Selasa, 09 Februari 2021

China Beri Sanksi Pengotor Lingkungan: Dipermalukan ke Publik

 China sedang mencoba strategi baru untuk menangani perusahaan yang melanggar aturan terkait polusi lingkungan. Para pengotor lingkungan akan dipublikasikan ke publik agar mereka merasa malu dan kapok.

Dikutip dari Reuters China meluncurkan platform data yang memungkinkan publik dan para pejabat mempelajari tingkat emisi real-time dan tercatat untuk menentukan apakah sebuah pabrik atau institusi melanggar peraturan polusi.


Perusahaan China diharuskan mendapatkan izin untuk membuang polutan ke udara, namun para pejabat sebelumnya kesulitan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan sering berurusan dengan perusahaan yang memalsukan data atau menunda permintaan kelengkapan informasi.


Dengan dibukanya data mereka ke publik, diharapkan bisa menekan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan agar mematuhinya. Pelanggar hukum nantinya akan dikenai denda harian, dan bagi yang dengan sengaja menghindari pengawasan akan ditangkap.


Di bawah sistem yang baru, perusahaan harus memasang peralatan pemantauan dan memelihara data setidaknya selama lima tahun. Perusahaan yang tidak mematuhi harus membayar denda 200.000 yuan (sekitar Rp 433 juta) sementara pelanggar polusi berisiko denda hingga 1 juta yuan (Rp 2,1 miliar).


Ini mungkin langkah yang cukup dramatis yang mungkin tidak terjadi di tempat lain, terutama di negara-negara yang mengganggap berbagi data pabrik secara publik dapat menjadi kerugian kompetitif. Misalnya, lonjakan polusi yang tiba-tiba dapat mencerminkan peningkatan pelanggan. Namun, ini mungkin membantu China untuk lebih mengawasi para pencemar nakal dan mengurangi kontribusinya terhadap kabut asap dan perubahan iklim.

https://maymovie98.com/movies/the-prisoner-of-second-avenue/


Bank Digital Line Hadir di Taiwan, Indonesia Menyusul


- Line Bank baru saja mendapatkan lisensi operasional untuk perbankan khusus internet dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) Taiwan. Negara lainnya termasuk Indonesia kabarnya segera menyusul.

Dalam keterangan resminya yang diterima detikINET, Senin (8/2/2021), layanan ini berbasis pengguna Line aktif bulanan sebanyak 21 juta di Taiwan, Line Bank akan mengintegrasikan beragam ekosistem milik Line dan para pemangku kepentingan guna merealisasikan misi "Banking in Your Hand".


"Kami sangat senang dan menghargai persetujuan dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) serta akan terus mempersiapkan peluncuran layanan ini. Kami bertujuan menyediakan layanan perbankan internet yang inovatif dan nyaman bagi para pelanggan," kata Morris Huang, General Manager Line Bank Taiwan.


"Di kawasan Asia, teknologi keuangan menarik investasi dalam jumlah yang besar selama satu dekade terakhir serta diharapkan akan terus tumbuh hingga 2030," jelas In-Joon Hwang, Chairman Line Bank Taiwan dan Chief Financial Officer Line Corporation.


"Kesuksesan peluncuran Line BK tahun lalu, layanan perbankan Line Thailand yang dioperasikan oleh K LINE, memperlihatkan jika layanan kami tumbuh dengan cepat dan mendapatkan banyak pelanggan, dan membuat kami semakin yakin Line Bank juga akan mendapatkan kesuksesan di Taiwan. Tahun ini, Line juga berencana memperluas layanan perbankan miliknya ke negara-negara lain, seperti Jepang dan Indonesia," tambahnya.


Setelah menerima izin perbankan pada 2019 lalu, Line Bank akan bekerja sama dengan pihak berwenang pada proses uji tuntas. Selanjutnya, Line Bank akan bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan stabilitas dan reliabilitas pengoperasiannya sebagai persiapan peluncuran bank ini pada kuartal pertama 2021.


Dalam operasionalnya nanti, Line Bank akan menyediakan layanan perbankan ritel termasuk deposit, transfer, kartu debit, dan pinjaman pribadi pada tahap awal.

https://maymovie98.com/movies/the-second-time-around/


5 Fitur Privasi yang Jadi Keunggulan Signal vs WhatsApp

 Signal dan Telegram menjadi kompetitor besar WhatsApp setelah diterpa masalah terkait kebijakan privasi baru pengguna. Akibatnya, banyak yang hijrah dari platform milik Facebook tersebut.

Karenanya, tidak ada salahnya untuk mengetahui keunggulan Signal dari fitur privasi bila dibandingkan dengan WhatsApp. Di bawah ini penjelasannya sebagaimana detikINET kutip dari Indian Express.


1. Screen Security

Signal bisa membantu pengguna untuk terhindar dari screenshot yang tidak diinginkan dengan fitur Screen Security. Kamu bisa mengaktifkannya dengan cara Settings > Privacy > Screen Security.


2. Incognito Keyboard

Fitur ini tidak mengizinkan keyboard untuk mengingat apa yang sudah pengguna tulis sebelumnya.


"Keyboard Anda akan berhenti belajar dari input yang Anda ketik. Entri mungkin tidak diingat oleh kamus keyboard untuk digunakan nanti untuk autocomplete atau sebagai suggestion," jelas Signal mengenai fitur ini.


Untuk mengaktifkannya, kamu hanya perlu pergi ke Settings section > Privacy > enable Incognito Keyboard.


3. Screen lock

Kamu dapat memasang sidik jari di Signal, sama seperti WhatsApp. Pengguna dapat menggunakan sensor sidik jari atau kode sandi ponsel mereka untuk mengakses aplikasi. Namun, harap diperhatikan bahwa semua panggilan masuk di Signal masih dapat dijawab dan masih memungkinkan untuk membalas pesan di panel notifikasi.


4. Read receipts

Mirip dengan WhatsApp, Signal memiliki opsi untuk menonaktifkan atau mengaktifkan 'Read receipts' yang pada dasarnya memberi tahu apakah seseorang telah melihat atau tidak pesan tersebut. Aplikasi perpesanan ini juga menawarkan fitur untuk menghidupkan atau mematikan indikator pengetikan, yang berarti Anda dapat menonaktifkan opsi untuk menunjukkan saat pesan sedang diketik. Kedua fitur tersebut tersedia di bagian privasi aplikasi.


5. Privasi undangan grup

Jika kamu membuat grup di Signal, semua teman kamu tidak dapat ditambahkan secara otomatis ke grup. Setelah kamu memasukkan nama orang yang ingin diajak masuk ke group, Signal mengirimkan undangan dan mereka perlu menerima undangan untuk bergabung dengan grup. Di WhatsApp, ini hanya memungkinkan jika kamu telah mengubah pengaturan ke 'My Contatcs except'.

https://maymovie98.com/movies/second-act/


China Beri Sanksi Pengotor Lingkungan: Dipermalukan ke Publik


China sedang mencoba strategi baru untuk menangani perusahaan yang melanggar aturan terkait polusi lingkungan. Para pengotor lingkungan akan dipublikasikan ke publik agar mereka merasa malu dan kapok.

Dikutip dari Reuters China meluncurkan platform data yang memungkinkan publik dan para pejabat mempelajari tingkat emisi real-time dan tercatat untuk menentukan apakah sebuah pabrik atau institusi melanggar peraturan polusi.


Perusahaan China diharuskan mendapatkan izin untuk membuang polutan ke udara, namun para pejabat sebelumnya kesulitan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan sering berurusan dengan perusahaan yang memalsukan data atau menunda permintaan kelengkapan informasi.


Dengan dibukanya data mereka ke publik, diharapkan bisa menekan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan agar mematuhinya. Pelanggar hukum nantinya akan dikenai denda harian, dan bagi yang dengan sengaja menghindari pengawasan akan ditangkap.


Di bawah sistem yang baru, perusahaan harus memasang peralatan pemantauan dan memelihara data setidaknya selama lima tahun. Perusahaan yang tidak mematuhi harus membayar denda 200.000 yuan (sekitar Rp 433 juta) sementara pelanggar polusi berisiko denda hingga 1 juta yuan (Rp 2,1 miliar).


Ini mungkin langkah yang cukup dramatis yang mungkin tidak terjadi di tempat lain, terutama di negara-negara yang mengganggap berbagi data pabrik secara publik dapat menjadi kerugian kompetitif. Misalnya, lonjakan polusi yang tiba-tiba dapat mencerminkan peningkatan pelanggan. Namun, ini mungkin membantu China untuk lebih mengawasi para pencemar nakal dan mengurangi kontribusinya terhadap kabut asap dan perubahan iklim.

https://maymovie98.com/movies/the-2nd/