Sabtu, 06 Maret 2021

Update Vaksinasi COVID-19: Sudah 2.413.615 Orang Disuntik Dosis-1 Per 5 Maret

  Per 5 Maret 2021, vaksin COVID-19 dosis 1 telah diberikan ke total 2.413.615 orang, mencakup 5,98 persen dari total target vaksinasi di Indonesia hingga tahap kedua.

Angka tersebut mencakup kelompok SDM kesehatan dengan total penerima 1.692.016 (115,20 persen), petugas publik sebanyak 541.888 (3,13 persen), dan lansia 179.711.


Vaksin COVID-19 dosis 2 telah diberikan ke total 1.114.537 orang, mencakup 2,78 persen dari total target vaksinasi hingga tahap kedua.


Angka penerima dosis 2 ini terdiri dari kelompok SDM kesehatan sebanyak 1.111.938 (75,71 persen) dan petugas publik sebanyak 2.597.


Menurut laporan Kementerian Kesehatan, hari ini dosis 2 vaksin COVID-19 sudah mulai diberikan ke kelompok lansia sebanyak 2 orang.


Mengacu pada laporan akun resmi Kemenkes, berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Jumat (5/3/2021) hingga pukul 14.00 WIB:


Total Sasaran Vaksinasi: 181.484.465

Total SDM Kesehatan, Petugas Publik, dan Lansia: 40.349.051


Total Penerima Vaksinasi-1: 2.413.615

Total Penerima Vaksinasi-2: 1.114.537


Target SDM Kesehatan: 1.468.764

Vaksinasi-1 SDM Kesehatan: 1.692.016

Vaksinasi-2 SDM Kesehatan: 1.111.938


Target Petugas Publik: 17.327.169

Vaksinasi-1 Petugas Publik: 541.888

Vaksinasi-2 Petugas Publik: 2.597


Target Lansia: 21.553.118

Vaksinasi-1 Lansia: 179.711

Vaksinasi-2 Lansia: 2

https://trimay98.com/movies/two-mothers-3/


Corona B117 Lebih Mudah Menular, Pakar IDI Sarankan Ini untuk Penangkal


Hingga kini, belum ada riset ilmiah soal keberhasilan vaksin COVID-19 di Indonesia, salah satunya Sinovac, dalam menangkal varian baru Corona B117. Protokol kesehatan menjadi cara untuk menghadapi varian baru ini.

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, jenis virus Corona B117 amat lebih mudah menular dibanding varian yang ada sebelumnya.


Meski tak terbukti menimbulkan gejala lebih parah dan angka kematian yang lebih tinggi, bahaya dari virus ini adalah sifatnya yang terproduksi banyak di saluran napas.


"Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," ujarnya melalui akun Twitter @ProfZubairi, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.


Lebih lanjut pada detikcom, Prof Zubairi menjelaskan bahwa untuk menghadapi sifat mudah menular B117, protokol kesehatan menjadi kuncinya.


Terlebih meski vaksin Sinovac diprediksi kuat sanggup menangkal B117, belum ada riset ilmiah soal efikasinya terhadap B117.


Dengan begitu, masyarakat bisa turut atasi kehadiran varian baru ini dengan menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.


"Karena penularan lebih mudah, maka kita harus lebih ketat melakukan protokol kesehatan. Artinya kalau nggak penting sekali, jangan keluar rumah. Kemudian pakai masker kalau keluar rumah. Maskernya yang baik, benar, yang bisa menangkal," ujarnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/3/2021).


Ia turun mengingatkan, kerumunan wajib dihindari. Menurutnya, berbagai kebijakan yang ada di Indonesia terkait penanganan COVID-19 sebenarnya sudah baik. Akan tetapi, implementasi di lapangan kerap lemah sehingga penularan varian baru Corona rentan terjadi.


Terlepas dari tinggi-rendahnya potensi vaksin Sinovac menangkal B117, Prof Zubairi mengingatkan, vaksin bekerja menangkal infeksi dan melindungi tubuh. Maka itu, penting untuk masyarakat mengikuti vaksinasi sesuai waktu yang ditetapkan pemerintah.


"Saya sendiri sudah vaksinasi dan memang nggak apa-apa, padahal aku usia 74 tahun, pernah operasi jantung terbuka dan ada diabetes. Tidak usah takut vaksin. Tidak membuat efek samping yang bermakna," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/two-mothers-2/

3 Cara Merawat Bayi Kuning, Kondisi yang Kerap Terjadi Saat Baru Lahir

 Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para orang tua adalah kelahiran sang buah hati. Usai menjalani sejumlah proses persalinan bayi, perjalanan Ayah dan Ibu sesungguhnya sebagai orang tua dimulai setibanya di rumah dari rumah sakit.

Pada beberapa hari pertama kelahiran bayi, para orang tua mungkin saja mengalami situasi menantang, seperti kondisi tubuh bayi yang tiba-tiba terlihat menguning. Namun, para Ayah dan Ibu tidak perlu panik jika hal tersebut terjadi.


Pasalnya, kondisi tubuh bayi yang menjadi kuning merupakan hal yang biasa terjadi pada bayi yang baru lahir. Gejala kemunculannya pun beragam, ada bayi yang mulai menunjukkan gejala tersebut hanya beberapa jam setelah kelahiran, ada yang muncul usai 24 jam, dan ada pula yang baru muncul setelah beberapa hari.


Dikutip dari laman Healthline, kondisi tubuh bayi yang menguning disebabkan oleh hiperbilirubinemia, yakni kondisi di mana terjadinya penumpukan zat atau bilirubin dalam aliran darah. Bilirubin merupakan hasil akhir yang didapat dari proses pemecahan sel darah merah.


Biasanya, zat berwarna kuning jingga tersebut akan diproses melalui hati dan dikeluarkan dari tubuh. Namun, warna kulit serta mata bayi yang menjadi kuning terjadi lantaran adanya peningkatan jumlah bilirubin dalam darah yang disebabkan oleh gagalnya bilirubin diekskresikan, sehingga bilirubin tersebut masuk ke sistem tubuh bayi.


Pada umumnya, kondisi ini tidak membahayakan dan akan sembuh dengan sendirinya. Waktu penyembuhannya pun terjadi dalam rentang waktu satu sampai dua minggu pasca kelahiran bayi. Tetapi, jika telah beberapa minggu dan kadar bilirubin masih tinggi, maka para orang tua dapat mengunjungi dokter.


Dokter nantinya akan menganjurkan bayi tersebut untuk menjalani rawat inap untuk fototerapi. Perlu diingat, bahwa hal ini tidak perlu dilakukan jika kadar bilirubin masih dalam batas normal. Pasalnya, terdapat cara yang bisa para orang tua lakukan di rumah untuk merawat si kecil yang mengalami kondisi ini.


Apa saja yang bisa orang tua lakukan di rumah jika tubuh bayi menguning?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://trimay98.com/movies/two-mothers/


Update Vaksinasi COVID-19: Sudah 2.413.615 Orang Disuntik Dosis-1 Per 5 Maret


 Per 5 Maret 2021, vaksin COVID-19 dosis 1 telah diberikan ke total 2.413.615 orang, mencakup 5,98 persen dari total target vaksinasi di Indonesia hingga tahap kedua.

Angka tersebut mencakup kelompok SDM kesehatan dengan total penerima 1.692.016 (115,20 persen), petugas publik sebanyak 541.888 (3,13 persen), dan lansia 179.711.


Vaksin COVID-19 dosis 2 telah diberikan ke total 1.114.537 orang, mencakup 2,78 persen dari total target vaksinasi hingga tahap kedua.


Angka penerima dosis 2 ini terdiri dari kelompok SDM kesehatan sebanyak 1.111.938 (75,71 persen) dan petugas publik sebanyak 2.597.


Menurut laporan Kementerian Kesehatan, hari ini dosis 2 vaksin COVID-19 sudah mulai diberikan ke kelompok lansia sebanyak 2 orang.


Mengacu pada laporan akun resmi Kemenkes, berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Jumat (5/3/2021) hingga pukul 14.00 WIB:


Total Sasaran Vaksinasi: 181.484.465

Total SDM Kesehatan, Petugas Publik, dan Lansia: 40.349.051


Total Penerima Vaksinasi-1: 2.413.615

Total Penerima Vaksinasi-2: 1.114.537


Target SDM Kesehatan: 1.468.764

Vaksinasi-1 SDM Kesehatan: 1.692.016

Vaksinasi-2 SDM Kesehatan: 1.111.938


Target Petugas Publik: 17.327.169

Vaksinasi-1 Petugas Publik: 541.888

Vaksinasi-2 Petugas Publik: 2.597


Target Lansia: 21.553.118

Vaksinasi-1 Lansia: 179.711

Vaksinasi-2 Lansia: 2

https://trimay98.com/movies/underwater-love/