Jumat, 05 Februari 2021

8 Gejala COVID-19 yang Muncul Saat Terinfeksi Varian Baru Corona

 Akhir tahun 2020 lalu, varian baru virus Corona terdeteksi di Inggris. Ini membuat para ahli bekerja keras untuk meneliti penyebab munculnya mutasi dan perubahan-perubahan yang disebabkannya.

Varian ini disebut lebih cepat menular dibandingkan strain virus Corona asli yang muncul akhir Desember 2019 lalu. Tak hanya itu, dari laporan data Office for National Statistics (ONS) yang dikumpulkan antara 5 November 2020 - 16 Januari 2021, ada beberapa gejala yang umumnya dilaporkan pasien-pasien yang terinfeksi varian baru Corona, seperti sakit tenggorokan dan nyeri otot.


Selain lebih menular dari virus aslinya, varian ini juga disebut memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, pada kelompok usia muda dan kelompok yang berisiko.


Untuk lebih waspada lagi, dikutip dari Times of India berikut daftar gejala Corona yang muncul berdasarkan varian virus.


1. Demam

Berdasarkan data terbaru dari ONS, sekitar 19 persen pasien COVID-19 yang terlibat dalam penelitiannya melaporkan mengalami demam yang disebabkan varian asli COVID-19. Sementara kasus yang dikaitkan dengan varian baru virus Corona sebanyak 22 persen pasien.

https://nonton08.com/movies/samurai-hustle/


2. Batuk

Jumlah pasien yang mengalami gejala batuk persentasenya lebih tinggi diakibatkan oleh varian baru Corona Inggris, yaitu 35 persen. Sedangkan pasien yang mengalami gejala batuk akibat varian aslinya hanya sebanyak 28 persen.


3. Sesak napas

Salah satu gejala khas atau umum dialami pasien COVID-19 adalah sesak napas. Gejala ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terinfeksi varian virus asli maupun varian baru Corona.


4. Nyeri otot

Gejala nyeri otot juga banyak dikeluhkan pasien Corona. Pasien yang terinfeksi varian asli dari virus Corona yang mengalami gejala ini ada sebanyak 21 persen.


Pada pasien yang terinfeksi varian baru Corona Inggris yang mengalami gejala ini jumlahnya lebih tinggi, yaitu 24 persen.


5. Kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa

Tidak seperti gejala lainnya, kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa ini menjadi gejala yang sering dialami pasien COVID-19 yang terinfeksi strain aslinya maupun varian baru Corona.


Sekitar 18-19 persen pasien yang terinfeksi strain asli Corona mengeluhkan hilangnya indra penciuman dan rasa. Di sisi lain, mereka yang terinfeksi varian baru virus Corona, 16 persen melaporkan kehilangan indra penciuman dan 15 persen mengeluhkan hilangnya indra perasa.


6. Sakit kepala

Pada penelitian tersebut, baik pasien yang terinfeksi jenis asli virus Corona maupun varian baru Corona sama-sama mengalami gejala COVID-19 sakit kepala.


7. Sakit tenggorokan

Pada pasien yang terinfeksi varian baru Corona, banyak yang mengalami gejala sakit tenggorokan sebanyak 22 persen. Sementara pasien yang terinfeksi varian aslinya jumlahnya lebih sedikit, yaitu 19 persen.


8. Gejala gastrointestinal

Studi ONS ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persentase gejala gastrointestinal yang dialami pasien yang terinfeksi kedua kelompok varian tersebut.

https://nonton08.com/movies/now-you-see-me/

Ini 5 Alasan Orang Bisa Tetap Kena COVID-19 Meski Sudah Divaksinasi

 Kejadian sejumlah orang dinyatakan positif COVID-19 usai beberapa hari disuntik vaksin Corona belakangan ini terjadi. Salah satunya dirasakan oleh Bupati Sleman Sri Purnomo.

Hal ini membuat sebagian masyarakat menjadi kebingungan, apakah vaksin Corona sebenarnya dapat memberikan perlindungan dari COVID-19?


Dikutip dari CNN, berikut 5 alasan mengapa seseorang bisa tetap terkena COVID-19 meski sudah disuntik vaksin Corona.


1. Antibodi tak langsung terbentuk

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), perlu waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu untuk antibodi yang terbuat dari vaksin Corona dapat terbentuk sempurna. Oleh karena itu, bisa saja orang terkena COVID-19 sebelum antibodi terbentuk.


"Butuh beberapa saat untuk tubuh mengembangkan respons kekebalan," kata Dr Robert Salata, direktur University Hospitals Roe Green Center for Travel Medicine & Global Health di Cleveland.


Salata pun memberikan contoh, misalnya, pada vaksin Corona buatan Pfizer baru efektif 52 persen mencegah penyakit setelah 14 hari diberikan dosis pertama.

https://nonton08.com/movies/now-you-see-me-2/


2. Vaksin COVID-19 tak 100 persen efektif

Selanjutnya, seseorang tetap bisa terkena COVID-19 meski sudah divaksin, karena vaksin tidak sepenuhnya 100 persen efektif dalam mencegah penyakit.


Misalnya, vaksin Corona buatan Pfizer dan Moderna yang disebut memiliki tingkat efektivitas di atas 90 persen, namun tetap tidak dapat memberikan perlindungan sepenuhnya.


Pada hasil uji klinis fase 3, vaksin Pfizer efektif mencegah CoVID-19 setelah orang tersebut mendapatkan dua dosis vaksin.


Sementara itu, vaksin Moderna 94 persen efektif mencegah penyakit setelah orang-orang yang disuntik vaksin mendapatkan dosis kedua.


3. Vaksin mencegah keparahan sakit, tapi belum pasti bisa mencegah infeksi

Vaksin dapat mencegah keparahan penyakit COVID-19, namun masih belum jelas apakah vaksin juga bisa mencegah infeksi.


"Informasi yang kurang jelas adalah apakah vaksin dapat mencegah infeksi virus atau (tetap bisa terinfeksi) namun tanpa gejala," kata Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor pencegahan medis di Department of Health Policy, Vanderbilt University.


Senada dengan Schaffner, Namandje Bumpus, direktur departemen farmakologi dan ilmu molekuler di John Hopkins University juga mengatakan hal yang sama.


"Sejauh yang kami lihat, vaksin ini benar-benar bisa mencegah penyakit dan bahkan keparahan penyakit," ucap Bumpus.


"Namun, angka kemanjuran tidak menggambarkan keseluruhan efektivitasnya, karena Anda masih bisa terkena COVID-19. Namun, dengan semua indikasi yang muncul, kasus-kasusnya tidak begitu parah dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi dan itu sangat penting," lanjutnya.


Oleh karena itu, orang yang sudah divaksin tetap perlu memakai masker. Pasalnya, mereka tetap bisa terkena COVID-19, namun mungkin tak bergejala dan bisa menularkan virus.


Selain itu, apakah mutasi virus Corona juga bisa menjadi penyebab seseorang terkena COVID-19 meski sudah divaksin? Klik halaman selanjutnya.

https://nonton08.com/movies/norwegian-woods/