Membuat rumah tetap higienis selama pandemi penting dilakukan karena dapat membantu jaga imunitas tubuh. Kita dapat memanfaatkan sejumlah perangkat elektronik pintar yang ada di pasaran untuk membantu mewujudkan hal tersebut.
Inilah 3 tips menciptakan rumah higienis dengan perangkat pintar:
1. Bersihkan Pakaian Setelah Berpergian
Di masa pandemi, aktivitas di luar rumah meningkatkan risiko terpapar virus atau materi berbahaya lain yang menempel di pakaian. Untuk menjaga higienitas, biasakan untuk mencuci tangan dan mengganti pakaian segera setelah sampai di rumah.
Bagaimana dengan pakaian yang kita pakai? Mencuci pakaian adalah tindakan antisipasi yang umum dilakukan. Tapi untuk sterilisasi yang maksimal dapat memanfaatkan perangkat seperti Samsung AirDrasser.
Perangkat ini mampu menghilangkan bakteri, virus, dan allergen berkat teknologi Jet Steam yang menyemprotkan uap bersuhu tinggi. Teknologi ini membuatnya mampu membunuh hingga 99,9% virus dan bakteri, 100% tungau rumah, menghilangkan 99% bau yang menyebabkan gas dan 99% zat berbahaya lainnya.
Perangkat yang bisa dikendalikan dari smartphone melalui aplikasi SmartThings ini juga memiliki Jet Air + Jet Hanger yang dapat menyemburkan udara yang kuat ke pakaian untuk membuang kotoran dan debu yang menempel, bahkan jauh di dalam serat pakaian. Dan ada teknologi HeatPump Drying untuk pengeringan pakaian tanpa menyebabkan kerusakan atau penyusutan.
2. Buat Udara Bersih
Masih terkait dengan debu yang dapat membawa penyakit. Debu adalah partikel yang amat kecil sehingga dapat beterbangan di rumah tanpa terlihat. Cara praktis untuk mengeliminasi debu dari udara di rumah adalah dengan menggunakan penyaring udara seperti air purifier.
Ada banyak pilihan di pasaran. Tapi pastikan perangkat tersebut punya filtrasi HEPA yang dapat menyaring partikel hingga sekecil 0,3 mikron dan menangkap hingga 99,97 persen debu yang ekstra halus. Dan paling penting perangkat tersebut dapat terhubung dengan smartphone sehingga bisa dioperasikan dari jauh.
3. Bersihkan Lantai dari Debu
Selain menjaga diri dengan selalu mencuci tangan dan membersihkan diri sebelum masuk rumah, higienitas isi rumah juga harus selalu dijaga, terutama dari debu-debu yang mengotori perabotan dan berbagai area rumah seperti lantai, dinding, langit-langit dan sebagainya.
Penelitian terbaru University of California di tahun 2020 mendapati bahwa virus yang bersifat airborne ternyata dapat disebarkan oleh aerosolized fomites seperti debu. Di sinilah pentingnya perangkat vacuum cleaner yang mampu menyedot debu mikro dan memiliki daya hisap kuat.
Salah satu yang punya kemampuan tersebut Samsung Jet Vacuum Cleaner. Perangkat ini punya struktur multi-siklon Jet Cyclone yang menyaring dan memerangkap debu paling halus dengan partikel berukuran 0,3-10µm dan allergen sekalipun.
https://trimay98.com/movies/the-lawyers-pokrol-bambu/
Bahaya Mengintai di Balik Masker Sekali Pakai
Masker dianjurkan bahkan di beberapa negara diwajibkan untuk menangkal virus Corona. Namun demikian, ada efek sampingnya yang bisa berbahaya buat lingkungan.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa saat ini manusia menggunakan 129 miliar masker secara global setiap bulan atau 3 juta per menit. Kebanyakan merupakan masker sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik dan banyak yang dibuang begitu saja sehingga membahayakan lingkungan.
"Dengan semakin meningkatnya pembuangan masker yang tidak benar, penting untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi persoalan plastik selanjutnya," kata periset dalam laporan di jurnal Frontiers of Environmental Science & Engineering.
Ilmuwan dalam riset ini adalah Elvis Genbo Xu dari University of Southern Denmark dan Profesor Zhiyong Jason Ren dari Princeton University, Amerika Serikat.
Dikutip detikINET dari SciTechDaily, Senin (15/3/2021), masker sekali pakai merupakan produk plastik, yang tidak bisa didaur ulang di alam namun mungkin menjadi partikel plastik yang lebih kecil, plastik mikro dan nano, yang bisa menyebar di ekosistem lingkungan hidup.
Pada saat ini, tingkat produksi masker sekali pakai sudah dalam skala yang sama atau bahkan lebih dengan botol plastik yang jumlahnya mencapai 43 miliar per bulan.