Selasa, 09 Februari 2021

Bank Digital Line Hadir di Taiwan, Indonesia Menyusul

 - Line Bank baru saja mendapatkan lisensi operasional untuk perbankan khusus internet dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) Taiwan. Negara lainnya termasuk Indonesia kabarnya segera menyusul.

Dalam keterangan resminya yang diterima detikINET, Senin (8/2/2021), layanan ini berbasis pengguna Line aktif bulanan sebanyak 21 juta di Taiwan, Line Bank akan mengintegrasikan beragam ekosistem milik Line dan para pemangku kepentingan guna merealisasikan misi "Banking in Your Hand".


"Kami sangat senang dan menghargai persetujuan dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) serta akan terus mempersiapkan peluncuran layanan ini. Kami bertujuan menyediakan layanan perbankan internet yang inovatif dan nyaman bagi para pelanggan," kata Morris Huang, General Manager Line Bank Taiwan.


"Di kawasan Asia, teknologi keuangan menarik investasi dalam jumlah yang besar selama satu dekade terakhir serta diharapkan akan terus tumbuh hingga 2030," jelas In-Joon Hwang, Chairman Line Bank Taiwan dan Chief Financial Officer Line Corporation.


"Kesuksesan peluncuran Line BK tahun lalu, layanan perbankan Line Thailand yang dioperasikan oleh K LINE, memperlihatkan jika layanan kami tumbuh dengan cepat dan mendapatkan banyak pelanggan, dan membuat kami semakin yakin Line Bank juga akan mendapatkan kesuksesan di Taiwan. Tahun ini, Line juga berencana memperluas layanan perbankan miliknya ke negara-negara lain, seperti Jepang dan Indonesia," tambahnya.


Setelah menerima izin perbankan pada 2019 lalu, Line Bank akan bekerja sama dengan pihak berwenang pada proses uji tuntas. Selanjutnya, Line Bank akan bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan stabilitas dan reliabilitas pengoperasiannya sebagai persiapan peluncuran bank ini pada kuartal pertama 2021.


Dalam operasionalnya nanti, Line Bank akan menyediakan layanan perbankan ritel termasuk deposit, transfer, kartu debit, dan pinjaman pribadi pada tahap awal.

https://maymovie98.com/movies/house-ii-the-second-story/


Seperti Apple, Google Akan Bikin Fitur Anti Pelacak


- Google sedang mempertimbangkan untuk membuat fitur baru di Android yang mirip dengan fitur milik Apple yakni sistem App Tracking Transparency.

Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg. Dalam laporannya, Bloomberg menyebut fitur ini muncul setelah meningkatnya tekanan pada sejumlah perusahaan teknologi besar untuk lebih proaktif dlam melindungi privasi pengguna.


Dilansir detikINET dari The Verge, Google memang belum mengonfirmasi hal ini. Namun, juru bicara Google mengatakan akan mencari cara untuk meningkatkan privasi pengguna di Android.


"Kami selalu mencari cara untuk bekerja dengan developer untuk meningkatkan standar privasi sambil tetap mengaktifkan ekosistem aplikasi yang didukung iklan secara sehat," tutur juru bicara Google.


Diketahui aplikasi App Tracking Transparency buatan apple pertama kali diumumkan saat konferensi developer Apple pada pertengahan tahun lalu. Fitur ini terdapat di iOS 14.4 dan mana para developer aplikasi wajib mengikutinya.


Dengan fitur ini pengguna dapat menolak aplikasi untuk mengetahui atau melacak mereka karena Apple akan menonaktifkan kemampuan developer untuk mengumpulkan apa yang disebut kode Pengenal untuk Pengiklan, atau IDFA.


Kode tersebut memungkinkan pengiklan melacak pengguna dari satu aplikasi atau situs web ke lainnya untuk penargetan iklan sekaligus membantu pengiklan mengukur keefektifan iklan, seperti apakah pengguna akhirnya membeli produk yang mereka lihat di satu aplikasi dengan menggunakan situs web seluler pedagang.


Apple bermaksud untuk mengawasi developer yang menggunakan audit dan metode lain untuk menegakkan kebijakannya, yang termasuk berpotensi menangguhkan atau melarang aplikasi dari App Store jika tidak mematuhinya.


Namun aturan Apple ini dikritik Facebook dan Google tentang bagaimana persyaratan keikutsertaan Apple dapat berdampak negatif pada jaringan iklan seluler mereka.

https://maymovie98.com/movies/from-one-second-to-the-next/

China Beri Sanksi Pengotor Lingkungan: Dipermalukan ke Publik

 China sedang mencoba strategi baru untuk menangani perusahaan yang melanggar aturan terkait polusi lingkungan. Para pengotor lingkungan akan dipublikasikan ke publik agar mereka merasa malu dan kapok.

Dikutip dari Reuters China meluncurkan platform data yang memungkinkan publik dan para pejabat mempelajari tingkat emisi real-time dan tercatat untuk menentukan apakah sebuah pabrik atau institusi melanggar peraturan polusi.


Perusahaan China diharuskan mendapatkan izin untuk membuang polutan ke udara, namun para pejabat sebelumnya kesulitan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan sering berurusan dengan perusahaan yang memalsukan data atau menunda permintaan kelengkapan informasi.


Dengan dibukanya data mereka ke publik, diharapkan bisa menekan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan agar mematuhinya. Pelanggar hukum nantinya akan dikenai denda harian, dan bagi yang dengan sengaja menghindari pengawasan akan ditangkap.


Di bawah sistem yang baru, perusahaan harus memasang peralatan pemantauan dan memelihara data setidaknya selama lima tahun. Perusahaan yang tidak mematuhi harus membayar denda 200.000 yuan (sekitar Rp 433 juta) sementara pelanggar polusi berisiko denda hingga 1 juta yuan (Rp 2,1 miliar).


Ini mungkin langkah yang cukup dramatis yang mungkin tidak terjadi di tempat lain, terutama di negara-negara yang mengganggap berbagi data pabrik secara publik dapat menjadi kerugian kompetitif. Misalnya, lonjakan polusi yang tiba-tiba dapat mencerminkan peningkatan pelanggan. Namun, ini mungkin membantu China untuk lebih mengawasi para pencemar nakal dan mengurangi kontribusinya terhadap kabut asap dan perubahan iklim.

https://maymovie98.com/movies/the-prisoner-of-second-avenue/


Bank Digital Line Hadir di Taiwan, Indonesia Menyusul


- Line Bank baru saja mendapatkan lisensi operasional untuk perbankan khusus internet dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) Taiwan. Negara lainnya termasuk Indonesia kabarnya segera menyusul.

Dalam keterangan resminya yang diterima detikINET, Senin (8/2/2021), layanan ini berbasis pengguna Line aktif bulanan sebanyak 21 juta di Taiwan, Line Bank akan mengintegrasikan beragam ekosistem milik Line dan para pemangku kepentingan guna merealisasikan misi "Banking in Your Hand".


"Kami sangat senang dan menghargai persetujuan dari Komisi Penasehat Keuangan (FSC) serta akan terus mempersiapkan peluncuran layanan ini. Kami bertujuan menyediakan layanan perbankan internet yang inovatif dan nyaman bagi para pelanggan," kata Morris Huang, General Manager Line Bank Taiwan.


"Di kawasan Asia, teknologi keuangan menarik investasi dalam jumlah yang besar selama satu dekade terakhir serta diharapkan akan terus tumbuh hingga 2030," jelas In-Joon Hwang, Chairman Line Bank Taiwan dan Chief Financial Officer Line Corporation.


"Kesuksesan peluncuran Line BK tahun lalu, layanan perbankan Line Thailand yang dioperasikan oleh K LINE, memperlihatkan jika layanan kami tumbuh dengan cepat dan mendapatkan banyak pelanggan, dan membuat kami semakin yakin Line Bank juga akan mendapatkan kesuksesan di Taiwan. Tahun ini, Line juga berencana memperluas layanan perbankan miliknya ke negara-negara lain, seperti Jepang dan Indonesia," tambahnya.


Setelah menerima izin perbankan pada 2019 lalu, Line Bank akan bekerja sama dengan pihak berwenang pada proses uji tuntas. Selanjutnya, Line Bank akan bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan stabilitas dan reliabilitas pengoperasiannya sebagai persiapan peluncuran bank ini pada kuartal pertama 2021.


Dalam operasionalnya nanti, Line Bank akan menyediakan layanan perbankan ritel termasuk deposit, transfer, kartu debit, dan pinjaman pribadi pada tahap awal.

https://maymovie98.com/movies/the-second-time-around/