Minggu, 02 Mei 2021

Telkomsel dan Smartfren Menang Lelang Frekuensi 5G

 Hasil lelang frekuensi 2,3 GHz telah diketahui. Telkomsel dan Smartfren memenangkan perebutan blok kosong di spektrum tersebut. Sedangkan, XL Axiata pulang dengan tangan hampa.

Informasinya adalah Telkomsel mendapatkan 20 MHz dan Smartfren mendapatkan 10 Mhz. Ketika hal itu dikonfirmasi ke Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, dia membenarkan.


"Bener mas, sudah resmi diumumkan," ujar Djoko saat minta konfirmasi oleh detikINET, Kamis (22/4/2021).


Sementara itu saat detikINET menghubungi Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail bahwa siaran pers akan dikirimkan ke awak media.


"Panitia akan informasikan formal," ucapnya.


Diberitakan sebelumnya, setelah mengumumkan membuka kembali lelang frekuensi 2,3 GHz pada pertengahan Maret lalu, tercatat Telkomsel, Indosat Ooredoo, Smartfren, Hutchison 3 Indonesia (Tri), dan XL Axiata mengambil dokumen seleksi pada Rabu (17/3) lalu.


Namun, hanya Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata yang menyerahkan dokumen permohonan seleksi lelang frekuensi dan ketiga operator seluler tersebut lulus evaluasi administrasi. Selanjutnya mereka akan bertarung untuk memperebutkan tiga blok kosong di frekuensi 2,3 GHz.


Berbeda dengan lelang frekuensi 2,3 GHz tahun 2020 yang dibatalkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di edisi kali ini tender tersebut memungkinkan peserta lelang memborong semua blok kosong di rentang 2.360-2.390 MHz.


Usai lulus evaluasi administrasi, Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata saling adu harga tiga blok kosong frekuensi 2,3 GHz di rentang 2.360-2.390 MHz sejak Senin (19/4).

https://indomovie28.net/movies/sinbad-the-fifth-voyage/


Supplier Apple Diserang Hacker, Detail MacBook Baru Dicuri


 Apple menjadi target serangan ransomware sebesar USD 50 juta (Rp 725 miliar) setelah salah satu supplier-nya Quanta Computer dibobol oleh hacker. Kelompok hacker tersebut mencuri dan membocorkan detail produk Apple yang ada saat ini dan yang akan datang.

Quanta Computers adalah perusahaan asal Taiwan yang memproduksi MacBook dan produk lainnya untuk Apple. Mereka diserang oleh kelompok hacker bernama REvil, kelompok hacker asal Rusia yang juga dikenal dengan nama Sodinokibi.


Kelompok hacker tersebut mulai membocorkan foto curiannya pada 20 April, bertepatan dengan event 'Spring Loaded' yang diadakan Apple, setelah Quanta menolak membayar tebusan sebesar USD 50 juta.


Setelah ini, mereka memberikan Apple waktu hingga 1 Mei untuk membayar tebusan dan berjanji akan terus membocorkan foto dan informasi curian setiap harinya sampai Apple mau membayar.


Dalam keterangan resminya kepada Bloomberg, Quanta mengonfirmasi bahwa server-nya telah diretas. Quanta mengatakan peretasan ini tidak menyebabkan dampak material terhadap bisnisnya.


"Tim keamanan informasi Quanta Computer telah bekerja dengan ahli IT eksternal sebagai respons terhadap serangan siber di sejumlah kecil server Quanta," kata Quanta dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (22/4/2021).


Sejauh ini, REvil sudah mengungkap skema iMac terbaru yang baru saja dikenalkan oleh Apple pada event Spring Loaded kemarin. Selain itu, ada juga diagram manufaktur untuk MacBook Air M1 yang dirilis tahun lalu.


Ada juga skema untuk MacBook baru dengan port tambahan yang belum resmi diluncurkan oleh Apple. Semua skema yang dibocorkan berisi peringatan di tiap halaman yang mengatakan bahwa dokumen tersebut adalah milik Apple dan harus dikembalikan.


Kelompok hacker REvil sebelumnya pernah melakukan serangan ransomware serupa. Dalam beberapa bulan terakhir mereka pernah membobol Acer dan perusahaan lain, tapi Apple sepertinya merupakan target terbesar mereka.

https://indomovie28.net/movies/powerful-four/

Facebook Ungkap Serangan Malware ke Pemerintah Palestina

 - Facebook mempublikasikan temuan baru mereka terkait aksi serangan siber terhadap pemerintah, kelompok pelajar, dan badan keamanan Palestina.

Aksi serangan siber itu dilakukan oleh dua komplotan asal Palestina yang menggunakan akun-akun media sosial curian. Mereka menyamar sebagai wanita muda, pendukung Fatah ataupun Hamas, jurnalis, aktivis, dan lain sebagainya, untuk menipu korbannya.


Penyamaran itu dilakukan agar si korban percaya terhadap mereka, dan kemudian 'rela' memasang malware di perangkat miliknya, demikian dikutip detikINET dari Zdnet, Kamis (22/4/2021).

https://indomovie28.net/movies/sagrada-reset-part-2/


Menurut Facebook, salah satu komplotan tersebut adalah Arid Viper, yang sering disebut sebagai pasukan sibernya Hamas. Sementara komplotan yang lainnya terkait dengan Palestinian Preventive Security Service (PSS), perpanjangan tangan dari pemerintah Palestina yang saat ini berasal dari partai Fatah.


Dalam laporannya, Facebook menyatakan aktivitas Arid Viper ini menggunakan spyware iOS dalam serangannya, yang bisa mencuri data sensitif dari iPhone tanpa perlu men-jailbreak perangkat tersebut.


Spyware itu bernama Phenakite, yang disusupkan lewat aplikasi chat yang berbasis kode open source RealtimeChat. Lewat malware ini, korbannya bisa diarahkan ke laman phishing di Facebook dan juga iCloud untuk mencuri data-data penting korbannya.


Karena proses penyusupan ini menggunakan sertifikat developer yang terdaftar, perangkat iOS korban tak perlu di-jailbreak untuk bisa dimata-matai. Namun agar bisa berfungsi maksimal, Phenakite ini 'dibundling' dengan jailbreak Osiris dan Sock Port exploit.


Osiris dibutuhkan untuk men-jailbreak semua perangkat 64 bit yang menggunakan iOS 11.2 sampai 11.3.1, dan Soc Port memperluas cakupannya dari iOS 10.0 ke 12.2. Jika proses jailbreak ini berhasil, Phenakite bisa mencuri foto dari iPhone, mengambil gambar menggunakan kameranya, merekam audio, mengakses dokumen, SMS, dan mencuri data WhatsApp.


Sementara untuk malware di Android dari Arid Viper, korbannya perlu menginstal aplikasi dari sumber di luar Play Store. Untuk itu Arid Viper menggunakan ratusan situs, juga dengan akun media sosial palsu untuk meyakinkan korbannya agar mau menginstal malware tersebut.


Oh ya, semua aplikasi berisi trojan dari Arid Viper ini -- baik untuk Android maupun iOS -- menyaru sebagai aplikasi kencan.


"Dilihat dari kecanggihannya, Arid Viper bisa dikategorikan sebagai kelas bawah sampai menengah, kemampuan ekspansi ini seharusnya bisa memperingatkan korbannya kalau aktor tier bawah lain pun bisa mengembangkan alat yang sama seperti ini," tulis Facebook.


Sementara itu, PSS juga menggunakan social engineering untuk merayu korbannya agar mau menginstal malware ke perangkatnya. Hanya saja yang ditargetkan adalah perangkat Android dan Microsoft.


Malware dari PSS ini saat sudah aktif bakal mengumpulkan metadata perangkat, catatan panggilan telepon, lokasi, daftar kontak, dan SMS. Beberapa di antaranya juga punya kemampuan keylogger.

https://indomovie28.net/movies/girls-without-tomorrow/