Sabtu, 06 Februari 2021

Pelanggan Spotify Tembus 345 Juta, Berapa Banyak yang Premium?

 Jumlah pelanggan Spotify naik 27% dibanding kuartal sebelumnya dan menembus 345 juta pelanggan aktif bulanan. Berapa banyak yang pelanggan Premium?

Jumlah pelanggan Spotify Premium, alias yang berbayar, pada kuartal tersebut naik 24% dibanding kuartal sebelumnya. Yaitu mencapai 155 juta pelanggan aktif bulanan, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Kamis (4/2/2021).


Meski mendapat kenaikan yang cukup tinggi, Spotify tak terlalu berharap kalau pelanggan berbayarnya akan terus meningkat. Mereka tak terlalu optimis karena pandemi yang belum jelas akhirnya, dan mereka memperkirakan jumlah pelanggan berbayarnya pada akhir 2021 ini akan lebih rendah dari prediksi para analis.


Naiknya jumlah pelanggan berbayar ini ternyata tak diiringi dengan meningkatkan jumlah pemasukan Spotify. Dilansir Wall Street Journal, rata-rata pemasukan Spotify per pengguna menurun 8% menjadi USD 5,13 dibanding tahun lalu.


Hal ini dikarenakan Spotify memberikan diskon biaya berlangganan untuk pelanggan baru, dan juga menurunkan biaya langganan mereka di beberapa negara tertentu, seperti Rusia dan India.


Namun untungnya pemasukan dari iklan mengalami kenaikan, dan berkontribusi terhadap 13% dari total pemasukan Spotify, meningkat dari 10% pada tahun sebelumnya.


Hanya saja, Spotify secara total masih mencatatkan kerugian sekitar 125 juta euro, namun memang sudah turun dari 209 juta euro pada tahun sebelumnya.


Laporan keuangan ini dirilis setelah Spotify mengumumkan rencana ekspansinya ke luar bisnis musik. Contohnya adalah audiobook, di mana mereka bereksperimen dengan menawarkan rekaman suara selebritis yang membacakan buku-buku publik.


Spotify pun tengah menggenjot layanan podcast-nya dengan terus menambah nama orang terkenal untuk menyiarkan podcast-nya di Spotify. Kini Spotify punya 2,2 juta podcast yang ditawarkan di layanannya, dengan tingkat konsumsi podcast naik 100% dibanding tahun lalu.

https://tendabiru21.net/movies/sacrifice-7/


Jeff Bezos Pergi, Mark Zuckerberg Kini Seorang Diri


Para pendiri raksasa teknologi di Amerika Serikat satu per satu meninggalkan posisi CEO dan beralih pada kesibukan lain. Terbaru adalah Jeff Bezos resign sebagai CEO Amazon, toko online yang ia lahirkan. Maka sepertinya, tinggallah bos Facebook Mark Zuckerberg seorang diri masih menjadi pendiri yang CEO.

Kita lihat saja contoh lainnya. Steve Jobs karena alasan kesehatan sudah mundur dari posisi CEO Apple tahun 2011 digantikan oleh Tim Cook yang bertahan sampai sekarang.


Sementara Bill Gates sudah lama tidak menjadi CEO Microsoft untuk berkecimpung di dunia kemanusiaan melalui yayasannya. Sedangkan Alphabet, induk Google, tidak lagi banyak digawangi oleh Larry Page dan Sergey Brin, pendiri Google. Posisi CEO Alphabet diserahkan pada pria kelahiran India, Sundar Pichai.


Seperti dikutip detikINET dari CNBC, Kamis (4/2/20121), memang ada sosok Elon Musk yang menjadi CEO Tesla, tapi dia tidak campur tangan kala perusahaan kendaraan listrik ini didirikan pada tahun 2003.


"Mark Zuckerberg sudah memimpin Facebook tanpa gangguan sejak mendirikan perusahaan tersebut di tahun 2004. Dia adalah yang terakhir dari sosok sejenisnya," tulis CNBC.


Memang tak seperti pentolan teknologi lainnya, Zuckerberg memegang mayoritas voting sebagai pemegang saham Facebook. Maka kepemimpinannya relatif tanpa gangguan meski kadang ada kontroversi menerpanya. Dengan kata lain, Zuck sukar digulingkan dari CEO Facebook.


Lagipula Zuck terhitung sangat sukses membesarkan Facebook. Keputusan akuisisinya juga bagus, terutama pembelian WhatsApp dan Instagram yang saat ini mengukuhkan dominasi Facebook di dunia media sosial.


Faktor lainnya, Mark Zuckerberg terhitung masih sangat muda, saat ini usianya baru 36 tahun. Maka sepertinya, dia masih akan awet menjadi CEO Facebook sampai bertahun-tahun mendatang.

https://tendabiru21.net/movies/sacrifice-6/


Fitur Ukur Tekanan Darah & EKG Galaxy Watch Bisa Digunakan di Indonesia

 Dua smartwatch Samsung, Galaxy Watch 3 dan Galaxy Watch Active 2, kini bisa mengukur tekanan darah serta elektrodiogram (EKG). Tapi semua itu dimungkinkan bila pengguna menginstal aplikasi Samsung Health Monitor yang baru saja dirilis.

Aplikasi Samsung Health Monitor menerima CE-marking pada bulan Desember 2020, yang memungkinkan layanan tersebut meluas ke-28 negara Eropa. CE-marking sendiri adalah tanda administratif untuk menyoroti bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan Uni Eropa.


Alhasil memungkinkan pengguna di Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris Raya dapat dengan mudah dan nyaman memanfaatkan pelacakan tekanan darah dan elektrokardiogram di Galaxy Watch. Kini aplikasi Samsung Health Monitor juga diperkenalkan ke Chili, Indonesia, dan UEA, sehingga totalnya menjadi 31 negara baru.


"Hampir satu juta orang telah menggunakan aplikasi Samsung Health Monitor untuk mengelola kesehatan mereka sejak peluncuran awalnya di Korea pada bulan Juni lalu," kata Tae Jong Jay Yang, Corporate SVP and Head of Health Team, Mobile Communications Business, Samsung Electronics.


Tekanan Darah

Smartwatch Galaxy dapat mengukur tekanan darah melalui aplikasi Samsung Health Monitor dengan terlebih dulu melakukan kalibarasi untuk manset pengukur konvensional pada Galaxy Watch 3 atau Galaxy Watch Active 2.


Bila berhasil kemudian mengetuk Measure untuk mengukur tekanan darah

kapan saja dan di mana saja. Perangkat ini mengukur tekanan darah melalui analisis gelombang nadi yang dilacak dengan sensor Heart Rate Monitoring.


Program ini kemudian menganalisis hubungan antara nilai kalibrasi dan perubahan tekanan darah untuk menentukan tekanan darah.


Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung.


Fitur elektrokardiogram bekerja dengan menganalisis aktivitas listrik jantung melalui sensor pada Galaxy Watch 3 atau Galaxy Watch Active 2. Cukup buka aplikasi Samsung Health Monitor saat pengguna duduk dengan nyaman, dan pastikan jam pintar tersebut benar-benar terpasang dengan pas di pergelangan tangan .


Selanjutnya, letakkan lengan bawah pada permukaan yang datar dan letakkan ujung jari tangan yang berlawanan di tombol atas pada jam tangan pintar dengan ringan selama 30 detik. Aplikasi ini kemudian akan mengukur detak jantung dan ritme jantung, yang akan diklasifikasikan sebagai Irama Sinus (detak jantung normal dan teratur) atau AFib (saat jantung berdetak tidak teratur).

https://tendabiru21.net/movies/sacrifice-5/


Pelanggan Spotify Tembus 345 Juta, Berapa Banyak yang Premium?


Jumlah pelanggan Spotify naik 27% dibanding kuartal sebelumnya dan menembus 345 juta pelanggan aktif bulanan. Berapa banyak yang pelanggan Premium?

Jumlah pelanggan Spotify Premium, alias yang berbayar, pada kuartal tersebut naik 24% dibanding kuartal sebelumnya. Yaitu mencapai 155 juta pelanggan aktif bulanan, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Kamis (4/2/2021).


Meski mendapat kenaikan yang cukup tinggi, Spotify tak terlalu berharap kalau pelanggan berbayarnya akan terus meningkat. Mereka tak terlalu optimis karena pandemi yang belum jelas akhirnya, dan mereka memperkirakan jumlah pelanggan berbayarnya pada akhir 2021 ini akan lebih rendah dari prediksi para analis.


Naiknya jumlah pelanggan berbayar ini ternyata tak diiringi dengan meningkatkan jumlah pemasukan Spotify. Dilansir Wall Street Journal, rata-rata pemasukan Spotify per pengguna menurun 8% menjadi USD 5,13 dibanding tahun lalu.

https://tendabiru21.net/movies/sacrifice-4/