Pasangan selebriti Dinda Hauw dan Rey Mbayang positif COVID-19. Kabar ini disampaikan langsung oleh Rey Mbayang di akun media sosial Instagram miliknya.
"Aku dinda positif Covid-19," tulis Rey Mbayang.
Dinda Hauw dikabarkan sudah ke rumah sakit untuk melakukan rontgen paru-paru dan akan menjalani diopname jika memang bermasalah.
Terinfeksi COVID-19 dalam kondisi hamil tentu tidak mudah. Apalagi ibu hamil disebut memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami gejala cukup parah jika terinfeksi.
Apa ada perawatan khusus untuk ibu hamil pengidap COVID-19?
Ahli kandungan dari RS Ibu dan Anak Brawijaya, dr Dinda Derdameisya, SpOG, mengatakan ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 mendapatkan perawatan yang sama dengan pasien yang tidak sedang hamil. Jika tidak bergejala, tetap disarankan untuk isolasi mandiri di rumah.
"Tapi, mungkin untuk ibu hamil penting untuk melaporkan ke dokter obgyn-nya atau ke bidan yang merawat kalau menderita COVID," kata dr Dinda.
Penting untuk diingat bahwa hamil yang mengidap COVID-19 juga perlu mempersiapkan rencana lain apabila terjadi perburukan pada penyakitnya. Ibu hamil yang mengidap COVID-19 juga memiliki risiko perburukan pada sistem pernapasan.
"Sesak napasnya bertambah, semakin memberat, atau demamnya nggak turun-turun, atau saturasinya menurun itu kan harus tetap dipantau," ujarnya.
Bagaimana dengan pengobatannya?
Secara umum, tidak ada pengobatan khusus bagi ibu hamil yang mengidap COVID-19. Dokter tetap memberikan obat dan vitamin sesuai gejala dan keparahan penyakit.
dr Dinda menjelaskan, vitamin yang biasanya diberikan oleh dokter kandungan di masa kehamilan biasanya sudah cukup membantu proses penyembuhan. Berbagai vitamin juga diberikan, dan pastinya tetap menjaga kesehatan.
"Ada vitamin D biasanya, ada zinc, ada kalsium, ada vitamin hamil yang mengandung zat besi, mikronutrien lainnya itu sudah cukup sih sebenarnya karena prinsipnya itu bisa sembuh sendiri," jelasnya.
https://kamumovie28.com/movies/hello-my-dolly-girlfriend/
Berat Badan Naik Selama Pandemi? Kenali Penyebab dan Solusinya
Pandemi COVID-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat. Banyak yang tadinya abai dengan protokol kesehatan, sekarang masyarakat sudah mulai patuh.
Begitu juga dengan pola makan yang berubah di masyarakat selama masa pandemi Corona, sehingga berat badan menjadi tidak karuan.
Spesialis gizi klinik dr Diana F Suganda, SpGK mengatakan, selama pandemi virus Corona COVID-19 banyak pasien-pasiennya yang mengeluhkan soal berat badan (BB) yang naik.
"Dari 10 pasien, 5 pasien mengeluhkan kenaikan berat badan," jelas dr Diana, dalam diskusi online "Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli" melalui Zoom, Senin (22/3/2021).
Lebih lanjut dr Diana mengatakan, saat ini tren memesan makanan telah menjadi kebiasaan baru masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
Sebagian besar orang akan memesan menu yang enak-enak, terlebih dengan banyaknya promo yang ditawarkan. Sehingga, kebiasaan yang tidak sehat ini pun tak terasa sudah dilakukan selama satu tahun.
"Coba, berapa banyak di antara kita yang pesan makanan daring, tapi pesannya sayur kayak gado-gado atau salad? Pasti yang enak-enak. Apalagi ada promo. Kebayang sehari, dua hari, lalu setahun," ungkap Diana.
"Yang diasup tidak sebanding dengan yang dikeluarkan, tidak sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Tidak heran, banyak pasien saya yang datang dengan keluhan BB naik selama pandemi," lanjut dia.
https://kamumovie28.com/movies/getting-naked-a-burlesque-story/