Uji klinis vaksin Sinovac di Bandung diperpanjang. Hal ini merujuk pada permintaan langsung dari organisasi kesehatan dunia WHO.
"Iya, WHO minta via Bio Farma agar penelitian diperpanjang," ucap ketua uji klinis vaksin COVID-19 Unpad Prof Kusnandi Rusmil saat dihubungi, Jumat (5/3/2021).
Menurut Kusnandi, WHO meminta perpanjangan waktu pengujian selama enam bulan. Sehingga, total waktu pengujian oleh Bio Farma selama satu tahun.
"Enam bulan (penambahan waktunya) setelah penyuntikan kedua. Ya jadinya setahun (total penelitian)," tuturnya.
Kusnandi pun mengungkap alasan WHO memperpanjang pengujian vaksin tersebut. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk melihat hasil yang selama ini sudah diteliti.
"Ingin lihat saja apakah nantinya setelah sekian lama seperti apa. Nanti bisa tahu apakah diulang atau bagaimana. Kemungkinan itu nanti dapat imunisasi atau bagaimana. Ada tambahan satu lagi. Kita lihat nanti," kata dia.
https://trimay98.com/movies/underwater/
Salut! Vaksin Corona di Usia 98, Eks Mentamben Subroto Ceritakan Rasanya
Mantan Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) era Soeharto, Prof Dr Subroto, menjadi salah seorang lansia penerima vaksin COVID-19. Ia mendapat suntikan pertama di Jakarta, Jumat (5/3/2021).
Ditemui detikcom di lokasi vaksinasi Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Jakarta Selatan, Subroto yang menjabat Menteri Pertambangan dan Energi pada 1978-1988, tak mengalami kendala yang berarti saat menerima vaksin COVID-19.
"Tidak sakit, terasa normal. Sekarang malah tambah semangat," katanya kepada detikcom, Jumat (5/3/2021).
Setelah vaksinasi, peserta diharuskan menunggu 30 menit untuk diobservasi sembari mengamati apakah terjadi keluhan atau tidak. Saat menunggu observasi, Subroto yang saat itu ditemani oleh sang istri, tidak merasakan efek samping atau gejala apapun pasca vaksinasi
"Pas disuntik biasa saja. Sekarang merasa tidak ada (keluhan) apa-apa," jelasnya.
Ia berharap vaksinasi yang dijalaninya hari ini bisa menjadi motivasi bagi para sesepuh di luar sana untuk tak takut divaksin Corona. Terlebih lansia merupakan kelompok rentan dan berisiko tinggi mengalami gejala berat jika terinfeksi COVID-19.
Ada beberapa kriteria lansia bisa terima vaksin. Sebelum disuntik, ada tambahan pertanyaan pada tahapan wawancara untuk meminimalisir terjadinua efek samping pasca vaksinasi pada lansia.
Ada beberapa pertanyaan lain yang akan diajukan untuk kelompok lansia sebelum terima vaksin, yakni:
Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
Apakah sering merasa kelelahan?
Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 -200 meter?
Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?
Jika ada tiga atau lebih yang dijawab 'iya' oleh calon penerima vaksin lansia, maka vaksin COVID-19 tidak dapat diberikan. Demi lancarnya proses ini, kepada calon penerima vaksinasi diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya.