Selasa, 06 April 2021

Amerika dan 13 Negara Lain: Temuan Asal Virus Corona WHO Cacat

 Amerika Serikat dan 13 negara lainnya mengaku tidak puas dengan laporan investigasi tim WHO (World Health Organization) tentang asal muasal virus Corona. Karena beberapa alasan, mereka menganggap temuan itu cacat.

Pertama, laporan WHO ditunda pengumumannya dari rencana semula dan kedua, WHO juga tidak bisa mengakses data yang lengkap dari China. WHO sendiri sudah mengakui ada data yang ditahan China sehingga tidak bisa diteliti oleh mereka.


"Penting bahwa kami menyuarakan kecemasan bersama bahwa studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 secara signifikan tertunda dan kurang akses terhadap data dan sampel yang lengkap dan orisinal," demikian pernyataan bersama mereka yang dimuat di situs Kementerian Luar Negeri AS.


Dikutip detikINET dari Reuters, pernyataan itu ditandatangani pula oleh pemerintah berbagai negara seperti Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Israel, Jepang, Latvia, Lithuania, Norwegia, Korea Selatan dan Inggris.


Mereka mendukung adanya studi lebih lanjut bagaimana virus Corona bisa melompat dari hewan ke manusia. WHO juga diminta berkomitmen lebih transparan dan tepat waktu dalam studinya.


"Penting bagi pakar independen punya akses penuh pada data dalam tahap awal wabah ini yang relevan untuk menentukan bagaimana pandemi ini dimulai," tambah mereka.


China memang menolak menyediakan data mentang kasus awal COVID-19 kepada tim WHO. Hal itu berpotensi mempersulit upaya memahami bagaimana sebenarnya permulaan pandemi Corona.


Dalam diskusi saya dan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah," ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan sebelumnya.


"Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup berbagai data yang lebih tepat waktu dan komprehensif," lanjutnya.


Dalam laporan akhir yang ditulis bersama dengan para ilmuwan China sebelumnya, tim WHO mengatakan kebocoran laboratorium Wuhan 'sangat tidak mungkin' menjadi asal usul dari virus Corona. Mereka meyakini bahwa virus tersebut menyebar dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.


Namun, Tedros menegaskan hipotesis terkait kebocoran virus Corona dari laboratorium itu masih perlu diselidiki lebih lanjut.

https://tendabiru21.net/movies/valley-of-love/


Aplikasi OneSmile Diperbarui, Memudahkan Pengunjung BSD City


Pengembang Sinar Mas Land memperbarui aplikasi OneSmile. Sejumlah fitur baru ditambahkan untuk memudahkan aktivitas warga BSD City dan para pengunjung kawasan yang berada di Kota Tangerang Selatan ini.

OneSmile diluncurkan pertama kali Maret 2017. Semula aplikasi ini dikhususkan untuk warga BSD City, namun kini bisa dipakai oleh masyarakat luas.


"Mereka yang di BSD City tidak hanya residen, tapi ada yang hanya bekerja, belajar dan pengunjung. Nah banyak pengunjung yang kerap bingung ada apa aja di BSD City, kini bisa diketahui lewat OneSmile," ujar Mulyawan Gani, Chief Transformation Officer Sinar Mas Land saat acara peluncuran yang digelar secara online, Rabu (31/3).

https://tendabiru21.net/movies/the-message/

Pria Ini Salahkan Apple Setelah Kehilangan Bitcoin Rp 8,7 Miliar

 Seorang pria menyalahkan Apple setelah kehilangan bitcoin senilai USD 600.000 (Rp 8,7 miliar). Ia menyalahkan Apple karena telah mengizinkan aplikasi palsu dipasang di App Store yang kemudian mencuri mata uang kripto miliknya.

Phillipe Christodoulou, korban penipuan tersebut, mengatakan ia ingin mengecek saldo bitcoin-nya pada bulan Februari lalu. Ia kemudian membuka App Store untuk mencari 'Trezor', perusahaan yang membuat perangkat dompet mata uang kripto.


Christodoulou kemudian menemukan aplikasi dengan logo Trezor dan memiliki rating yang hampir sempurna. Setelah cukup percaya, ia langsung mengunduh aplikasi tersebut dan memasukkan kredensialnya.


Malangnya, aplikasi tersebut ternyata palsu dan dirancang mirip seperti aplikasi resmi agar mengecoh pemilik bitcoin. Christodolou pun kehilangan saldo bitcoin sebesar 17,1 BTC, atau setara dengan USD 600 ribu saat peristiwa tersebut terjadi.


"Mereka mengkhianati kepercayaan yang saya miliki pada mereka. Apple tidak boleh lolos begitu saja," kata Christodoulou kepada The Washington Post, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (1/4/2021).


Christodoulou marah karena Apple selama ini menjagokan ekosistem App Store yang disebut paling aman. Sebelum mengizinkan aplikasi masuk ke App Store, Apple selalu meninjau semua aplikasi untuk mencegah aplikasi palsu dan penipu agar tidak diunduh pengguna.


Apple mengatakan aplikasi Trezor palsu ini bisa lolos karena 'bait-and-switch'. Aplikasi ini memang mendaftar dengan nama Trezor serta menggunakan logo dan warna Trezor, tapi dalam deskripsinya disebut sebagai aplikasi kriptografi yang mengenkripsi file dan password iPhone yang disimpan.


Pengembang aplikasi palsu tersebut mengaku kepada Apple bahwa mereka tidak terlibat dalam mata uang kripto. Setelah didaftarkan, aplikasi itu mengubah deskripsinya menjadi dompet mata uang kripto, yang kemudian tidak bisa dideteksi oleh Apple.


Setelah diberi tahu oleh Trezor, Apple langsung menghapus aplikasi tersebut dan memblokir pengembangnya. Tapi tidak lama kemudian aplikasi Trezor palsu lainnya langsung masuk di App Store, dan langsung dihapus.


Juru bicara Apple Fred Sainz mengatakan Apple selalu mengambil tindakan cepat ketika menemukan penjahat siber yang menipu pengguna iPhone. Tapi mereka tidak menjelaskan berapa aplikasi tipu-tipu yang pernah ditemukan, atau seberapa sering dihapus dari App Store.


Perusahaan besutan Steve Jobs ini hanya mengatakan mereka telah menghapus 6.500 aplikasi pada tahun lalu karena memiliki fitur yang tersembunyi atau tidak tercatat.


Christodoulou juga bukan satu-satunya korban penipuan aplikasi Trezor palsu. Ada lima orang yang jadi korban pencurian bitcoin lewat aplikasi Trezor di iOS yang total kerugiannya mencapai USD 1,6 juta.

https://tendabiru21.net/movies/the-banquet/


Amerika dan 13 Negara Lain: Temuan Asal Virus Corona WHO Cacat


Amerika Serikat dan 13 negara lainnya mengaku tidak puas dengan laporan investigasi tim WHO (World Health Organization) tentang asal muasal virus Corona. Karena beberapa alasan, mereka menganggap temuan itu cacat.

Pertama, laporan WHO ditunda pengumumannya dari rencana semula dan kedua, WHO juga tidak bisa mengakses data yang lengkap dari China. WHO sendiri sudah mengakui ada data yang ditahan China sehingga tidak bisa diteliti oleh mereka.


"Penting bahwa kami menyuarakan kecemasan bersama bahwa studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 secara signifikan tertunda dan kurang akses terhadap data dan sampel yang lengkap dan orisinal," demikian pernyataan bersama mereka yang dimuat di situs Kementerian Luar Negeri AS.

https://tendabiru21.net/movies/the-white-haired-witch-of-lunar-kingdom/