Selasa, 02 Maret 2021

Saingi Disney+, Lionsgate Play Pasang Tarif Murah di Indonesia

 Tak lama lagi Lionsgate Play mulai bisa dinikmati di Indonesia. Agar bisa menyaingi Netflix dan Disney+ Hotstar, tarif langganan murah pun ditawarkan.

Mulai akan 'mengudaranya' Lionsgate Play di Tanah Air ditandai dengan kehadiran aplikasinya di Play Store. Dan ketika mengakses situs resmi dan aplikasi terpampang tarif berlangganan.


Lionsgate Play menyediakan dua pilihan tarif berlangganan, yakni:


- Bulanan Rp 35.000


- Tahunan Rp 286.400 dengan potongan 51% menjadi Rp 179.000


Jika dibandingkan dengan dua kompetitornya tadi, tarif Lionsgate Play memang jauh lebih murah. Disney+ Hotstar memasang tarif Rp 39.000 (bulanan) dan Rp 199.000 (setahun).


Sementara Netflix tergantung paket yang diambil. Paling murah adalah paket mobile Rp 54.000 dan tertinggi paket premium Rp 186.000.


detikINET coba berlangganan lewat Play Store dengan paket tahunan. Sayangnya setelah transaksi berhasil, kami bisa menikmati layanan yang ada di dalamnya. Mungkin lantaran Lionsgate Play belum resmi hadir di Tanah Air.


Iseng kami mencoba mengguna VPN dengan lokasi di India. Ini lantaran Lionsgate Play sudah tersedia di Negeri Bollywood.


Dugaan kami benar, kami bisa memutar semua film di aplikasi Lionsgate Play. Bahkan tersedia opsi subtitle bahasa Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/galaxy-turnpike/


Koleksinya cukup banyak dan beragam genre, tersedia juga konten original. Tak kalah menariknya pengguna diberikan opsi untuk memilih kualitas video streaming, dari rendah hingga tinggi. Dan layaknya Netflix dan Disney+ Hotstar, kita bisa mengunduh konten untuk ditonton secara offline.


Sebelumnya diberitakan laman The Hollywood Reporter, Starz memperluas jangkauan layanannya ke pasar Indonesia yang tengah berkembang dengan meluncurkan layanan streaming premium Lionsgate Play. Sedikit informasi Starz adalah jaringan televisi kabel dan satelit premium AS yang dimiliki oleh Lions Gate Entertainment.


Demi memuluskan ekspansi di Tanah Air, Starz sudah merekrut dua orang eksekutif yang dulunya sempat menggawangi Hooq sebelum akhirnya tutup tahun lalu. Ada Guntur Siboro yang diangkat sebagai General Manager dan Gene Tamesis sebagai VP of Business Development and Partnerships. Keduanya bakal melapor ke Rohit Jain, MD of emerging markets and South Asia Lionsgate.


"Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dengan populasi yang sangat muda dan terhubung secara global, dan telah mengalami pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar berkat lonjakan internet berkecepatan tinggi," kata Jain.


"Dengan latar belakang ini, kami melihat peluang besar bagi Starz untuk meluncurkan konten global premium bagi pemirsa Indonesia, terutama mengingat langkanya platform OTT premium di pasar."


Lionsgate Play merupakan hasil kolaborasi Lionsgate India dan Starz. Saat ini layanan tersebut hanya tersedia di India.


Seperti halnya Netflix dan Disney+, Lionsgate Play menawarkan kepada konsumen koleksi konten Hollywood yang mencakup film blockbuster dan serial populer. Layanan ini juga mengembangkan dan menghasilkan konten original. Di Indonesia, semua konten akan tersedia dengan subtitle Bahasa Indonesia.


"Pasar Indonesia telah muncul sebagai pasar utama untuk semua studio global dan raksasa streaming, berkat ukuran populasinya, globalisasi yang berkembang, industri media yang berkembang pesat, dan pertumbuhan yang luar biasa dalam industri film lokalnya. Kami berharap dapat memperluas jejak Lionsgate di Asia Tenggara dan kami yakin bahwa konten kami yang unik dan eksklusif akan menghasilkan respons yang luar biasa dari penonton Indonesia," ujar Guntur Siboro, GM Lionsgate Play Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/electric-blue-41/

Deretan Raksasa Teknologi Berlomba Bikin Mobil Pintar

 - Mobil pintar sepertinya akan menjadi rencana masa depan dari banyak perusahaan teknologi, yang beberapa di antaranya sudah mengungkap rencananya untuk menggarap sektor tersebut. Siapa saja sih?

Blackberry dan Baidu


Baidu dan Blackberry sudah sepakat untuk memperluas kerja sama mereka dalam hal peluncuran mobil pintar di China. Dalam kesepakatan tersebut, peta digital Baidu bakal diintegrasikan dalam Neutrino Real-Time Operating System milik BlackBerry.


Sistem mobil pintar ini akan diproduksi secara massal pada mobil GAC New Energy Aion buatan GAC Group, yang merupakan satu dari tiga produsen mobil teratas di China, dengan jumlah produksi mencapai 2 juta kendaraan pertahun.


Software QNX Blackberry akan menangani bagian keamanan fungsional, keamanan jaringan dan keandalan, sementara Baidu telah berinvestasi dalam pengembangan kecerdasan buatan dan pembelajaran mendalam.

https://tendabiru21.net/movies/sarah-young-the-goddess-of-love-2/


Baidu dan Blackberry sendiri pada Januari 2018 sudah menandatangani perjanjian tentang penggunaan sistem operasi Blackberry QNX sebagai dasar untuk platform Apollo milik Baidu, yang merupakan program mobil otonom milik raksasa asal China tersebut.


Program Apollo telah mendapatkan lebih dari seratus mitra manufaktur dan pemasok. Baidu juga sedang sibuk menguji kendaraan otonom dan meluncurkan armada robotaxi yang akan mengaspal di bulan September.


Huawei yang berencana jadi Tesla-nya China

Setelah bisnis ponsel dan perangkat jaringannya dihantam berbagai regulasi, Huawei kini menjajaki bisnis mobil pintar, dan berencana menjadi Tesla-nya China.


Pada 2013, mereka meluncurkan departemen baru yang didedikasikan untuk mengembangkan produk mobil otonom. Hanya saja, Huawei belum sepenuhnya bergerak dalam produksi mobil otonom. Sejauh ini, mereka baru sebatas layanan cloud, kokpit canggih, dan platform self-driving untuk mobil pintar.


Meski begitu, divisi otomotif Huawei menjadi penghasil pendapatan yang cukup bisa diandalkan karena penawarannya yang menarik. Saat ini, Huawei memiliki kesepakatan bisnis untuk mengembangkan aplikasi 5G dengan 18 pembuat mobil Cina.


Selain itu, layanan HiCar miliknya, punya kemampuan menjadi platform hiburan dalam mobil yang mirip dengan CarPlay Apple. HiCar saat ini diinstal di lebih dari 200 model mobil.


Huawei pun kini memperdalam hubungannya dengan BAIC BluePark New Energy Technology Co. Ltd, segmen kendaraan listrik (EV) dari perusahaan otomotif terkemuka China, BAIC Group. Kedua perusahaan ini kemudian berkolaborasi dalam proyek mobil pintar baru dengan nama sandi N61.


EV dilengkapi dengan chipset dan program self-driving, tiga sistem lidar, 12 perangkat radar ultrasonik, 13 kamera, dan sensor gelombang enam milimeter yang dibuat oleh telekomunikasi. Caixin, grup media setempat, mengklaim mobil pintar Huawei lebih canggih daripada sedan Model 3 Tesla. Publikasi itu juga memberi catatan bahwa mobil pintar N61 segera melakukan uji coba tahun ini sebelum resmi mengaspal di Q4 2021.

https://tendabiru21.net/movies/the-love-goddesses/