Sabtu, 06 Februari 2021

Kasus Jack Ma Hantui Masa Depan Alibaba

 Walau Jack Ma sudah kembali muncul ke publik, cukup banyak pihak yang belum merasa puas tentang nasibnya, demikian pula perusahaan yang ia besarkan, terutama Alibaba. Beberapa investor pun meragukan masa depan Alibaba di tengah kasus yang menimpa pendirinya itu.

Jack Ma menghilang 3 bulan sejak mengkritik sistem keuangan China sudah usang. Alibaba kemudian diinvestigasi terkait dugaan monopoli. Walau performa keuangan Alibaba masih bersinar, isu dengan pemerintah China disebut bisa mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.


"Investor saat ini melihat Alibaba dengan jauh lebih hati-hati setelah sebelumnya tertarik dengan cerita pertumbuhannya dan profil global pendirinya," cetus Rebecca Fannin, penulis Tech Titans of China.


"Friksi yang terjadi saat ini adalah realitas baru bagi investor yang mungkin tidak mempertimbangkan bagaimana pertumbuhan perusahaan sebagai sebuah raksasa teknologi bisa mengancam status quo," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari CNBC, Kamis (4/2/2021).


Misalnya, jika nantinya Alibaba dipecah atau regulasinya sangat ketat, tentu dapat berpengaruh besar terhadap perusahaan. Namun diprediksi pada saatnya nanti, isu Alibaba dan Jack Ma dengan pemerintah China akan menurun tensinya.


Ada juga analis yang menilai Alibaba akan baik-baik saja dan apa yang terjadi sekarang cuma sekadar riak. "Alibaba adalah contoh terdepan kapabilitas teknologi China dan kami tak memprediksi pemerintah akan merusak bisnis mereka secara permanen," sebut Matthew Schopfer, kepala riset di Infusive.


"Jika kita melihat ke sisi lain, kami pikir pasar akan kembali fokus pada Alibaba dan platformnya sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari konsumen di China," tambahnya.

https://tendabiru21.net/movies/the-roommate/


OTT Disebut Keberatan Kerja Sama dengan Operator, Ini Kata Mastel


Para pemain Over The Top (OTT) asing dikabarkan melakukan 'perlawanan' terhadap rencana aturan kewajiban kerja sama dengan operator telekomunikasi dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) turunan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja Bidang Postelsiar.

Kabar beredar, para pemain OTT seperti Facebook, Google, Netflix, dan Apple melalui petingginya untuk kawasan Asia Pasifik berkirim surat pada 27 Januari 2021 ke sejumlah menteri yang menyatakan keberatan atas isi RPP terutama Pasal 14 yang mencantumkan kewajiban kerjasama dengan operator telekomunikasi.


Pada intinya, surat tersebut menyampaikan 4 poin yaitu: (1) kewajiban Kerjasama akan mengganggu investasi, bahkan Indonesia jadi outlier, (2) cukup pendekatan voluntir tidak perlu regulasi, (3) tidak sesuai dengan net-neutrality yang diterapkan di beberapa negara dan (4) agar diserahkan kepada diskresi masing-masing.


Dalam Pasal 14 itu dinyatakan, OTT yang menyelenggarakan layanan di Indonesia wajib bekerjasama dengan operator telekomunikasi, jika tak ada kerjasama, maka operator bisa melakukan 'pengelolaan trafik' dari layanan tersebut.


Tanggapan Mastel


Menanggapi poin-poin yang disampaikan dalam surat tersebut, Ketua Bidang 5G dan IOT Masyarakat Telematika Indonesia, Sigit Puspito Wigati Jarot menyatakan kerja sama adalah hal yang lumrah sekali di tengah masyarakat Indonesia, termasuk di ranah bisnis digital.


Sigit menuturkan ketika pemerintah mewajibkan kerja sama OTT global dengan operator nasional dalam suatu payung hukum, maka tujuan akhirnya sangat penting bagi kepentingan nasional.


"Dalam hal demikian, pemain global yang berbisnis dan mengambil keuntungan di Indonesia, seharusnya berupaya memahami dan menyesuaikan kondisi di Indonesia, dan tentu mematuhi ketika itu menjadi peraturan. Bukan sebaliknya, regulasi yang dipaksa menyesuaikan kepentingan bisnis mereka saja," tegas Sigit ketika dimintai tanggapannya, Selasa (2/2).


Sigit menilai wacana kerja sama yang dibuat berlandaskan Peraturan Pemerintah, justru akan menciptakan banyak peluang bisnis yang saling menguntungkan antara OTT global dengan perusahaan operator telekomunikasi di dalam negeri.

https://tendabiru21.net/movies/roommate-2/


Hidup Nyaman Bagai 'Anak Sultan' dengan GoClub-nya Gojek

 Pembelian barang online dan penggunaan aplikasi on-demand semakin kesini semakin menjadi norma. Meskipun ada banyak pilihan penyedia jasa, tidak sedikit pengguna yang memilih untuk menggunakan satu platform yang telah mereka andalkan.

Bagi para pelanggan setia tersebut, adanya program loyalitas memberikan mereka manfaat dan keuntungan lebih sebagai konsumen seperti penawaran eksklusif, layanan yang diprioritaskan, dll.


Menyadari hal ini, Gojek kembali berinovasi melalui peluncuran program loyalitas pelanggan yang bernama GoClub. Hadir membawa berbagai keistimewaan, GoClub dapat membantu mempermudah berbagai aktivitas. Bahkan, pelanggan bisa hidup nyaman layaknya 'Anak Sultan'.


"Dengan teknologi terdepan serta cakupan dan skala yang luas dari ekosistem Gojek, kami percaya bahwa #pastiadajalan untuk terus berinovasi memberikan kemudahan bagi para Gojekers. Ini yang mendorong kami menghadirkan beragam keistimewaan melalui kehadiran GoClub," ujar Group Chief Marketing Officer Gojek Ainul Yaqin dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2/2021).


Mulai minggu pertama Februari 2021, pelanggan Gojek di Indonesia akan menerima undangan secara bertahap melalui aplikasi untuk dapat bergabung menjadi anggota GoClub. GoClub memiliki empat peringkat keanggotaan yang bisa dicapai, mulai dari Warga, Bos, Juragan, sampai Anak Sultan.


Sebagai permulaan, pelanggan akan mendapat peringkat Warga dengan bonus 20 XP (Experience Points). Agar bisa naik peringkat, pelanggan harus mengumpulkan XP tambahan dengan cara terus bertransaksi di aplikasi Gojek. Semakin tinggi peringkatnya, maka akan semakin banyak juga manfaat yang didapat. Sebut saja keuntungan pesanan prioritas, layanan pelanggan prioritas, bebas tarif rame, cashback GoPay hingga 100%, serta sejumlah hadiah spesial untuk semakin memudahkan dan mendukung gaya hidup para pelanggan.


Ainul menambahkan, bahwa GoClub merupakan bentuk apresiasi Gojek terhadap kesetiaan para pelanggannya.


"Kami akan terus mengembangkan GoClub agar senantiasa memberikan pengalaman yang lebih baik dan lebih relevan lagi dengan kebutuhan para pelanggan. Kami juga sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai brand untuk semakin memperkuat posisi GoClub sebagai program loyalitas pelanggan terdepan," tutupnya.


Untuk merasakan keistimewaan dan kemudahan menjadi pelanggan VIP bak 'Anak Sultan', segera perbarui aplikasi Gojek sekarang. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai GoClub, kunjungi https://www.gojek.com/goclub/.

https://tendabiru21.net/movies/roommate/


Kasus Jack Ma Hantui Masa Depan Alibaba


Walau Jack Ma sudah kembali muncul ke publik, cukup banyak pihak yang belum merasa puas tentang nasibnya, demikian pula perusahaan yang ia besarkan, terutama Alibaba. Beberapa investor pun meragukan masa depan Alibaba di tengah kasus yang menimpa pendirinya itu.

Jack Ma menghilang 3 bulan sejak mengkritik sistem keuangan China sudah usang. Alibaba kemudian diinvestigasi terkait dugaan monopoli. Walau performa keuangan Alibaba masih bersinar, isu dengan pemerintah China disebut bisa mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.


"Investor saat ini melihat Alibaba dengan jauh lebih hati-hati setelah sebelumnya tertarik dengan cerita pertumbuhannya dan profil global pendirinya," cetus Rebecca Fannin, penulis Tech Titans of China.


"Friksi yang terjadi saat ini adalah realitas baru bagi investor yang mungkin tidak mempertimbangkan bagaimana pertumbuhan perusahaan sebagai sebuah raksasa teknologi bisa mengancam status quo," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari CNBC, Kamis (4/2/2021).


Misalnya, jika nantinya Alibaba dipecah atau regulasinya sangat ketat, tentu dapat berpengaruh besar terhadap perusahaan. Namun diprediksi pada saatnya nanti, isu Alibaba dan Jack Ma dengan pemerintah China akan menurun tensinya.


Ada juga analis yang menilai Alibaba akan baik-baik saja dan apa yang terjadi sekarang cuma sekadar riak. "Alibaba adalah contoh terdepan kapabilitas teknologi China dan kami tak memprediksi pemerintah akan merusak bisnis mereka secara permanen," sebut Matthew Schopfer, kepala riset di Infusive.


"Jika kita melihat ke sisi lain, kami pikir pasar akan kembali fokus pada Alibaba dan platformnya sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari konsumen di China," tambahnya.

https://tendabiru21.net/movies/river-2/