Sabtu, 13 Februari 2021

Sebanyak Apa Sih Virus Corona di Seluruh Bumi Kalau Dikumpulkan?

  Corona di dunia sudah melampaui 100 juta kasus, dengan total kematian melebihi 2 juta. Namun, jika semua virus Corona di seluruh bumi dikumpulkan, pakar menilai mereka dapat dengan mudah masuk ke dalam kaleng kecil soda.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar matematika dari Inggris. Ia ingin menunjukkan betapa besar efek partikel virus yang sebenarnya sangat kecil.


Perhitungan tersebut menggunakan angka kasus COVID-19 global di dunia, ditambah dengan perkiraan viral load atau jumlah virus.


Ahli matematika Bath University Kit Yates ini menemukan hampir dua triliun atau dua miliar partikel dari virus Corona SARS-CoV2 atau COVID-19, di dunia pada satu waktu.


Merinci langkah-langkah dalam perhitungannya di sebuah artikel yang diterbitkan di situs berita The Conversation, Yates mengatakan dia menggunakan diameter SARS-CoV-2, rata-rata sekitar 100 nanometer, atau 100 miliar meter dan kemudian menghitung volumenya.


"Bahkan, dengan ikut memperhitungkan spike protein, proyeksi virus Corona dan fakta bahwa partikel virus akan meninggalkan celah ketika ditumpuk bersama, totalnya masih kurang daripada satu kaleng cola 330 mililiter (11,16 ons)," katanya, dikutip daru Al Jazeera.


"Sungguh mengherankan untuk berpikir bahwa semua masalah, gangguan, kesulitan, dan hilangnya nyawa yang diakibatkan selama setahun terakhir bisa jadi hanya beberapa suapan dari minuman terburuk dalam sejarah," kata Yates dalam artikel tersebut.


Lebih dari 2,34 juta orang telah meninggal karena COVID-19 sejauh ini, dan ada hampir 107 juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

https://kamumovie28.com/movies/treacherous/


Bikin Mewek! Nakes Tuliskan Surat Wasiat ke Anak-Suami saat Kritis Kena Corona


Seorang bidan terpapar COVID-19 hingga kritis dan dirawat di rumah sakit. Ia seolah tak lagi memiliki harapan, hingga akhirnya hanya bisa menuliskan surat perpisahan pada suami dan anak-anaknya.

Adalah Sharon Geggus, 48 tahun, yang sedang melawan 'masa pertarungan' akibat COVID-19. Semakin hari, ia semakin sadar kecil kemungkinan dirinya bisa bertahan.


COVID-19 tak hanya menyerang paru-parunya, fungsi ginjalnya pun menurun drastis. Ia pun sudah kehilangan banyak rambut.


"Virus Corona mengakibatkan dia mengidap dua jenis pneumonia, fungsi ginjalnya turun begitu rendah sehingga dia membutuhkan dialisis dan bahkan rambutnya rontok," lapor Wales Online.


Sebelum akhirnya Sharon harus menggunakan ventilator, ia sempat meminta bantuan pada pada petugas medis, meminta secarik kertas, untuk menuliskan pesan kepada suami dan anaknya.


"Saya pikir saya akan mati, saya tidak berpikir saya bisa selamat. Jadi, saya meminta selembar kertas dan menulis catatan kecil untuk anak-anak saya Tillie dan Harry dan suami saya," sebut Sharon.


Sharon mulanya tak menyadari terinfeksi COVID-19 sampai gejala yang ia rasakan semakin buruk. Suhu tubuhnya kala itu sudah berada di 40,8 derajat Celcius dan dadanya terasa sangat tertekan.


"Saat disentuh terasa panas dan merasa seperti ada seseorang sedang duduk di dada saya. Ketika dokter mendengar saya bernapas, mereka menyuruh saya untuk segera datang dan kemudian saya diberi tahu bahwa saya positif COVID-19," kata Sharon, wanita asal London.


"Saya pikir, saya akan baik-baik saja, saya berbicara dan merasa baik-baik saja," cerita Sharon di awal mula terpapar.


Beberapa hari kemudian, kondisi Sharon kian memburuk, ia sampai harus diberikan perawatan dengan mesin ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation). Mesin tersebut biasa digunakan untuk pasien pada kasus gagal napas akut.


Sharon hanya bisa mengandalkan alat tersebut, ia menghabiskan waktu 28 hari dengan bantuan mesin itu. Ia sempat tak sadarkan diri selama hampir sebulan, dan kemudian bangun tanpa mengingat apapun.


"Saya tidak dapat mengingat apa pun, saya bangun dan mereka berkata saya telah berada di sana selama sebulan dan saya tidak dapat mempercayainya, bulan dalam hidup saya yang tidak dapat saya ingat," tutur Sharon.

https://kamumovie28.com/movies/the-final-master/

Beda Prediksi Bloomberg dan Tim FKM UI soal Kapan Corona di Indonesia Usai

 Bloomberg memprediksi butuh 10 tahun lamanya pandemi Corona di Indonesia bisa berakhir. Perhitungan mereka didasarkan pada cakupan vaksinasi setiap negara.

Dalam perhitungan Bloomberg, rata-rata vaksinasi COVID-19 di Indonesia hanya 64.187 dosis per hari. Menurutnya, jika cakupan vaksinasi tersebut tak ditingkatkan, butuh 10 tahun untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, saat 75 persen dari populasi sudah menerima dua suntikan dosis vaksin Corona.


Sementara itu, dengan melakukan perhitungan yang sama terkait cakupan vaksinasi, tim riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyebut wabah Corona di Indonesia seharusnya sudah bisa terkendali pada September 2021. Mengapa begitu? Berikut perhitungannya.


Perhitungan TIM FKM UI menjelaskan, cakupan vaksinasi yang diperlukan harus mencapai 70.980.000 orang, dengan jumlah vaksinasi per hari 930 ribu suntikan. "Dengan begitu target vaksinasi disebut tim FKM UI tercapai dalam 167 hari," tulis tim riset FKM UI.


Bahkan, wabah Corona Indonesia bisa dikendalikan lebih cepat dari perkiraan awal September 2021, jika menggunakan tambahan vaksin seperti Pfizer, AstraZeneca, hingga Novavax dengan efikasi vaksin lebih tinggi. Sebab, perhitungan ini berdasarkan vaksin Sinovac dengan efikasi 65,3 persen.


Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban pun cukup optimistis bahwa vaksinasi COVID-19 di Indonesia tak kalah dengan banyak negara lain.


"Kalau lihat data di lapangan saya cukup optimis bahwa kita bisa bersaing dengan banyak negara mengenai kecepatan vaksinasi baik, dan kita lihat juga concern dari pemerintah dan juga presiden mengenai vaksinasi ini cukup jelas dan kemudian saya," katanya, beberapa waktu lalu.

https://kamumovie28.com/movies/the-black-devil-and-the-white-prince/


Sebanyak Apa Sih Virus Corona di Seluruh Bumi Kalau Dikumpulkan?


 Corona di dunia sudah melampaui 100 juta kasus, dengan total kematian melebihi 2 juta. Namun, jika semua virus Corona di seluruh bumi dikumpulkan, pakar menilai mereka dapat dengan mudah masuk ke dalam kaleng kecil soda.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar matematika dari Inggris. Ia ingin menunjukkan betapa besar efek partikel virus yang sebenarnya sangat kecil.


Perhitungan tersebut menggunakan angka kasus COVID-19 global di dunia, ditambah dengan perkiraan viral load atau jumlah virus.


Ahli matematika Bath University Kit Yates ini menemukan hampir dua triliun atau dua miliar partikel dari virus Corona SARS-CoV2 atau COVID-19, di dunia pada satu waktu.


Merinci langkah-langkah dalam perhitungannya di sebuah artikel yang diterbitkan di situs berita The Conversation, Yates mengatakan dia menggunakan diameter SARS-CoV-2, rata-rata sekitar 100 nanometer, atau 100 miliar meter dan kemudian menghitung volumenya.


"Bahkan, dengan ikut memperhitungkan spike protein, proyeksi virus Corona dan fakta bahwa partikel virus akan meninggalkan celah ketika ditumpuk bersama, totalnya masih kurang daripada satu kaleng cola 330 mililiter (11,16 ons)," katanya, dikutip daru Al Jazeera.

https://kamumovie28.com/movies/cleanin-up-the-town-remembering-ghostbusters/