Mereka yang ingin menurunkan berat badan kerap menjajal A-Z metode diet, mulai dari yang ringan hingga ekstrem. Bahkan dalam buku terbitan selebritis yang baru-baru ini viral, disebutkan bahwa konsumsi serat berlebih justru bisa menggagalkan diet.
Dokter spesialis gizi klinik Dr dr Samuel Oetoro, MS, SpGK(K) menyebut, program diet ekstrem membatasi asupan kalori secara besar-besaran, misalnya hingga di bawah 800 kalori dalam sehari.
Menurut dr Samuel, beragam bahaya bisa mengancam jika pembatasan kalori ini dilakukan terus-menerus, apalagi tanpa pengawasan ahli.
"Hati-hati kalau sudah bermain kalori kurang dari 800, komplikasinya massa otot berkurang, belum lagi banyak efek samping. Yang berbahaya apa? Paling sering terjadi pembentukan batu empedu, asam urat meningkat, fungsi liver-nya terganggu. Pasien sering merasa kedinginan, bisa terjadi kerontokan rambut," ujarnya dalam talkshow Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Jakarta, Minggu (14/3/2021).
Umumnya pada bulan pertama berlangsungnya diet ekstrem, berat badan sukses turun drastis. Akan tetapi, penurunan tersebut tak selalu menjadi pertanda baik. Sebab bukan hanya lemak yang merosot, melainkan pula massa otot terlebih jika diet tidak diseimbangi olahraga pembentukan otot.
"Yang paling berat kalau berlangsung lama diet ekstrim ini, tubuh akan mengambil tenaga akhirnya dari protein tubuh. Massa otot menurun. Otot itu ada dimana-mana, termasuk di jantung. Hati-hati protein otot jantung tertarik, lama-lama otot jantung kekurangan protein, berbahaya sekali," imbuhnya.
Bahkan di bawah pengawasan dokter pun, dr Samuel menyebut, asupan kalori dalam program diet tidak boleh kurang dari 500 sehari untuk pria, dan 400 kalori dalam sehari untuk wanita.
"Diet ekstrem dengan indikasi tertentu boleh, tapi harus di bawah pengawasan dokter yang menguasai ilmu pengawasan pasien-pasien obesitas," pungkasnya.
https://indomovie28.net/movies/mau-dong-ah/
BPOM: Vaksin AstraZeneca RI Beda Batch, Bukan yang Ditangguhkan Eropa
Sejumlah negara di Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca menyusul laporan kasus pembekuan darah usai penyuntikan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan batch yang digunakan di Eropa berbeda dengan yang masuk Indonesia baru-baru ini.
Kepala BPOM Penny K Lukito memastikan hal itu setelah memeriksa data mutu yang diterima. Data tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam mengeluarkan emergency use authorization (EUA).
"Kami bisa melihat bahwa nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaannya di beberapa negara di Uni Eropa tersebut tidak termasuk dalam nomor batch yang masuk ke Indonesia saat ini yang melalui jalur multilateral," jelas Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3/2021).
Meski demikian, Penny menyebut BPOM masih berkomunikasi dengan The Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) dan organisasi kesehatan dunia (WHO) terkait masalah tersebut. Saat ini, sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang masuk Indonesia melalui fasilitas COVAX masih belum didistribusikan.
Selain melalui jalur multilateral dengan fasilitas COVAX, Indonesia juga akan mendatangkan vaksin AstraZeneca melalui jalur bilateral. Vaksin yang akan masuk melalui jalur bilateral saat ini masih menjalani proses bridging analysis karena diproduksi di Thailand.
"Perlu ada tambahan bridging analysis yang masih akan diberikan pada sekitar April 2021. Comparability study namanya," jelas Penny.
https://indomovie28.net/movies/i-love-that-crazy-little-thing/