Sabtu, 13 Februari 2021

Bikin Mewek! Nakes Tuliskan Surat Wasiat ke Anak-Suami saat Kritis Kena Corona

 Seorang bidan terpapar COVID-19 hingga kritis dan dirawat di rumah sakit. Ia seolah tak lagi memiliki harapan, hingga akhirnya hanya bisa menuliskan surat perpisahan pada suami dan anak-anaknya.

Adalah Sharon Geggus, 48 tahun, yang sedang melawan 'masa pertarungan' akibat COVID-19. Semakin hari, ia semakin sadar kecil kemungkinan dirinya bisa bertahan.


COVID-19 tak hanya menyerang paru-parunya, fungsi ginjalnya pun menurun drastis. Ia pun sudah kehilangan banyak rambut.


"Virus Corona mengakibatkan dia mengidap dua jenis pneumonia, fungsi ginjalnya turun begitu rendah sehingga dia membutuhkan dialisis dan bahkan rambutnya rontok," lapor Wales Online.


Sebelum akhirnya Sharon harus menggunakan ventilator, ia sempat meminta bantuan pada pada petugas medis, meminta secarik kertas, untuk menuliskan pesan kepada suami dan anaknya.

https://kamumovie28.com/movies/watching-private-sex-lesson/


"Saya pikir saya akan mati, saya tidak berpikir saya bisa selamat. Jadi, saya meminta selembar kertas dan menulis catatan kecil untuk anak-anak saya Tillie dan Harry dan suami saya," sebut Sharon.


Sharon mulanya tak menyadari terinfeksi COVID-19 sampai gejala yang ia rasakan semakin buruk. Suhu tubuhnya kala itu sudah berada di 40,8 derajat Celcius dan dadanya terasa sangat tertekan.


"Saat disentuh terasa panas dan merasa seperti ada seseorang sedang duduk di dada saya. Ketika dokter mendengar saya bernapas, mereka menyuruh saya untuk segera datang dan kemudian saya diberi tahu bahwa saya positif COVID-19," kata Sharon, wanita asal London.


"Saya pikir, saya akan baik-baik saja, saya berbicara dan merasa baik-baik saja," cerita Sharon di awal mula terpapar.


Beberapa hari kemudian, kondisi Sharon kian memburuk, ia sampai harus diberikan perawatan dengan mesin ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation). Mesin tersebut biasa digunakan untuk pasien pada kasus gagal napas akut.


Sharon hanya bisa mengandalkan alat tersebut, ia menghabiskan waktu 28 hari dengan bantuan mesin itu. Ia sempat tak sadarkan diri selama hampir sebulan, dan kemudian bangun tanpa mengingat apapun.


"Saya tidak dapat mengingat apa pun, saya bangun dan mereka berkata saya telah berada di sana selama sebulan dan saya tidak dapat mempercayainya, bulan dalam hidup saya yang tidak dapat saya ingat," tutur Sharon.


Setelah sadar, perlahan, bidan yang bekerja di RS Glangwili itu bisa kembali menggerakkan tubuhnya. Ia kembali makan dengan normal usai sebelumnya nyaris tak selamat akibat COVID-19.


Para nakes yang merawat Sharon pun tak percaya dirinya bisa berhasil melewati masa kritis. Bak keajaiban, ia pun dijuluki 'bidan ajaib' karena mampu bertahan di masa sulit.


"Saya sudah lama keluar dari situ dan tidak menyadari apa yang sedang terjadi, jadi saya rasa saya tidak tahu seberapa sakit saya, tetapi staf di sekitar RS semuanya memanggil saya 'Bidan Ajaib'," kata Sharon sambil tertawa.


Pada akhirnya, awal Desember kemarin, Sharon kembali belajar berjalan untuk pertama kalinya karena sempat kesulitan, terbiasa terbaring di tempat tidur RS.


"Saya telah dites negatif untuk COVID-19 tetapi saya sebelumnya mengidap dua jenis pneumonia, dada saya dipenuhi dengan cairan. Itu mempengaruhi ginjal, hati, kadar darah saya, saya menjalani cuci darah, Saya kehilangan banyak rambut, itu mempengaruhi segalanya."


Untungnya, tes di dadanya tidak menunjukkan fibrosis atau jaringan parut pada paru-paru yang menunjukkan kerusakan jangka panjang pasca sembuh dari Corona.

https://kamumovie28.com/movies/married-woman-fan-club/

Sebanyak Apa Sih Virus Corona di Seluruh Bumi Kalau Dikumpulkan?

  Corona di dunia sudah melampaui 100 juta kasus, dengan total kematian melebihi 2 juta. Namun, jika semua virus Corona di seluruh bumi dikumpulkan, pakar menilai mereka dapat dengan mudah masuk ke dalam kaleng kecil soda.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar matematika dari Inggris. Ia ingin menunjukkan betapa besar efek partikel virus yang sebenarnya sangat kecil.


Perhitungan tersebut menggunakan angka kasus COVID-19 global di dunia, ditambah dengan perkiraan viral load atau jumlah virus.


Ahli matematika Bath University Kit Yates ini menemukan hampir dua triliun atau dua miliar partikel dari virus Corona SARS-CoV2 atau COVID-19, di dunia pada satu waktu.


Merinci langkah-langkah dalam perhitungannya di sebuah artikel yang diterbitkan di situs berita The Conversation, Yates mengatakan dia menggunakan diameter SARS-CoV-2, rata-rata sekitar 100 nanometer, atau 100 miliar meter dan kemudian menghitung volumenya.


"Bahkan, dengan ikut memperhitungkan spike protein, proyeksi virus Corona dan fakta bahwa partikel virus akan meninggalkan celah ketika ditumpuk bersama, totalnya masih kurang daripada satu kaleng cola 330 mililiter (11,16 ons)," katanya, dikutip daru Al Jazeera.


"Sungguh mengherankan untuk berpikir bahwa semua masalah, gangguan, kesulitan, dan hilangnya nyawa yang diakibatkan selama setahun terakhir bisa jadi hanya beberapa suapan dari minuman terburuk dalam sejarah," kata Yates dalam artikel tersebut.


Lebih dari 2,34 juta orang telah meninggal karena COVID-19 sejauh ini, dan ada hampir 107 juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

https://kamumovie28.com/movies/treacherous/


Bikin Mewek! Nakes Tuliskan Surat Wasiat ke Anak-Suami saat Kritis Kena Corona


Seorang bidan terpapar COVID-19 hingga kritis dan dirawat di rumah sakit. Ia seolah tak lagi memiliki harapan, hingga akhirnya hanya bisa menuliskan surat perpisahan pada suami dan anak-anaknya.

Adalah Sharon Geggus, 48 tahun, yang sedang melawan 'masa pertarungan' akibat COVID-19. Semakin hari, ia semakin sadar kecil kemungkinan dirinya bisa bertahan.


COVID-19 tak hanya menyerang paru-parunya, fungsi ginjalnya pun menurun drastis. Ia pun sudah kehilangan banyak rambut.


"Virus Corona mengakibatkan dia mengidap dua jenis pneumonia, fungsi ginjalnya turun begitu rendah sehingga dia membutuhkan dialisis dan bahkan rambutnya rontok," lapor Wales Online.


Sebelum akhirnya Sharon harus menggunakan ventilator, ia sempat meminta bantuan pada pada petugas medis, meminta secarik kertas, untuk menuliskan pesan kepada suami dan anaknya.


"Saya pikir saya akan mati, saya tidak berpikir saya bisa selamat. Jadi, saya meminta selembar kertas dan menulis catatan kecil untuk anak-anak saya Tillie dan Harry dan suami saya," sebut Sharon.


Sharon mulanya tak menyadari terinfeksi COVID-19 sampai gejala yang ia rasakan semakin buruk. Suhu tubuhnya kala itu sudah berada di 40,8 derajat Celcius dan dadanya terasa sangat tertekan.


"Saat disentuh terasa panas dan merasa seperti ada seseorang sedang duduk di dada saya. Ketika dokter mendengar saya bernapas, mereka menyuruh saya untuk segera datang dan kemudian saya diberi tahu bahwa saya positif COVID-19," kata Sharon, wanita asal London.


"Saya pikir, saya akan baik-baik saja, saya berbicara dan merasa baik-baik saja," cerita Sharon di awal mula terpapar.


Beberapa hari kemudian, kondisi Sharon kian memburuk, ia sampai harus diberikan perawatan dengan mesin ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation). Mesin tersebut biasa digunakan untuk pasien pada kasus gagal napas akut.


Sharon hanya bisa mengandalkan alat tersebut, ia menghabiskan waktu 28 hari dengan bantuan mesin itu. Ia sempat tak sadarkan diri selama hampir sebulan, dan kemudian bangun tanpa mengingat apapun.


"Saya tidak dapat mengingat apa pun, saya bangun dan mereka berkata saya telah berada di sana selama sebulan dan saya tidak dapat mempercayainya, bulan dalam hidup saya yang tidak dapat saya ingat," tutur Sharon.

https://kamumovie28.com/movies/the-final-master/