Sabtu, 13 Maret 2021

Vaksinasi Jalan Lambat, Epidemiolog: Masih Banyak yang Anggap COVID Konspirasi

 Vaksinasi COVID-19 disebut masih menjadi problema. Pasalnya, percepatan vaksinasi untuk lansia sebagai kelompok rentan masih terhitung lambat.

"Kalau kita lihat itu lansia sampai sekarang yang divaksinasi baru 500 ribu sementara petugas publik sudah 1,8 juta sekian dosis. Percepatan di level petugas publik jauh lebih cepat dari pada lansia. Padahal lansia yang menjadi sasaran vaksinasi 20 juta lebih, sementara petugas publik tidak sampai 20 juta," ujar Co-founder Kawal COVID-19 Elina Ciptadi dalam webinar Katadata Insight Center, Jumat (12/3/2021).


Menurutnya, percepatan vaksinasi COVID-19 ini memang terhitung meningkat sejak awal pelaksanaannya.


Akan tetapi, percepatan vaksinasi COVID-19 untuk lansia perlu diupayakan. Pasalnya, kelompok inilah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap gejala fatal dari infeksi COVID-19.


"Kami rasa masih perlu jadi perhatian percepatan di kelompok-kelompok yang rentan. Kami lihat percepatan di lansia masih tersendat, kalah jauh dibandingkan vaksinasi di petugas publik," imbuhnya.


Turut hadir dalam webinar, epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menyebut, kendala percepatan vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebenarnya disebabkan pemahaman masyarakat yang tidak merata soal urgensi vaksinasi.


Misalnya, masih banyak masyarakat yang mengaggap COVID-19 sebagai teori konspirasi belaka.


"Masyarakat percaya bahwa penyakit COVID masih sebagai teori konspirasi. Padahal kenyataannya, banyak korban karena infeksi COVID. Secara global, menyebabkan kematian 2,6 juta orang dan masih bisa terus meningkat," ujarnya.


Lebih lagi, banyak pula yang meragukan guna vaksinasi dan takut akan risiko efek samping dari vaksin. Padahal, partisipasi aktif masyarakat adalah kunci keberhasilan program vaksinasi.


"(Efek samping vaksin) memang sesuatu hal yang wajar. Ketika sudah mendapatkan vaksin, dari pengalaman yang sudah dilakukan, untuk vaksinasi kejadian pasca imunisasi atau efek simpang ini sifatnya adalah sementara. Kalau pun ada kejadian berat, sifatnya langka," ujarnya.

https://trimay98.com/movies/level-up/


Kemenkes: Batch 1 Vaksin Sinovac Kedaluwarsa Maret, Stok Lain Masih Setahun


Pemerintah terus mendorong akselerasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Selain demi mempercepat pembentukan herd immunity, proses vaksinasi terus dilakukan sebelum masa kedaluwarsa vaksin.

Masa kedaluwarsa vaksin Corona Sinovac disebut hanya sampai 25 Maret 2021. Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin yang kedaluwarsa di tanggal tersebut adalah vaksin Sinovac yang datang di gelombang pertama.


"Batch pertama yang 1,2 juta (kedaluwarsa Maret-red). Sepertinya sudah habis karena batch 1 ya," katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (12/3/2021).


Seperti yang diberitakan, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac di awal Desember 2020 lalu. Vaksin ini digunakan untuk memvaksinasi tenaga kesehatan sebagai kelompok prioritas.


Meski demikian, vaksinasi Corona di Indonesia masih tetap dibayang-bayangi masa kedaluwarsa. Saat ditanyai perihal vaksin lain yang saat ini beredar, Nadia mengatakan masa tahannya masih menunggu kelanjutan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


"Masih 1 tahun (masa kedaluwarsa-red). Nanti kita lihat pengumuman BPOM," pungkasnya

https://trimay98.com/movies/the-giver/

Khusus Pasutri! 3 Posisi Seks Ini Bikin Sesi Bercinta Makin Panas

 - Kenikmatan bagi kedua pasangan dibutuhkan dalam hubungan seksual yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh untuk mencapai kenikmatan tersebut adalah durasi bercinta.

Dikutip dari Fatherly, sekelompok peneliti dari University of Queensland mencari tahu berapa lama durasi bercinta antara laki-laki dan perempuan dapat berlangsung.


Mereka mengumpulkan 500 pasangan dari seluruh dunia sebagai partisipan penelitian, hasilnya rata-rata durasi bercinta diketahui terjadi selama lima setengah menit.


Durasi tersebut dihitung dari jumlah waktu bercinta hingga laki-laki dapat mencapai ejakulasi yaitu pelepasan cairan sperma. Sedangkan, untuk perempuan dapat mencapai orgasme setidaknya membutuhkan waktu 20 menit.


Dengan begitu dapat diketahui terdapat perbedaan durasi yang dibutuhkan untuk kedua belah pihak mencapai kenikmatan dalam bercinta.


Untuk mengatasi hal tersebut, berikut 3 posisi bercinta yang bikin pria lebih tahan lama di ranjang dikutip dari Fatherly.


1. Spooning

Spooning atau sendokan, posisi ini dilakukan dengan menempatkan perempuan di depan laki-laki menghadap satu sisi yang sama. Perempuan dapat menjulurkan pantatnya sedangkan laki-laki dapat bergoyang di belakangnya.


"Posisi ini membantu pria bertahan lebih lama karena, sebagian besar, Anda meringkuk begitu dekat sehingga tidak ada banyak ruang untuk 'dorongan cepat'," kata Bethany Ricciardi seorang pendidik seks.


2. Sitting

Seperti spooning, posisi ini juga dapat membatasi kemampuan laki-laki untuk bergerak terlalu cepat, sehingga dapat memperpanjang durasi bercinta.


Posisi ini dilakukan dengan laki-laki duduk dan menyilangkan kaki, sedangkan perempuan dapat duduk di atasnya.Perempuan juga dapat melingkarkan lengan di lehernya dan bersandar ke belakang.


"Dia bisa bergerak ke atas dan ke bawah dan berputar-putar, tapi tidak mungkin dia bisa mulai memberikan dorongan intens dan cepat untuk mencapai klimaksnya," kata Ricciardi.


3. Cowgirl

Posisi yang menempatkan perempuan di atas dapat membatasi pergerakan. Pada posisi cowgirl, perempuan dapat menikmati sensasi dorongan yang lebih lambat.


"Posisi semacam ini memang memungkinkan penetrasi yang dalam, tetapi karena dia yang memegang kendali, dia dapat bergerak naik turun secara perlahan atau dalam lingkaran lambat," kata Ricciardi.

https://trimay98.com/movies/a-good-day-to-die-hard/


Vaksinasi Jalan Lambat, Epidemiolog: Masih Banyak yang Anggap COVID Konspirasi


 Vaksinasi COVID-19 disebut masih menjadi problema. Pasalnya, percepatan vaksinasi untuk lansia sebagai kelompok rentan masih terhitung lambat.

"Kalau kita lihat itu lansia sampai sekarang yang divaksinasi baru 500 ribu sementara petugas publik sudah 1,8 juta sekian dosis. Percepatan di level petugas publik jauh lebih cepat dari pada lansia. Padahal lansia yang menjadi sasaran vaksinasi 20 juta lebih, sementara petugas publik tidak sampai 20 juta," ujar Co-founder Kawal COVID-19 Elina Ciptadi dalam webinar Katadata Insight Center, Jumat (12/3/2021).


Menurutnya, percepatan vaksinasi COVID-19 ini memang terhitung meningkat sejak awal pelaksanaannya.


Akan tetapi, percepatan vaksinasi COVID-19 untuk lansia perlu diupayakan. Pasalnya, kelompok inilah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap gejala fatal dari infeksi COVID-19.


"Kami rasa masih perlu jadi perhatian percepatan di kelompok-kelompok yang rentan. Kami lihat percepatan di lansia masih tersendat, kalah jauh dibandingkan vaksinasi di petugas publik," imbuhnya.


Turut hadir dalam webinar, epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menyebut, kendala percepatan vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebenarnya disebabkan pemahaman masyarakat yang tidak merata soal urgensi vaksinasi.


Misalnya, masih banyak masyarakat yang mengaggap COVID-19 sebagai teori konspirasi belaka.


"Masyarakat percaya bahwa penyakit COVID masih sebagai teori konspirasi. Padahal kenyataannya, banyak korban karena infeksi COVID. Secara global, menyebabkan kematian 2,6 juta orang dan masih bisa terus meningkat," ujarnya.


Lebih lagi, banyak pula yang meragukan guna vaksinasi dan takut akan risiko efek samping dari vaksin. Padahal, partisipasi aktif masyarakat adalah kunci keberhasilan program vaksinasi.


"(Efek samping vaksin) memang sesuatu hal yang wajar. Ketika sudah mendapatkan vaksin, dari pengalaman yang sudah dilakukan, untuk vaksinasi kejadian pasca imunisasi atau efek simpang ini sifatnya adalah sementara. Kalau pun ada kejadian berat, sifatnya langka," ujarnya.

https://trimay98.com/movies/groundhog-day/