Senin, 15 Februari 2021

Tambah 6.765, Kasus Aktif COVID-19 di RI Ada 159.012 Per 14 Februari

 Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia bertambah 6.765 pada Minggu (14/2/2021). Total positif menjadi 1.217.468, sembuh 1.025.273, dan meninggal 33.183 kasus.

Jumlah suspek dipantau hari ini ada 86.456 orang dengan spesimen yang diperiksa ada 35.894.


Sementara total kasus aktif alias pasien yang masih terinfeksi COVID-19 tercatat sebanyak 159.012 orang.


Detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia pada hari ini adalah sebagai berikut.


Kasus positif bertambah 6.765 menjadi 1.217.468

Pasien sembuh bertambah 9.237 menjadi 1.025.273

Pasien meninggal bertambah 247 menjadi 33.183

Sebelumnya, pada Sabtu (13/2/2021), tercatat total sebanyak 1.210.703 kasus positif COVID-19. Ada 1.016.036 pasien sembuh dan 32.936 kasus meninggal dunia.

https://kamumovie28.com/movies/zoom/


DKI Sumbang 2.496, Ini Sebaran 6.765 Kasus Baru COVID-19 RI 14 Februari


 Jumlah kasus virus Corona COVID-19 Indonesia pada Minggu (14/2/2021) bertambah 6.765 kasus menjadi 1.217.468 kasus. Sebaran terbanyak ada di DKI Jakarta dengan 2.496 kasus.

Sementara itu jumlah pasien sembuh bertambah 9.273 kasus sehingga total menjadi 1.025.273 kasus. Sebaran terbanyak juga ada di DKI Jakarta, yakni 3.979 kasus.


Kasus kematian bertambah 247 menjadi 33.183, dengan sebaran terbanyak kali ini di Jawa Tengah dengan 68 kasus, disusul Jawa Timur dengan 50 kasus. DKI Jakarta ada di urutan ketiga dengan 43 kasus.


Tercatat ada 159.012 kasus aktif pada hari ini, berkurang 2.719 dibanding hari sebelumnya. Sementara jumlah spesimen tercatat 35.894 dan suspek sebanyak 86.456 orang.


Sebaran kasus positif COVID-19 adalah sebagai berikut:


DKI 2.496

Jawa Barat 882

Jawa Timur 516

Jawa Tengah 478

Sulawesi Selatan 354

Kalimantan Timur 330

NTT 252

Bali 139

Bangka Belitung 130

Sumatera Utara 126

DIY 108

Kalimantan Selatan 97

Lampung 89

Kalimantan Utara 79

Sumatera Barat 77

Banten 74

Riau 67

Sumatera Selatan 66

Sulawesi Tengah 57

Sulawesi Utara 56

Kalimantan Tengah 36

Jambi 34

Kepulauan Riau 33

Maluku 33

Papua Barat 24

Maluku Utara 22

Kalimantan Barat 19

Gorontalo 19

Bengkulu 18

Sulawesi Tenggara 15

Papua 15

NTB 13

Sulawesi Barat 7

Aceh 4


Update Vaksinasi COVID-19: Target Nakes Masih Kurang 27 Persen, Yuk Digas!


 Per 14 Februari 2021, sebanyak 1.068.747 tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan sudah menerima vaksin COVID-19. Kementerian Kesehatan mengklaim, angka tersebut sudah mencakup 72,77 persen dari total target cakupan tahap pertama.

Dari laporan sebelumnya pada Sabtu (13/2/2021), jumlah nakes penerima vaksin COVID-19 dosis 1 tersebut bertambah 8.421 orang.


Sedangkan untuk dosis 2, tercatat 425.578 nakes sudah menerima, mencakup 28,98 persen dari total nakes. Jumlah ini bertambah sebanyak 10.092 orang sejak Sabtu (13/2/2021).


Hingga saat ini, vaksinasi masih diprioritaskan untuk nakes lantaran kelompok inilah yang memiliki risiko tertular tertinggi dari interaksi langsung dengan pasien COVID-19.


Berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia, mengacu pada laporan harian dari akun resmi Kemenkes RI pukul 14.00 WIB:


Total sasaran vaksin: 181.554.465 orang

Sasaran vaksin tenaga kesehatan: 1.468.764 orang

Vaksinasi dosis 1: 1.068.747 (+ 8.421 orang)

Vaksinasi dosis 2: 425.578 (+ 10.092 orang)

https://kamumovie28.com/movies/orange-future/

Mengenal Retrofleksi Rahim di Balik Viral Hamil Tanpa Berhubungan Seks

  Seorang wanita di Cianjur viral karena dikisahkan hamil tanpa riwayat berhubungan seks. Ia bahkan langsung melahirkan 1 jam setelah kedapatan hamil.

Dinas kesehatan Cianjur memastikan wanita ini mengalami proses kehamilan secara normal yakni selama 9 bulan. Namun diduga ada kondisi tertentu sehingga ia tidak menyadarinya.


"Itu sering terjadi, secara medis disebut retrofleksi atau rahim terbalik," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Cianjur, Teni Hernawati, Minggu (14/2/2021).


Dikutip dari Healthline, retroflexed uterus atau rahim terbalik dikenal juga dengan istilah retroverted uterus atau rahim retro.


Istilah lain yang merujuk kondisi serupa antara lain:


tipped uterus

uterine retroversion

backward uterus

uterine retro displacement.

Dikutip dari Mayo Clinic, rahim normalnya mengarah ke depan dari bagian serviks atau leher rahim. Namun pada kondisi rahim retro, rahim mengarah ke belakang.


Kondisi ini merupakan variasi anatomi yang dialami 1 dari 4 perempuan. Beberapa perempuan mengalaminya sejak lahir, tetapi ada juga yang berubah ketika dewasa.


Beberapa wanita dengan rahim retro tidak mengalami gejala sehingga tidak menyadarinya. Namun pada beberapa yang lain, rahim retro dikaitkan dengan beberapa kondisi berikut:


Nyeri saat berhubungan seks

Nyeri saat menstruasi

Kesulitan memasang tampon

Lebih sering buang air kecil karena kandung kemih tertekan

Infeksi saluran kemih

Beser ringan

Tonjolan pada perut bagian bawah.

https://kamumovie28.com/movies/maximum-ride/


AS Curiga Laporan WHO Soal Asal-usul COVID-19, Minta China Serahkan Data


Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu (13/2/2021), meminta China untuk menyerahkan semua data yang tersedia terkait awal pandemi COVID-19. Hal ini menyusul laporan hasil investigasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tim WHO menghabiskan waktu sekitar empat minggu mencari tahu asal-usul COVID-19 di China. Hasilnya disebut masih belum diketahui pasti dari mana sumbernya, namun kemungkinan besar tidak berasal dari laboratorium karena tidak ditemukan bukti-bukti.


Penasehat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan penting agar tim investigasi bekerja secara independen. AS menduga ada tekanan dari China yang membuat tim WHO tidak bisa menghasilkan laporan yang sesungguhnya.


"Kami memiliki keprihatinan mendalam terkait bagaimana hasil investigasi COVID-19 ini dilaporkan. Kami mempertanyakan bagaimana prosesnya sampai bisa mencapai kesimpulan itu," kata Jake seperti dikutip dari Reuters, Minggu (14/2/2021).


Tim WHO memang sempat dilaporkan mengalami kesulitan karena terhambat akses masuk ke China. Salah satu investigator mengaku saat mulai bekerja pun mereka tidak memiliki data yang lengkap.


Ahli penyakit infeksius dari Australia yang tergabung dalam investigasi, Dominic Dwyer, menjelaskan tim WHO sempat meminta data 174 kasus pasien awal wabah COVID-19. Namun, otoritas China menolak memberikan data secara detail dan hanya memberikan rangkumannya saja.


"Penting agar laporan ini bisa independen. Para ahli seharusnya bisa bebas dari intervensi atau manipulasi oleh pemerintah China," lanjut Jake.


"Untuk bisa memahami pandemi ini dengan lebih baik dan bersiap menghadapi yang berikutnya, China harus memberikan seluruh data yang tersedia," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/jane-got-a-gun/