Selasa, 11 Mei 2021

Menakut-nakuti Warga soal Stok Oksigen Menipis, RS di India Digerebek Polisi

  Gelombang tsunami COVID-19 membuat warga India harus berebut tabung oksigen dan kamar ICU. Tak sedikit kasus kematian pasien COVID-19 di India disebabkan terlambatnya pemberian alat bantu napas akibat rumah sakit sudah kehabisan stok.

Rumah sakit Sun di negara bagian Uttar Pradesh dikenakan sanksi lantaran dinilai menakuti-nakuti warga India dengan peringatan oksigen habis.


Akilesh Pandey selaku pengelola rumah sakit menjelaskan, peringatan tersebut memang ditempel di dinding luar rumah sakit setelah 4 pasien COVID-19 meninggal dunia akibat tak kedapatan tabung oksigen.


Menurutnya, rumah sakit telah berulang kali meminta suplai stok tabung oksigen pada pemerintah pusat, namun bantuan tak kunjung datang sampai pasiennya harus meregang nyawa.


"Setelah permintaan berkali-kali ke pemerintah pusat, kami tidak kunjung mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Maka itu, kami meminta pada keluarga pasien yang membutuhkan tabung oksigen untuk ke pusat layanan kesehatan yang lain agar bisa mendapat penanganan," tertulis dalam peringatan, dikutip dari Sky News, Senin (10/5/2021).


Peringatan tersebut dinilai menakut-nakuti warga India oleh polisi setempat. Beberapa hari sejak peringatan ditempel, rumah sakit Sun digerebek polisi. Seluruh perangkat CCTV disita. Pandey dituduh menyebarkan ketakutan.


Pandey bersikeras, tindakan rumah sakit adalah untuk kebaikan warga India yang kini tengah berebut oksigen. Sebelumnya, pihaknya pun telah mengupayakan sejumlah langkah agar sebanyak mungkin pasien COVID-19 bisa mendapatkan bantuan oksigen.


"Ini sisa 5 tabung oksigen terakhir yang kami punya sore itu, kami berikan pada pasien COVID-19 dengan durasi 1,5 hingga 2 jam. Kami sengaja menurunkan tekanan agar kami bisa memperpanjang aliran oksigen untuk pasien, mungkin bisa sampai 3 sampai 3,5 jam," katanya.


Namun upayanya tak berhasil sempurna. Pihak rumah sakit tetap tidak bisa menyediakan tabung oksigen pada 4 pasien COVID-19 kritis lainnya sampai meninggal dunia.

https://nonton08.com/movies/pained/


Dihantam Corona Gelombang Ketiga, Malaysia Kembali 'Lockdown'!


Malaysia kembali menerapkan 'lockdown' di seluruh wilayahnya. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerapkan movement control order (MCO) di tengah terpaan gelombang ketiga COVID-19.

Kunjungan ke rumah-rumah selama hari raya Idul Fitri termasuk aktivitas yang dilarang dalam pembatasan tersebut. Muhyiddin mengatakan, pemerintah memutuskan untuk memperketat pembatasan untuk menekan persebaran COVID-19.


"Data dan sains terus menunjukkan bahwa aktivitas berkerumun yang membuat social distancing sulit diterapkan, dan keberadaan orang dalam ruangan yang padar adalah penyebab utama penularan COVID-19," katanya, dikutip dari Channelnewsasia, Senin (10/5/2021).


"Rantai infeksi COVID-19 hanya bisa diputus dengan mendorong orang untuk tetap di rumah melalui pengendalian pergerakan yang ketat," lanjutnya.


Dalam pembatasan ini, seluruh kegiatan berkerumun tidak diperbolehkan, termasuk pernikahan dan perjamuan. Institusi pendidikan tutup, demikian juga restoran untuk makan di tempat. Satu mobil hanya boleh membawa 3 penumpang termasuk driver.


Sholat Ied dibatasi maksimal 50 orang untuk surau atau masjid dengan kapasitas di atas 1.000 orang. Sedangkan untuk masjid yang lebih kecil, maksimal 20 orang.

https://nonton08.com/movies/fox-hunter/

Muncul di Tes Pegawai KPK, Apa Itu Threesome dan Orgy?

 - Tes wawasan kebangsaan bagi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah jadi sorotan. Beragam pertanyaan kontroversial diduga ada dalam tes tersebut, termasuk tentang 'threesome' dan 'orgy'.

Hal ini diungkap dalam keterangan pers yang mengatasnamakan Koalisi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan. Di antaranya mencakup sejumlah LSM, seperti LBH Jakarta, Amnesty International Indonesia, ICJR, YLBHI, hingga Imparsial.


Di antara beberapa poin pertanyaan yang diduga ditanyakan dalam tes wawasan kebangsaan untuk pegawai KPK, menurut keterangan pers tersebut, ada salah satu poin yang bunyinya demikian:


Ditanya pendapat soal free sex. Saat ada yang menjawab tidak masalah kalau bukan anak-anak, konsensual dan di ruang privat, ditanya lagi, 'Kalau threesome bagaimana? Kalau orgy bagaimana?'


Kontroversi mencuat karena berbagai pertanyaan dalam tes tersebut dinilai bertentangan dengan kebebasan seseorang untuk berkeyakinan. Sementara Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan, tes wawasan kebangsaan semata untuk menjalankan perintah UU KPK yang baru, yaitu UU Nomor 19 Tahun 2019 agar status pegawai KPK beralih sebagai ASN.


Terlepas dari kontroversi yang menyertai, sebenarnya apa yang dimaksud threesome dan orgy? Berikut sekilas tentang variasi seks yang sering didengar dalam keseharian tersebut.


1. Threesome

Dikutip dari Cosmopolitan, definisi umum untuk Threesome adalah ketika tiga orang berhubungan seks bersama-sama. Menurut Dr Katherine Frank, penulis Plays Well in Groups: A Journey Through the World of Group Sex, threesome merujuk pada aktivitas seks berkelompok antara tiga orang tanpa memandang komposisi gender atau jenis kelamin.


Dalam threesome, ketiga orang bisa sama-sama single, atau bisa juga pasangan yang mengundang satu orang 'bintang tamu'.


2. Orgy

Secara umum, orgy adalah aktivitas seks berkelompok yang melibatkan beberapa pasangan dalam situasi 'pesta'. Karenanya, banyak yang mengartikannya sebagai 'pesta seks'. Beberapa pakar menyebut, orgy tidak sekadar menggambarkan aktivitas seks berkelompok, tetapi juga sesuatu yang liar dan tidak terkontrol.

https://nonton08.com/movies/the-fox-hunter/


Menakut-nakuti Warga soal Stok Oksigen Menipis, RS di India Digerebek Polisi


 Gelombang tsunami COVID-19 membuat warga India harus berebut tabung oksigen dan kamar ICU. Tak sedikit kasus kematian pasien COVID-19 di India disebabkan terlambatnya pemberian alat bantu napas akibat rumah sakit sudah kehabisan stok.

Rumah sakit Sun di negara bagian Uttar Pradesh dikenakan sanksi lantaran dinilai menakuti-nakuti warga India dengan peringatan oksigen habis.


Akilesh Pandey selaku pengelola rumah sakit menjelaskan, peringatan tersebut memang ditempel di dinding luar rumah sakit setelah 4 pasien COVID-19 meninggal dunia akibat tak kedapatan tabung oksigen.


Menurutnya, rumah sakit telah berulang kali meminta suplai stok tabung oksigen pada pemerintah pusat, namun bantuan tak kunjung datang sampai pasiennya harus meregang nyawa.


"Setelah permintaan berkali-kali ke pemerintah pusat, kami tidak kunjung mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Maka itu, kami meminta pada keluarga pasien yang membutuhkan tabung oksigen untuk ke pusat layanan kesehatan yang lain agar bisa mendapat penanganan," tertulis dalam peringatan, dikutip dari Sky News, Senin (10/5/2021).


Peringatan tersebut dinilai menakut-nakuti warga India oleh polisi setempat. Beberapa hari sejak peringatan ditempel, rumah sakit Sun digerebek polisi. Seluruh perangkat CCTV disita. Pandey dituduh menyebarkan ketakutan.


Pandey bersikeras, tindakan rumah sakit adalah untuk kebaikan warga India yang kini tengah berebut oksigen. Sebelumnya, pihaknya pun telah mengupayakan sejumlah langkah agar sebanyak mungkin pasien COVID-19 bisa mendapatkan bantuan oksigen.


"Ini sisa 5 tabung oksigen terakhir yang kami punya sore itu, kami berikan pada pasien COVID-19 dengan durasi 1,5 hingga 2 jam. Kami sengaja menurunkan tekanan agar kami bisa memperpanjang aliran oksigen untuk pasien, mungkin bisa sampai 3 sampai 3,5 jam," katanya.


Namun upayanya tak berhasil sempurna. Pihak rumah sakit tetap tidak bisa menyediakan tabung oksigen pada 4 pasien COVID-19 kritis lainnya sampai meninggal dunia.

https://nonton08.com/movies/super-mischieves/