Sabtu, 13 Februari 2021

Hoax! Kominfo Bantah Rumor Ustadz Maaher Meninggal karena Divaksin Sinovac

 Hoax seputar COVID-19 masih saja bermunculan. Salah satunya mengaitkan vaksin COVID-19 dengan penyebab meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi.

Rumor yang dikategorikan 'disinformasi' tersebut terangkum dalam Laporan Isu Hoaks Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI periode 12-13 Februari 2021.


Disebutkan dalam sebuah narasi viral di Facebook, Ustadz bernama asli Soni Ernata meninggal karena disuntik vaksin Sinovac "oleh Polisi Komunis Indonesia (PKI)".


"Berdasarkan penelusuran, klaim bahwa Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal karena disuntik vaksin Sinovac adalah keliru. Faktanya, Ustaz Maheer meninggal karena sakit," tegas laporan tersebut.


Hoax lainnya yang beredar mengklaim seorang wanita Korea Selatan mengalami efek kejang dan sesak napas hebat setelah mendapat vaksinasi COVID-19.


Faktanya, video yang menyertai hoax ini pernah diunggah di YouTube pada 21 Maret 2015, jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Radio Free Europe menjelaskan, wanita dalam video tersebut adalah seorang warga Kazakhstan yang dirawat setelah mendapat vaksinasi campak.


"Meski begitu, otoritas setempat menegaskan tidak ada hubungan vaksin campak dengan yang dialami wanita tersebut," tegas Kominfo.

https://kamumovie28.com/movies/sweet-20-2/


Budayawan Prie GS Meninggal karena Serangan Jantung, Kenali 6 Gejala Awalnya


Budayawan Prie GS meninggal dunia, kabar ini sebelumnya ramai di media sosial hingga akhirnya sang asisten, Tista Pratista mengonfirmasi kabar tersebut.

Prie GS disebut wafat karena serangan jantung. "Meninggal jam 5.30 kena serangan jantung. Nggak ada keluhan apa-apa sebelumnya," kata Tista Pratista kepada detikcom, Jumat (12/2/2021).


Prie GS disebut-sebut tak sakit atau mengeluhkan gejala apapun sebelum dirinya meninggal dunia. Dalam banyak kasus, serangan jantung terjadi secara mendadak dan tidak diawali tanda-tanda yang mudah dikenali.


Namun terkadang, serangan jantung bukan tanpa gejala sama sekali. Ada beberapa gejala yang sering menyertai tetapi terabaikan karena tidak terlalu spesifik dan dianggap sebagai keluhan sehari-hari.


Dikutip dari Mayo Clinic, serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat. Umumnya, penyumbatan sering terjadi karena penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain yang membentuk plak di arteri koroner.


Terkadang, plak bisa pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah. Aliran darah yang terputus dapat merusak atau menghancurkan sebagian dari otot jantung.


Hal ini bisa berisiko fatal terlebih jika gejalanya diabaikan. Berikut sederet gejala awal yang muncul saat terkena serangan jantung.


- Tekanan, bisa merasa sesak, nyeri, atau muncul sensasi seperti meremas hingga sakit di dada, lengan, yang bisa menyebar ke leher, rahang, atau punggung.


- Mual, gangguan pencernaan, mulas atau sakit perut


- Sesak napas


- Keringat dingin


- Kelelahan


- Kepala terasa ringan atau pusing tiba-tiba


Kak Seto Idap Kanker Prostat, Kenali Gejala dan Waspadai Faktor Risikonya


Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto mengabarkan dirinya terkena kanker prostat. Psikolog sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) tersebut menjelaskan hal itu dalam unggahan di akun media sosial pribadinya.

"Beberapa minggu belakangan ini kondisi kesehatan saya memang menurun. Dan setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan, ternyata saya didiagnosa mengidap kanker prostat," jelas Kak Seto dikutip pada Sabtu (13/2/2021).


Akibatnya, kini Kak Seto harus menjalani perawatan di rumah sakit dan pagi ini disebut akan menjalani operasi biopsi prostat. Biopsi prostat merupakan pemeriksaan diagnostik untuk memastikan keberadaan kanker prostat.


"Dari hasilnya nanti akan diketahui apakah sel kanker yang ada termasuk jinak atau ganas," lanjut Kak Seto.

https://kamumovie28.com/movies/sweet-20/

4 Shio Ini Wajib Jaga Kesehatan di 2021, Kamu Salah Satunya?

 Seiring dengan tahun baru Imlek 2021, pakar Feng Shui Yulius Fang dan Angelina Fang memprediksi 4 shio yang lebih mudah terpapar penyakit dibandingkan shio lainnya. Terlebih di masa pandemi COVID-19, menurutnya, protokol kesehatan harus tetap diperketat.

"Shio ini harus lebih ketat dalam menjaga kesehatan, segera berobat jika sakit dan lebih disiplin pada protokol kesehatan," beber Yulius, dikutip dari CNNIndonesia.


Berikut sejumlah shio yang perlu fokus pada kesehatan di tahun baru China 2572 atau Imlek 2021.


1. Shio Kuda

Yulius mengingatkan mereka dengan shio kuda agar tak memikirkan hal-hal kecil yang bisa mengganggu kesehatan. Salah satunya termasuk saat konflik dengan orang lain.


"Jika konflik dengan orang lain, maka kesehatan bisa menurun. Waspadai potensi sakit," ujar Yulius.


2. Shio Monyet

Menurut Yulius, di tahun ini, orang bershio monyet lebih rentan terluka, sakit, hingga menjalani operasi.


"Hati-hati dalam beraktivitas. Jika perlu operasi medis, pilihlah hari baik," kata Yulius.


3. Shio Kambing

Yulius menjelaskan orang dengan shio kambing sangat perlu memperhatikan kesehatan mental dan fisik. Menurutnya, lebih baik rutin check up untuk memeriksakan kesehatan.


"Disarankan check up kesehatan, jika ada problem kesehatan sebelumnya, sebaiknya cepat ditangani," ucap Yulius.


Selain itu, mereka dengan shio kambing juga disarankan menghindari olahraga berbahaya. Lebih dianjurkan untuk melakukan meditasi yang bisa menjaga kesehatan mental dan fisik.


4. Shio Tikus

Di tahun baru Imlek kali ini, orang dengan shio tikus disebut Yulius punya risiko sakit yang lebih tinggi. Sakit yang diidap shio tikus bisa mengganggu produktivitas mereka.


Maka dari itu, orang dengan shio tikus lebih baik banyak beristirahat di tengah padatnya aktivitas agar tetap sehat di masa pandemi COVID-19.

https://kamumovie28.com/movies/multiverse-the-13th-step/


Hoax! Kominfo Bantah Rumor Ustadz Maaher Meninggal karena Divaksin Sinovac


Hoax seputar COVID-19 masih saja bermunculan. Salah satunya mengaitkan vaksin COVID-19 dengan penyebab meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi.

Rumor yang dikategorikan 'disinformasi' tersebut terangkum dalam Laporan Isu Hoaks Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI periode 12-13 Februari 2021.


Disebutkan dalam sebuah narasi viral di Facebook, Ustadz bernama asli Soni Ernata meninggal karena disuntik vaksin Sinovac "oleh Polisi Komunis Indonesia (PKI)".


"Berdasarkan penelusuran, klaim bahwa Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal karena disuntik vaksin Sinovac adalah keliru. Faktanya, Ustaz Maheer meninggal karena sakit," tegas laporan tersebut.


Hoax lainnya yang beredar mengklaim seorang wanita Korea Selatan mengalami efek kejang dan sesak napas hebat setelah mendapat vaksinasi COVID-19.


Faktanya, video yang menyertai hoax ini pernah diunggah di YouTube pada 21 Maret 2015, jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Radio Free Europe menjelaskan, wanita dalam video tersebut adalah seorang warga Kazakhstan yang dirawat setelah mendapat vaksinasi campak.


"Meski begitu, otoritas setempat menegaskan tidak ada hubungan vaksin campak dengan yang dialami wanita tersebut," tegas Kominfo.

https://kamumovie28.com/movies/ziarah/