Beberapa anak di Jawa Barat dilaporkan memerlukan perawatan karena mengalami kecanduan gadget atau gawai. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua melaporkan sepanjang 2020 hingga Februari 2021 sudah ada 112 anak yang dirawat karena mengalami kecanduan gawai.
"Mereka murni gangguan adiksi gawai, jadi yang dominan itu kecanduan internet di antaranya adiksi games," ungkap Direktur Utama RSJ Cisarua Elly Marliyani pada detikcom, Selasa (16/3/2021).
Pakar kesehatan jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari RS Siloam Bogor menyebut situasi pandemi saat ini bisa membawa dampak bagi kasus-kasus kecanduan tersebut. Ini karena anak-anak dan remaja jadi lebih banyak menggunakan gawai saat belajar dilakukan di rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah memperingatkan risiko terjadinya kecanduan. WHO menyebut kecanduan game yang berkaitan dengan penggunaan gawai termasuk salah satu gangguan mental.
Jadi bagaimana supaya anak tak jadi kecanduan gadget di masa pandemi? Ini saran pakar seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Edukasi waktu melihat layar
dr Lahargo menyarankan agar orang tua meningkatkan pengetahuan dan informasi pada anak terkait penggunaan gawai dan internet yang sehat. Edukasi ini bisa mencakup durasi, prioritas, dan konten yang diakses.
Rekomendasi melihat layar yang sehat untuk anak berusia 2-4 tahun yaitu di bawah 1 jam per hari. Sementara untuk anak yang lebih dewasa dari itu biasanya tidak lebih dari tiga jam.
2. Usahakan keseimbangan aktivitas
Sebisa mungkin dorong anak agar tetap aktif secara fisik, tidak hanya menghabiskan waktu dengan gawai. Ciptakan suasana yang nyaman di rumah sehingga anak terdorong untuk melakukan aktivitas fisik.
3. Berikan aturan yang jelas
"Buat aturan yang jelas mengenai penggunaan gadget/internet : Kapan, di mana, bagaimana," kata dr Lahargo. Aturan ini harus diterapkan secara tegas dan diikuti oleh semua anggota keluarga.
4. Pantau akses
Pantau akses penggunaan gawai dengan menggunakan perangkat bersama. Ambil kesempatan bebas gawai untuk berkomunikasi, berinteraksi dan berbagi nilai-nilai keluarga bersama anak.
5. Beri pujian
Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika mereka tidak menggunakan ponsel. Baik apakah itu karena keputusan sendiri atau karena telah mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
https://maymovie98.com/movies/martabak-bangka/
Good Bye! Tak Ada Lagi Sendok-Garpu Plastik di Jepang
- Jepang semakin cinta bumi. Setelah larang penggunaan kantong plastik, sekarang sendok-garpu plastik tak akan dijual.
Sadar diri, itulah yang dirasakan oleh Jepang. Sering dibilang produsen plastik terbesar, akhirnya Jepang mulai go green secara bertahap.
Dilansir dari Sora News, Jepang sudah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya pelarangan kantong sampah plastik secara nasional.
Toko swalayan, supermarket, sampai restoran menyambut baik kebijakan ini. Memang tak bisa langsung dihilangkan, namun penggunaan kantong plastik sekali pakai jadi berbayar. Biayanya 10 Yen atau sekitar Rp 1.300an.
Penggunaan kantong plastik sekali pakai langsung menurun drastis. Sementara kantong ramah lingkungan mulai digunakan oleh masyarakat Jepang. Bahkan di Kota Kameoka, di Prefektur Tokyo melarang penawaran kantong plastik, baik gratis maupun berbayar.
Langkah ini terus dimajukan oleh Pemerintah Jepang. Kementerian Lingkungan Hidup telah menyusun RUU baru yang menargetkan larangan garpu dan sendok plastik di toko swalayan dan bisnis lainnya. Ini juga termasuk barang-barang plastik yang ada di hotel.
RUU ini diajukan oleh kabinet pada 9 Maret dan diharapkan mulai berlaku pada April 2022 jika disetujui. Toko-toko yang memberikan sendok-garpu gratis akan didenda hingga 500 ribu Yen atau sekitar Rp 65 juta. Wow!
"Sejak saat itu, sendok tidak akan diberikan secara gratis. Ini adalah versi lanjutan dari biaya untuk tas belanja plastik," ujar Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi.
Namun ternyata, respon dari masyarakat tidak begitu menyenangkan. Banyak warga yang menganggap bahwa tanpa sendok-garpu plastik, membeli makanan di swalayan akan jadi merepotkan.
Kantong plastik sekali pakai bisa diganti, namun sendok sepertinya punya tempat tersendiri di hati masyarakat. Untuk sementara tambahan sendok akan diberi biaya tambahan sekitar 5 Yen atau sekitar Rp 700 per buah.