Rabu, 17 Maret 2021

Bahaya Mengintai di Balik Masker Sekali Pakai

  Masker dianjurkan bahkan di beberapa negara diwajibkan untuk menangkal virus Corona. Namun demikian, ada efek sampingnya yang bisa berbahaya buat lingkungan.

Penelitian terbaru menyebutkan bahwa saat ini manusia menggunakan 129 miliar masker secara global setiap bulan atau 3 juta per menit. Kebanyakan merupakan masker sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik dan banyak yang dibuang begitu saja sehingga membahayakan lingkungan.


"Dengan semakin meningkatnya pembuangan masker yang tidak benar, penting untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi persoalan plastik selanjutnya," kata periset dalam laporan di jurnal Frontiers of Environmental Science & Engineering.


Ilmuwan dalam riset ini adalah Elvis Genbo Xu dari University of Southern Denmark dan Profesor Zhiyong Jason Ren dari Princeton University, Amerika Serikat.


Dikutip detikINET dari SciTechDaily, Senin (15/3/2021), masker sekali pakai merupakan produk plastik, yang tidak bisa didaur ulang di alam namun mungkin menjadi partikel plastik yang lebih kecil, plastik mikro dan nano, yang bisa menyebar di ekosistem lingkungan hidup.


Pada saat ini, tingkat produksi masker sekali pakai sudah dalam skala yang sama atau bahkan lebih dengan botol plastik yang jumlahnya mencapai 43 miliar per bulan.


Namun demikian, berbeda dari botol plastik, tidak ada panduan resmi bagaimana masker bisa didaur ulang. Maka banyak yang langsung membuangnya begitu saja. Sampah ini bisa mencemari sistem air sampai lautan.


"Apa yang kami ketahui, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai mungkin juga terakumulasi dan melepaskan substansi kimia dan biologi berbahaya, misalnya bisphenol A. Hal ini bisa berimbas secara tak langsung pada tanaman, hewan dan manusia," kata periset.


Untuk itu, dirasa penting untuk menangani sampah masker sekali pakai dengan serius. Misalnya membuat standar manajemen pembuangannya sehingga tidak menjadi polusi bagi alam.

https://trimay98.com/movies/matthew-bournes-swan-lake/


KFC di China Diserbu Pemain Genshin Impact


Gamer Genshin Impact di China menyerbu sejumlah gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) di berbagai kota seperti Shanghai dan Hangzhou.

Mereka menyerbu gerai makanan cepat saji itu karena miHoYo -- developer Genshin Impact -- dan KFC bekerja sama untuk memberikan item in-game spesial yang bisa didapat dengan membeli paket makanan tertentu.


Item in-game yang bisa didapat itu antara lain adalah glider dengan logo KFC, resep makanan khusus, stiker, dan lainnya. Tak cuma itu, salah satu syarat untuk mendapat itemnya juga dengan menyerukan kalimat tertentu kepada kasir KFC.


Genshin KFC setup from Weibo! pic.twitter.com/HT9aF6xxMM


— Audi 🚫 QRTs & REPOSTS (@audidraws) March 7, 2021


"Bertemu di dunia lain, menikmati makanan yang enak," kurang lebih begitu terjemahan kalimat yang harus diteriakkan ke kasir KFC untuk mendapat pin khusus Diluc dan Noelle.


Animo fans Genshin Impact untuk mendapat hadiah khusus ini sangatlah besar. Sampai-sampai terjadi antrean luar biasa di sejumlah gerai KFC. Bahkan ada fansnya yang sampai menginap agar mendapat posisi antrean terdepan.


Ok, this is actually getting insane


As per the tweet below, there is a KFC x Genshin Impact collab in China. Starting tomorrow fans can get a pin badge as a bonus


There are already many people lining up outside KFC's across the country at midnight for a chance to get one first https://t.co/BxVaFWn9GV pic.twitter.com/5Chzj741eZ


— Daniel Ahmad (@ZhugeEX) March 12, 2021


Namun karena keramaian yang ditimbulkan terlalu parah, KFC dan miHoYo akhirnya memutuskan untuk menyetop acara ini di beberapa lokasi, termasuk Shanghai dan Hangzhou.


Sebabnya keramaian yang ditimbulkan melanggar aturan protokol COVID-19 setempat. KFC sendiri mengumumkan penutupan tersebut lewat akun resmi Weibo-nya, demikian dikutip detikINET dari Kotaku, Senin (15/3/2021).


Kerja sama miHoYo dan KFC ini sebelumnya juga sempat meramaikan forum Hoyolab, karena para pemain Genshin Impact di luar China juga menginginkan adanya acara serupa di negaranya. Utamanya karena mereka menginginkan wind glider yang dijadikan hadiah dalam kerja sama tersebut.


Akhirnya miHoYo pun mengumumkan kalau nantinya mereka akan menghadirkan wind glider spesial itu untuk server-server lain seperti Amerika, Eropa, dan lainnya sebelum Juli 2021.

https://trimay98.com/movies/down-swan/

Tips Rumah Higienis Pakai Perangkat Pintar

  Membuat rumah tetap higienis selama pandemi penting dilakukan karena dapat membantu jaga imunitas tubuh. Kita dapat memanfaatkan sejumlah perangkat elektronik pintar yang ada di pasaran untuk membantu mewujudkan hal tersebut.

Inilah 3 tips menciptakan rumah higienis dengan perangkat pintar:


1. Bersihkan Pakaian Setelah Berpergian

Di masa pandemi, aktivitas di luar rumah meningkatkan risiko terpapar virus atau materi berbahaya lain yang menempel di pakaian. Untuk menjaga higienitas, biasakan untuk mencuci tangan dan mengganti pakaian segera setelah sampai di rumah.


Bagaimana dengan pakaian yang kita pakai? Mencuci pakaian adalah tindakan antisipasi yang umum dilakukan. Tapi untuk sterilisasi yang maksimal dapat memanfaatkan perangkat seperti Samsung AirDrasser.


Perangkat ini mampu menghilangkan bakteri, virus, dan allergen berkat teknologi Jet Steam yang menyemprotkan uap bersuhu tinggi. Teknologi ini membuatnya mampu membunuh hingga 99,9% virus dan bakteri, 100% tungau rumah, menghilangkan 99% bau yang menyebabkan gas dan 99% zat berbahaya lainnya.


Perangkat yang bisa dikendalikan dari smartphone melalui aplikasi SmartThings ini juga memiliki Jet Air + Jet Hanger yang dapat menyemburkan udara yang kuat ke pakaian untuk membuang kotoran dan debu yang menempel, bahkan jauh di dalam serat pakaian. Dan ada teknologi HeatPump Drying untuk pengeringan pakaian tanpa menyebabkan kerusakan atau penyusutan.


2. Buat Udara Bersih

Masih terkait dengan debu yang dapat membawa penyakit. Debu adalah partikel yang amat kecil sehingga dapat beterbangan di rumah tanpa terlihat. Cara praktis untuk mengeliminasi debu dari udara di rumah adalah dengan menggunakan penyaring udara seperti air purifier.


Ada banyak pilihan di pasaran. Tapi pastikan perangkat tersebut punya filtrasi HEPA yang dapat menyaring partikel hingga sekecil 0,3 mikron dan menangkap hingga 99,97 persen debu yang ekstra halus. Dan paling penting perangkat tersebut dapat terhubung dengan smartphone sehingga bisa dioperasikan dari jauh.


3. Bersihkan Lantai dari Debu

Selain menjaga diri dengan selalu mencuci tangan dan membersihkan diri sebelum masuk rumah, higienitas isi rumah juga harus selalu dijaga, terutama dari debu-debu yang mengotori perabotan dan berbagai area rumah seperti lantai, dinding, langit-langit dan sebagainya.


Penelitian terbaru University of California di tahun 2020 mendapati bahwa virus yang bersifat airborne ternyata dapat disebarkan oleh aerosolized fomites seperti debu. Di sinilah pentingnya perangkat vacuum cleaner yang mampu menyedot debu mikro dan memiliki daya hisap kuat.


Salah satu yang punya kemampuan tersebut Samsung Jet Vacuum Cleaner. Perangkat ini punya struktur multi-siklon Jet Cyclone yang menyaring dan memerangkap debu paling halus dengan partikel berukuran 0,3-10µm dan allergen sekalipun.

https://trimay98.com/movies/the-lawyers-pokrol-bambu/


Bahaya Mengintai di Balik Masker Sekali Pakai


 Masker dianjurkan bahkan di beberapa negara diwajibkan untuk menangkal virus Corona. Namun demikian, ada efek sampingnya yang bisa berbahaya buat lingkungan.

Penelitian terbaru menyebutkan bahwa saat ini manusia menggunakan 129 miliar masker secara global setiap bulan atau 3 juta per menit. Kebanyakan merupakan masker sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik dan banyak yang dibuang begitu saja sehingga membahayakan lingkungan.


"Dengan semakin meningkatnya pembuangan masker yang tidak benar, penting untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi persoalan plastik selanjutnya," kata periset dalam laporan di jurnal Frontiers of Environmental Science & Engineering.


Ilmuwan dalam riset ini adalah Elvis Genbo Xu dari University of Southern Denmark dan Profesor Zhiyong Jason Ren dari Princeton University, Amerika Serikat.


Dikutip detikINET dari SciTechDaily, Senin (15/3/2021), masker sekali pakai merupakan produk plastik, yang tidak bisa didaur ulang di alam namun mungkin menjadi partikel plastik yang lebih kecil, plastik mikro dan nano, yang bisa menyebar di ekosistem lingkungan hidup.


Pada saat ini, tingkat produksi masker sekali pakai sudah dalam skala yang sama atau bahkan lebih dengan botol plastik yang jumlahnya mencapai 43 miliar per bulan.

https://trimay98.com/movies/my-boy-jack/