Jumat, 05 Februari 2021

Jokowi Pantau Proses Vaksinasi COVID-19 Massal Ribuan Nakes DKI Jakarta

 Sebanyak 6.000 tenaga kesehatan (nakes) di DKI Jakarta hari ini, Kamis (4/2/2021), ditargetkan menjalani vaksinasi COVID-19 massal. Menurut laporan Sekretariat Presiden, program vaksinasi ini sudah berjalan sejak pukul 08.30 WIB di Istora Senayan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditemani Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir memantau kelancaran proses vaksinasi.


"Pak Jokowi meminta agar volume hingga waktu vaksinasinya lebih ditingkatkan, menargetkan program vaksinasi COVID-19 selesai sebelum akhir 2021," ujar laporan Sekretariat Presiden seperti dikutip pada Kamis (4/2/2021).


"Pemerintah sudah memesan 426 juta dosis vaksin dari empat perusahaan. Menyiapkan 30 ribu vaksinator, 10 ribu puskesmas, dan 3.000 rumah sakit yang akan mendukung vaksinasi kepada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia," lanjutnya.


Nakes yang mengikuti vaksinasi massal harus memenuhi syarat mulai dari masih aktif bekerja di fasilitas kesehatan, belum pernah terinfeksi COVID-19, berlum pernah divaksinasi, berusia 18-59 tahun, hingga lolos pemeriksaan kesehatan di lokasi.

https://nonton08.com/movies/our-times/


4 Hal yang Memperparah Kondisi Saat Terpapar COVID-19 hingga Berisiko Kritis


Meski umumnya banyak orang terpapar COVID-19 memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, beberapa dari mereka mengidap gejala COVID-19 berat hingga berakhir kritis.

Beberapa hal yang menjadi pemicunya termasuk penyakit penyerta hingga adanya komplikasi. Para ilmuwan mengidentifikasi pasien Corona yang mengidap gejala COVID-19 buruk.


Hal ini dikarenakan penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Washington St Louis menyebut masih banyak dokter sulit memprediksi pasien rawat inap yang berisiko mengalami komplikasi serius hingga kematian.


"Salah satu aspek paling menjengkelkan dari pandemi COVID-19 adalah ketidakmampuan dokter untuk memprediksi pasien yang baru dirawat di RS yang akan mengembangkan penyakit parah, termasuk komplikasi yang memerlukan pemasangan selang pernapasan, dialisis ginjal, atau lainnya. perawatan intensif," beber para peneliti.


Meskipun usia dan riwayat medis disebut dapat membantu memprediksi tingkat risiko COVID-19, ada beberapa kasus saat pasien tampaknya tidak berisiko tinggi COVID-19 tetapi berakhir mengidap gejala COVID-19 berat hingga meninggal.


Berikut beberapa temuan studi terkait peningkatan keparahan risiko infeksi COVID-19, dikutip dari Times of India.


Sleep apnea

Studi baru yang dimuat BMJ Open Respiratory Research mengungkapkan ada banyak penyakit penyerta yang berisiko memicu komplikasi COVID-19. Namun, sleep apnea disebutkan memiliki risiko tinggi terkena komplikasi COVID-19.


Peneliti menemukan 21 persen pasien yang mengidap COVID-19 parah memiliki kondisi obstructive sleep apnea (OSA).


Golongan darah A

Penelitian juga menemukan tipe golongan darah dapat menunjukkan apakah seseorang berisiko mengalami gejala COVID-19 parah atau tidak. Sebuah laporan menyebut orang dengan golongan darah A lebih mungkin sakit parah saat terinfeksi virus SARS-CoV-2 COVID-19.


Varian gen

Memiliki varian gen tertentu dapat berperan dalam menentukan apakah infeksi COVID-19 semakin parah. Dalam satu penelitian di Inggris terhadap 2.200 pasien, ditemukan bahwa satu varian genetik tertentu yang ditemukan di wilayah kromosom 3 dikaitkan dengan peningkatan risiko COVID-19 sebesar 30 persen.


Merokok

Studi yang dimuat di JAMA Internal Medicine menyebut perokok kemungkinan berisiko mengidap kondisi parah karena COVID-19. Tim peneliti mempelajari kasus pada 7.102 pasien COVID-19 dan menemukan bahwa orang yang merokok 2,25 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang tidak pernah merokok.

https://nonton08.com/movies/octavio-is-dead/

8 Gejala COVID-19 yang Muncul Saat Terinfeksi Varian Baru Corona

 Akhir tahun 2020 lalu, varian baru virus Corona terdeteksi di Inggris. Ini membuat para ahli bekerja keras untuk meneliti penyebab munculnya mutasi dan perubahan-perubahan yang disebabkannya.

Varian ini disebut lebih cepat menular dibandingkan strain virus Corona asli yang muncul akhir Desember 2019 lalu. Tak hanya itu, dari laporan data Office for National Statistics (ONS) yang dikumpulkan antara 5 November 2020 - 16 Januari 2021, ada beberapa gejala yang umumnya dilaporkan pasien-pasien yang terinfeksi varian baru Corona, seperti sakit tenggorokan dan nyeri otot.


Selain lebih menular dari virus aslinya, varian ini juga disebut memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, pada kelompok usia muda dan kelompok yang berisiko.


Untuk lebih waspada lagi, dikutip dari Times of India berikut daftar gejala Corona yang muncul berdasarkan varian virus.


1. Demam

Berdasarkan data terbaru dari ONS, sekitar 19 persen pasien COVID-19 yang terlibat dalam penelitiannya melaporkan mengalami demam yang disebabkan varian asli COVID-19. Sementara kasus yang dikaitkan dengan varian baru virus Corona sebanyak 22 persen pasien.

https://nonton08.com/movies/samurai-hustle/


2. Batuk

Jumlah pasien yang mengalami gejala batuk persentasenya lebih tinggi diakibatkan oleh varian baru Corona Inggris, yaitu 35 persen. Sedangkan pasien yang mengalami gejala batuk akibat varian aslinya hanya sebanyak 28 persen.


3. Sesak napas

Salah satu gejala khas atau umum dialami pasien COVID-19 adalah sesak napas. Gejala ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terinfeksi varian virus asli maupun varian baru Corona.


4. Nyeri otot

Gejala nyeri otot juga banyak dikeluhkan pasien Corona. Pasien yang terinfeksi varian asli dari virus Corona yang mengalami gejala ini ada sebanyak 21 persen.


Pada pasien yang terinfeksi varian baru Corona Inggris yang mengalami gejala ini jumlahnya lebih tinggi, yaitu 24 persen.


5. Kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa

Tidak seperti gejala lainnya, kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa ini menjadi gejala yang sering dialami pasien COVID-19 yang terinfeksi strain aslinya maupun varian baru Corona.


Sekitar 18-19 persen pasien yang terinfeksi strain asli Corona mengeluhkan hilangnya indra penciuman dan rasa. Di sisi lain, mereka yang terinfeksi varian baru virus Corona, 16 persen melaporkan kehilangan indra penciuman dan 15 persen mengeluhkan hilangnya indra perasa.


6. Sakit kepala

Pada penelitian tersebut, baik pasien yang terinfeksi jenis asli virus Corona maupun varian baru Corona sama-sama mengalami gejala COVID-19 sakit kepala.


7. Sakit tenggorokan

Pada pasien yang terinfeksi varian baru Corona, banyak yang mengalami gejala sakit tenggorokan sebanyak 22 persen. Sementara pasien yang terinfeksi varian aslinya jumlahnya lebih sedikit, yaitu 19 persen.


8. Gejala gastrointestinal

Studi ONS ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persentase gejala gastrointestinal yang dialami pasien yang terinfeksi kedua kelompok varian tersebut.

https://nonton08.com/movies/now-you-see-me/