Berbagai tips diet berseliweran di media sosial. Namun rupanya, hal itu tak menjamin upaya diet sukses turunkan berat badan. Bahkan menurut statistik, 95 persen orang yang mencoba diet sendiri berujung gagal.
Praktisi kebugaran Ade Rai menyebut, penyebab terbesar dari diet gagal adalah kesalahpahaman. Ia tekankan, diet bukanlah sekedar program untuk mencapai bentuk tubuh, melainkan bagian dari gaya hidup.
"95 Persen orang yang diet gagal. Kenapa itu terjadi? Karena kita lakukan dengan perlawanan hati. Kita 'berkorban' untuk mendapatkan bentuk tubuh, fisik tertentu," ujarnya pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (5/3/2021).
Ade Rai menjelaskan, seringkali orang melupakan esensi utama dari diet. Karena terlalu terpaku pada program, banyak orang hanya mengejar bentuk tubuh yang diidamkan.
Jenis metode diet di Indonesia memang amat beragam. Jenis apa pun yang dijalankan, sah-sah saja. Namun, diet yang baik adalah diet yang tidak 'mengganggu' tubuh.
"Jangan terperangkap dalam metode, tapi lupa memahami esensinya. Kenapa kita mau diet? Karena kita mau sehat. Diet tidak boleh membuat kualitas kesehatan kita menurun. Tapi kita bersiasat, supaya bisa menggunakan metode itu (diet) untuk mengarahkan pada apa yang kita mau," imbuhnya.
Hingga kini, obesitas jadi salah satu kontributor terbesar kematian di Indonesia. Perilaku kurang gerak dan minim pemahaman soal pola makan Ade Rai sebut sebagai faktor terkuatnya.
Namun ia pula tegaskan, obesitas sebenarnya bukan sebuah penyebab, melainkan akibat sehingga bisa diatasi.
"Yang paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah karbohidrat berlebihan yang dikombinasikan dengan sumber lemak kurang baik. Yang populer nasi goreng, mie goreng, mie ayam, mie instan, tepung dan turunannya mulai dari roti, mie, kue-kuean, kerupuk, keripik dan kawan-kawannya. Bukan tidak boleh, tapi itu yang terjadi," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/emma/
Update Vaksinasi COVID-19: 14 Maret Penerima Dosis-1 Sudah Tembus 4 Juta
Per 14 Maret 2021, vaksin COVID-19 dosis 1 telah diberikan kepada 4.020.124 orang, atau mencakup 9,96 persen dari total target penerima vaksin di Indonesia pada vaksinasi tahap 2.
Angka tersebut mencakup 1.413.684 SDM kesehatan (96,25 persen dari total target SDM kesehatan), 1.967.948 petugas publik (11,36 persen dari total target petugas publik), dan 638.492 lansia (2,96 persen dari total target lansia).
Sedangkan vaksin dosis 2 telah diterima oleh total 1.460.222 orang, mencakup 3,62 persen dari target penerima vaksin di Indonesia hingga tahap 2.
Angka tersebut terdiri dari 1.172.848 SDM kesehatan (79,85 persen), 282.844 petugas publik (1,63 persen), dan 4.530 lansia (0,02 persen).
Berdasarkan laporan Kemenkes, berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Jumat (14/3/2021) hingga pukul 14.00 WIB:
Total Sasaran Vaksinasi: 181.554.465
Total SDM Kesehatan, Petugas Publik, dan Lansia: 40.349.051
Total Penerima Vaksinasi-1: 4.020.124
Total Penerima Vaksinasi-2: 1.460.222
Target SDM Kesehatan: 1.468.764
Vaksinasi-1 SDM Kesehatan: 1.413.684
Vaksinasi-2 SDM Kesehatan: 1.172.848
Target Petugas Publik:13.327.169
Vaksinasi-1 Petugas Publik: 1.967.948
Vaksinasi-2 Petugas Publik: 282.844
Target Lansia: 21.553.118
Vaksinasi-1 Lansia: 638.492
Vaksinasi-2 Lansia: 4.530