Selasa, 02 Maret 2021

Netizen Indonesia Disebut Tidak Sopan, Pengamat Sebut Ini Peringatan

  Netizen Indonesia ramai menyerbu kolom komentar akun Instagram Microsoft sebagai respons atas hasil survei yang menyebut netizen Indonesia paling tidak sopan. Pengamat media sosial menyebut justru ini adalah peringatan.

"Gak bisa dipungkiri dengan tanpa kita hadir langsung, bisa tidak menggunakan nama asli, membuat orang jadi berani dan berbuat seenaknya. Tapi di sisi lain ini memperlihatkan netizen Indonesia itu aktif dan antusias kalau dibahas seperti ini," kata pengamat media sosial Enda Nasution, dihubungi detikINET, Minggu (28/2/2021).


Enda pun menyambut positif adanya survei Digital Civility Index (DCI) dari Microsoft yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.


"Artinya kan ada sebuah ukuran, jadi kita tahu kita posisinya ada di mana, dan kita mau ngapain setelah melihat hasil survei ini, jadi tahu. Mudah-mudahan ke depannya ada pergerakan yang positif untuk memperbaikinya," ujarnya.


Disebutkan pula olehnya, metodologi survei DCI Microsoft pun menyertakan ukuran yang bagus antara lain memasukkan faktor seperti hoax, penipuan, dan ujaran kebencian dalam penelitiannya.


"Dia punya ukuran yang bagus, digital civility index ini dia breakdown lagi, kesopanan itu apa, lalu ada hoax, berita bohong termasuk di dalamnya. Kemudian soal diskriminasi, ras itu juga jadi salah satu poin. Jadi masuk akal," urai Enda.


Ketimbang merasa tidak terima dan berdebat apakah hasil penelitian ini dapat digenerasilisasi atau tidak, menurut Enda lebih baik menanggapinya sebagai sarana untuk bercermin dan memperbaiki diri.


"Kalau dari sisi validitasnya kadang-kadang kita merasa 'gak begitu ah'. Tapi kalau mempertimbangkan penguna medsos Indonesia kan banyak, ya mungkin banget di antara sampel yang diambil, banyak yang merasakan pengalaman tidak mengenakkan yang masuk dalam civility index. Setidaknya, ini penilaian secara umum untuk netizen seluruh Indonesia. Yang baik dan santun banyak, tapi kalau dirata-rata banyak juga yang gak sopannya," jelasnya.


Enda juga mengingatkan bahwa Microsoft bukan pertama kalinya mengadakan survei ini, melainkan sudah yang kelima kali. Studi tahunan mengenai kesopanan digital ini dimaksudkan Microsoft sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online.


"Menurut saya ini jadi wake up call. Selama ini gak tau how bad kita. Mungkin tidak sepenuhnya valid, tapi survei ini kan sudah (diadakan) 5 tahun. Ini jadi peringatan supaya medsos kita lebih santun lebih sopan, jangan malah banyak negatifnya," tutupnya.

https://tendabiru21.net/movies/project-x/


Bill Gates Peringatkan Cuaca di Bumi Bakal Makin Gila


Belakangan ini seolah tak hentinya Bill Gates melontarkan peringatan tentang bahaya perubahan iklim. Salah satunya terkait kondisi cuaca yang bisa jadi akan semakin ekstrim pada masa-masa mendatang.

Dalam wawancara di The Late Show with Stephen Colbert, sang pendiri Microsoft menyinggung datangnya cuaca dingin parah yang baru-baru ini menerjang Texas. Salju tebal menyelimuti seluruh kota dan merupakan event yang langka di sana.


"Kita akan mengalami lebih banyak lagi peristiwa cuaca yang gila, seperti cuaca dingin di Texas itu, karena adanya perubahan iklim," sebut pria berusia 65 tahun ini seperti dikutip detikINET dari Newsweek.


Di tengah cuaca buruk itu, jutaan warga Texas juga mengalami mati listrik karena pembangkit listrik berbahan bakar fosil tidak bisa bekerja. Hal ini juga turut menjadi perhatian Bill Gates akan pentingnya sumber daya yang bersih dan andal di masa depan.


"Seiring kita menjadikan pembangkit listrik ramah lingkungan, akan menjadi tantangan untuk membuatnya andal karena akan ada banyak kasus di mana tidak ada banyak Matahari atau angin, sehingga kita harus berinovasi untuk menyimpan energi atau menggunakan sumber yang bebas ketergantungan terhadap alam seperti nuklir," katanya.


Sebelumnya, Bill Gates yang baru saja merilis buku How to Avoid Climate Disaster, menyatakan tenaga nuklir memang harus menghadapi tantangan karena reputasinya negatif, misalnya diasosasikan dengan bom atom atau bencana radioaktif. Namun hal itu harus diatasi karena energi nuklir amat penting.

https://tendabiru21.net/movies/american-ultra/

Saingi Disney+, Lionsgate Play Pasang Tarif Murah di Indonesia

 Tak lama lagi Lionsgate Play mulai bisa dinikmati di Indonesia. Agar bisa menyaingi Netflix dan Disney+ Hotstar, tarif langganan murah pun ditawarkan.

Mulai akan 'mengudaranya' Lionsgate Play di Tanah Air ditandai dengan kehadiran aplikasinya di Play Store. Dan ketika mengakses situs resmi dan aplikasi terpampang tarif berlangganan.


Lionsgate Play menyediakan dua pilihan tarif berlangganan, yakni:


- Bulanan Rp 35.000


- Tahunan Rp 286.400 dengan potongan 51% menjadi Rp 179.000


Jika dibandingkan dengan dua kompetitornya tadi, tarif Lionsgate Play memang jauh lebih murah. Disney+ Hotstar memasang tarif Rp 39.000 (bulanan) dan Rp 199.000 (setahun).


Sementara Netflix tergantung paket yang diambil. Paling murah adalah paket mobile Rp 54.000 dan tertinggi paket premium Rp 186.000.


detikINET coba berlangganan lewat Play Store dengan paket tahunan. Sayangnya setelah transaksi berhasil, kami bisa menikmati layanan yang ada di dalamnya. Mungkin lantaran Lionsgate Play belum resmi hadir di Tanah Air.


Iseng kami mencoba mengguna VPN dengan lokasi di India. Ini lantaran Lionsgate Play sudah tersedia di Negeri Bollywood.


Dugaan kami benar, kami bisa memutar semua film di aplikasi Lionsgate Play. Bahkan tersedia opsi subtitle bahasa Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/galaxy-turnpike/


Koleksinya cukup banyak dan beragam genre, tersedia juga konten original. Tak kalah menariknya pengguna diberikan opsi untuk memilih kualitas video streaming, dari rendah hingga tinggi. Dan layaknya Netflix dan Disney+ Hotstar, kita bisa mengunduh konten untuk ditonton secara offline.


Sebelumnya diberitakan laman The Hollywood Reporter, Starz memperluas jangkauan layanannya ke pasar Indonesia yang tengah berkembang dengan meluncurkan layanan streaming premium Lionsgate Play. Sedikit informasi Starz adalah jaringan televisi kabel dan satelit premium AS yang dimiliki oleh Lions Gate Entertainment.


Demi memuluskan ekspansi di Tanah Air, Starz sudah merekrut dua orang eksekutif yang dulunya sempat menggawangi Hooq sebelum akhirnya tutup tahun lalu. Ada Guntur Siboro yang diangkat sebagai General Manager dan Gene Tamesis sebagai VP of Business Development and Partnerships. Keduanya bakal melapor ke Rohit Jain, MD of emerging markets and South Asia Lionsgate.


"Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dengan populasi yang sangat muda dan terhubung secara global, dan telah mengalami pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar berkat lonjakan internet berkecepatan tinggi," kata Jain.


"Dengan latar belakang ini, kami melihat peluang besar bagi Starz untuk meluncurkan konten global premium bagi pemirsa Indonesia, terutama mengingat langkanya platform OTT premium di pasar."


Lionsgate Play merupakan hasil kolaborasi Lionsgate India dan Starz. Saat ini layanan tersebut hanya tersedia di India.


Seperti halnya Netflix dan Disney+, Lionsgate Play menawarkan kepada konsumen koleksi konten Hollywood yang mencakup film blockbuster dan serial populer. Layanan ini juga mengembangkan dan menghasilkan konten original. Di Indonesia, semua konten akan tersedia dengan subtitle Bahasa Indonesia.


"Pasar Indonesia telah muncul sebagai pasar utama untuk semua studio global dan raksasa streaming, berkat ukuran populasinya, globalisasi yang berkembang, industri media yang berkembang pesat, dan pertumbuhan yang luar biasa dalam industri film lokalnya. Kami berharap dapat memperluas jejak Lionsgate di Asia Tenggara dan kami yakin bahwa konten kami yang unik dan eksklusif akan menghasilkan respons yang luar biasa dari penonton Indonesia," ujar Guntur Siboro, GM Lionsgate Play Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/electric-blue-41/