Sabtu, 20 Februari 2021

Sennheiser Jajaki Kemungkinan Lepas Bisnis Headphone

 - Sennheiser tengah mencari investor untuk membeli bisnis audio kelas consumer mereka, yaitu divisi yang memproduksi headphone dan soundbar.

Langkah ini diambil karena Sennheiser bakal mengalihkan fokusnya secara penuh ke sektor audio profesional, termasuk divisi mikrofon Neumann dan juga bisnis yang mereka sebut sebagai bisnis komunikasi.


Dalam keterangan persnya, Sennheiser mengaku ingin meningkatkan visibilitasnya dalam bisnis headphone yang kini sangat kompetitif. Mereka pun yakin bisa bersaing di pasar tersebut, namun membutuhkan investor untuk dapat mencapainya.


"Untuk bisa mengeluarkan potensi di pasar ini, kami mengkonsentrasikan sumber daya dalam tiga sektor di divisi Professional dan mencari partner kuat untuk berinvestasi di bisnis Consumer kami," tulis Daniel Sennheiser, co-CEO Sennheiser dalam keterangannya.


Sementara itu, dalam sebuah wawancara di media Jerman bernama Handelsblatt, Daniel dan Andreas Sennheiser (keduanya CEO), menjelaskan sejumlah alasan mengapa Sennheiser mau melepas bisnis headphone-nya.


Menurut dua bersaudara itu, mereka mengakui kalau Sennheiser terlambat masuk ke segmen true wireless stereo (TWS), yang kini menjadi segmen sangat populer. Meski Sennheiser mencatatkan rekor penjualan pada 2019, namun belakangan penjualannya tak sebaik yang diharapkan.


Salah satunya adalah pasar yang semakin kompetitif, dan margin keuntungan yang terus menurun. Bahkan mereka sampai perlu mem-PHK 650 orang karyawan, dan menyisakan sekitar 2800 karyawan saat ini.


Dalam wawancara itu pun mereka menyatakan akan membuka semua opsi, termasuk untuk melepas bisnis headphonenya itu jika ada investor yang berminat, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (17/2/2021).


Harus diakui memang tekanan di bisnis audio consumer ini beberapa tahun belakangan meningkat signifikan. Yaitu dari kemunculan banyak merk baru, baik dari perusahaan audio baru maupun dari perusahaan yang baru masuk ke bisnis audio.


Termasuk dari perusahaan audio baru dari China, yang sampai-sampai memunculkan istilah chi-fi, gabungan dari kata Chinese dan hifi, atau high-fidelity. Perusahaan-perusahaan seperti ini menjual earphone dan headphone dengan spesifikasi tinggi, namun dengan harga yang jauh lebih murah dibanding produk dengan spesifikasi di kelas harganya.


Kualitas suaranya pun, sampai titik tertentu, bisa bersaing dengan headphone ataupun earphone dengan harga jauh lebih mahal. Merk chi-fi yang cukup populer di Indonesia antara lain adalah Knowledge Zenith (KZ) dan Tin Audio.

https://movieon28.com/movies/about-sara/


Xiaomi Mau Geber Produk Ekosistem Selama 2021


- Xiaomi memastikan bakal berfokus untuk mengembangkan produk ekosistem selama 2021 ini, yaitu perangkat rumah pintar.

Hal ini dikonfirmasi oleh VP Xiaomi Lu Weibing lewat akun resmi Xiaomi di Weibo. Menurutnya, produk ini akan punya potensi yang besar di masa yang akan datang.


"Tahun ini kami akan fokus pada teknologi rumah pintar, dan nantinya semua orang bisa menikmati rumah pintar di masa yang akan datang," tulis Weibing.


Xiaomi sendiri saat ini memang sudah mempunyai portfolio produk ekosistem yang sangat luas, utamanya di negara asal mereka di China. Namun ada juga beberapa produk-produk tersebut yang sudah mulai diboyong ke Indonesia.


Contohnya yang terbaru adalah Mi Router 4A Gigabit Edition, Mi Router 4C, dan Mi 360° Home Security Camera 2K yang mulai dijual pada 12 Februari lalu. Produk baru tersebut menemani sejumlah produk ekosistem lain yang sebelumnya sudah dijual, dari mulai TV pintar, hair dryer, sampai air purifier.


Kebijakan Xiaomi secara global ini pun sejalan dengan langkah Xiaomi di Indonesia, di mana Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse berulang kali menyatakan akan terus membawa produk ekosistem baru Xiaomi ke Indonesia.


Salah satunya dalam surat Alvin kepada para Mi Fans yang dipostingnya pada akhir 2020 lalu. Dalam surat tersebut Alvin meminta saran pada para Mi Fans mengenai produk ekosistem apa yang selanjutnya akan dibawa ke Indonesia.


"Kami menunggu masukan dari anda semua, produk apa lagi yang ingin dibawa ke Indonesia," tulisnya dalam surat tersebut.


Alvin pun pernah menyebut pernah menyatakan keinginannya untuk membuat semua orang bisa mengakses inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.


"Kami ingin menjadi perusahaan AIoT nomor 1 dengan memungkinkan semua orang bisa mengakses inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/sara-3/


Deretan Fitur Baru Android 12, dari Smart Autorotate Sampai Game Mode

 Belum lama ini desain baru yang diduga akan diusung Android 12 sudah terungkap. Kini XDA Developers mengungkap bocoran deretan fitur-fitur baru yang akan hadir di Android 12 alias Snow Cone.

Salah satu fitur yang sedang dikembangkan Google adalah Smart Autorotate yang bisa mengubah orientasi layar dari portrait menjadi landscape dengan lebih pintar, seperti dikutip dari XDA Developers, Rabu (17/2/2021).


Saat ini fitur autorotate di ponsel mengandalkan data dari sensor akselerometer dan gyroscope yang kadang tidak bisa mendeteksi orientasi pengguna dengan tepat. Dengan fitur baru ini, ponsel akan mendeteksi posisi kepala pengguna menggunakan kamera depan sebelum mengubah orientasi layar.


Google juga sedang mengembangkan layanan GameManager untuk Android 12. Fitur ini berbeda dengan GameManagerClient yang merupakan bagian dari Google Play Services.


Fitur ini sepertinya akan menjadi API yang memungkinkan game untuk meluncurkan 'gaming mode' di ponsel misalnya dengan mengatur notifikasi yang masuk serta tingkat kecerahan dan suara.


Fitur ini kemungkinan akan diprogram untuk selalu aktif secara otomatis saat pengguna membuka game dan bisa mengaktifkan mode Do Not Disturb agar sesi gaming menjadi lebih mulus.


Fitur lainnya yang akan hadir di Android 12 adalah 'Reduce Brightness'. Awalnya dikenal dengan nama 'Reduce Bright Colors', fitur ini ditujukan sebagai fitur aksesibilitas untuk membantu pengguna dengan gangguan penglihatan.


Belum ada banyak informasi seputar fitur ini, tapi sepertinya fitur Reduce Brightness akan tersedia sebagai salah satu ikon default di panel Quick Settings Android 12.


Terakhir, Google juga sedang mengerjakan fitur 'One-Handed Mode' untuk Android 12 yang bisa mengecilkan layar agar bisa diakses dengan satu tangan. Beberapa vendor ponsel telah menghadirkan opsi ini untuk mengakomodasi layar ponsel yang semakin membesar, tapi kini Google juga ikut mengembangkan versinya sendiri.


Google berencana memasukkan fitur ini ke dalam AOSP alias Android versi open-source. Artinya semua vendor yang menggunakan AOSP bisa mengakses fitur ini, dan vendor yang belum mengembangkan fitur one-handed mode bisa memanfaatkan software milik Google.

https://movieon28.com/movies/sara-2/


Sennheiser Jajaki Kemungkinan Lepas Bisnis Headphone


- Sennheiser tengah mencari investor untuk membeli bisnis audio kelas consumer mereka, yaitu divisi yang memproduksi headphone dan soundbar.

Langkah ini diambil karena Sennheiser bakal mengalihkan fokusnya secara penuh ke sektor audio profesional, termasuk divisi mikrofon Neumann dan juga bisnis yang mereka sebut sebagai bisnis komunikasi.


Dalam keterangan persnya, Sennheiser mengaku ingin meningkatkan visibilitasnya dalam bisnis headphone yang kini sangat kompetitif. Mereka pun yakin bisa bersaing di pasar tersebut, namun membutuhkan investor untuk dapat mencapainya.


"Untuk bisa mengeluarkan potensi di pasar ini, kami mengkonsentrasikan sumber daya dalam tiga sektor di divisi Professional dan mencari partner kuat untuk berinvestasi di bisnis Consumer kami," tulis Daniel Sennheiser, co-CEO Sennheiser dalam keterangannya.


Sementara itu, dalam sebuah wawancara di media Jerman bernama Handelsblatt, Daniel dan Andreas Sennheiser (keduanya CEO), menjelaskan sejumlah alasan mengapa Sennheiser mau melepas bisnis headphone-nya.


Menurut dua bersaudara itu, mereka mengakui kalau Sennheiser terlambat masuk ke segmen true wireless stereo (TWS), yang kini menjadi segmen sangat populer. Meski Sennheiser mencatatkan rekor penjualan pada 2019, namun belakangan penjualannya tak sebaik yang diharapkan.


Salah satunya adalah pasar yang semakin kompetitif, dan margin keuntungan yang terus menurun. Bahkan mereka sampai perlu mem-PHK 650 orang karyawan, dan menyisakan sekitar 2800 karyawan saat ini.


Dalam wawancara itu pun mereka menyatakan akan membuka semua opsi, termasuk untuk melepas bisnis headphonenya itu jika ada investor yang berminat, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (17/2/2021).

https://movieon28.com/movies/sara/