimkan dengan layar monokromatik).


Salah satu alasan mengapa harganya sangat mahal adalah karena sebagian besar produsen tidak lagi membuat layar sekecil itu karena layar ponsel cerdas terkecil pun lebih besar daripada apa pun yang disertakan dengan iPod roda klik.


Fakta bahwa perangkat ini bekerja dengan sangat baik menunjukkan sedikit keberuntungan. Dupont menemukan artikel Hackaday yang sudah berusia satu dekade. Pada artikel tersebut dijelaskan secara rinci bagaimana salah satu konektor di dalam iPod bekerja. Itu memungkinkannya membuat roda klik berfungsi baik dengan semua komponen lainnya.

https://nonton08.com/movies/criminal/

Samsung Masih Rajai Pasar Ponsel Dunia, Huawei Makin Keok

 Samsung masih merajai pasar ponsel dunia dalam hal jumlah ponsel yang dikapalkan sepanjang tahun 2020. Sementara itu pengapalan ponsel Huawei di tahun 2020 menurun drastis jika dibandingkan tahun 2019.

Berdasarkan data terbaru dari perusahaan analisis Counterpoint Research dan Canalys, Samsung berada di posisi pertama setelah mengapalkan 255 juta unit ponsel sepanjang tahun 2020.


Meski masih menjadi penguasa pasar ponsel global, Samsung mulai kehilangan pangsa pasarnya. Laporan Counterpoint dan Canalys menemukan pengapalan ponsel Samsung di tahun 2020 turun 14% jika dibandingkan tahun 2019, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (29/1/2021).


Jarak antara Samsung dengan Apple yang berada di posisi kedua masih cukup jauh, sekitar 50 juta unit. Tapi celah antara keduanya makin menipis kompetisi yang makin dengan Apple di pasar ponsel flagship, dan dari vendor China di pasar midrange.


Bicara soal vendor China, Huawei yang pada tahun 2019 berada di posisi kedua kini telah digusur oleh Apple. Sanksi dagang dari Amerika Serikat sepertinya berdampak sangat besar bagi Huawei karena pengapalan ponsel mereka di tahun 2020 turun 21% dibandingkan tahun sebelumnya, berdasarkan laporan Counterpoint.


Sementara itu Canalys melaporkan Huawei tidak lagi masuk dalam peringkat lima besar vendor ponsel terbesar di dunia pada kuartal keempat 2020. Ini pertama kalinya dalam enam tahun Huawei tidak masuk dalam lima besar.


Tapi Huawei masih berhasil mengakhiri tahun 2020 secara keseluruhan di peringkat ketiga berkat penjualan di pasar China yang masih kuat. Tapi jumlah ini masih digabungkan dengan penjualan ponsel Honor yang kini sudah dilepas oleh Huawei.


Sementara itu, vendor ponsel asal China lainnya memanfaatkan masalah Huawei untuk memperbesar pangsa pasarnya. Seperti Xiaomi yang mengapalkan 145,8 juta unit ponsel pada tahun 2020, naik 17% dibandingkan tahun 2019.


Tapi vendor dengan pertumbuhan paling pesat di tahun 2020 adalah Realme. Berdasarkan laporan Counterpoint, Realme mengapalkan 65% lebih banyak ponsel dibandingkan tahun 2019.


Sementara Apple yang kini berada di posisi kedua mengalami pertumbuhan year-over-year yang cukup minor. Counterpoint mengatakan pertumbuhan penjualan Apple sebesar 3%, sedangkan Canalys mencatat pertumbuhan sebesar 5%.


Secara keseluruhan, pasar ponsel global di tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Counterpoint, hal ini disebabkan oleh pandemi dan lockdown, tapi pengapalan ponsel mulai pulih di paruh kedua tahun 2020.

https://nonton08.com/movies/awaken/


Data Pengguna WhatsApp Web Dilaporkan Bocor


Nampaknya tahun ini menjadi tahun ujian untuk WhatsApp di mana perusahaan besar tersebut mengalami beberapa krisis. Yang terbaru adalah disebut-sebut data pengguna WhatsApp Web bocor dalam pencarian di Google. Waduh!

WhatsApp diduga kebobolan data nomor telepon pengguna WhatsApp Web di Google Search melalui pengindeksan. Beberapa hari yang lalu dilaporkan bahwa grup WhatsApp telah muncul di Google Search, yang berarti siapa saja dapat menemukan grup tersebut dan bergabung dengan mencari grup tersebut di pencarian Google.


Menurut peneliti keamanan Rajshekhar Rajaria, nomor telepon pengguna WhatsApp Web dipastikan memang muncul di Google Search. Seperti diketahui, WhatsApp adalah aplikasi seluler namun aplikasinya juga dapat digunakan di laptop dan PC.


"Kebocoran terjadi melalui WhatsApp Web. Jika seseorang menggunakan WhatsApp di laptop atau di PC kantor, nomor ponsel diindeks di Google Search. Ini adalah nomor ponsel pengguna individu, bukan nomor bisnis," kata Rajaharia kepada IANS.


Dia juga membagikan beberapa tangkapan layar dengan publikasi. Kabar ini tentunya mengkhawatirkan terutama bagi banyak profesional yang mengakses WhatsApp dari laptop dan PC mereka.


"Meskipun WhatsApp menyarankan pengguna dan memberitahu Google untuk menghapus tautan obrolan grup yang terungkap sebelumnya, nomor ponsel melalui aplikasi WhatsApp Web sekarang diindeks di Google Search," kata Rajaharia dalam sebuah pernyataan.


Akan tetapi, dengan segera WhatsApp menyadari kerentanan tersebut dan mengeluarkan pernyataan.

https://nonton08.com/movies/female-boss-hooker/