Kamis, 27 Mei 2021

Disetop BPOM, Ini Penjelasan Seputar Penghentian Lianhua Qingwen Si 'Obat Dewa'

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menyetop produk herbal obat Cina COVID-19 Lianhua Qingwen Capsules (LQC) Donasi. Sempat beredar sejak 2020 atas persetujuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kajian lebih lanjut menunjukan LQC Donasi mengandung ephedra yang bisa memicu masalah kardiovaskular dan sistem saraf pusat.

Obat ini sempat disebut sebagai 'obat dewa' lantaran dipercaya bisa mempercepat penyembuhan COVID-19. Misalnya, oleh Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Mas Guntur Laupe.


"Yang paling utama sekali adalah karena adanya bantuan obat menaikkan imun, yaitu Lianhua Qingwen. Ini adalah obat dewa, obat ampuh yang sangat luar biasa," katanya pada 2020, dikutip dari CNN Indonesia.


"Berdasarkan hasil evaluasi dan aspek risiko-manfaat terhadap produk tersebut BPOM memutuskan tidak lagi memberikan rekomendasi kedua produk donasi tersebut melalui layanan perizinan tanggap darurat. Dikarenakan keduanya memiliki risiko lebih besar dibandingkan manfaatnya," kata juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi virtual oleh BNPB, Selasa (25/5/2021).


"BPOM terus melakukan pengawasan produk di peredaran dan Satgas sepenuhnya mendukung operasionalnya di lapangan, termasuk penarikan produk di beberapa daerah di Indonesia," lanjutnya.


Sejalan dengan paparan Prof Wiku, BPOM menjelaskan bahwa LQC Donasi terbukti tidak menahan laju keparahan (severity), tidak menurunkan angka kematian, dan tidak mempercepat konversi swab test menjadi negatif.


Lain hal dengan jenis Lianhua Qingwen Capsules (LQC) yang terdaftar di BPOM (bukan produk donasi) tetap boleh beredar. Dengan indikasi mampu meredakan panas dalam, tenggorokan kering, batuk, dengan aturan pakai 3 kali 4 kapsul sesudah makan, dan dapat digunakan tanpa resep dokter.


"Adapun produk LQC yang terdaftar di Badan POM memiliki perbedaan komposisi dengan produk LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM) yaitu dalam hal tidak adanya kandungan bahan Ephedra, seperti yang terdapat pada produk LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM)," jelas BPOM dalam keterangan resmi.

https://trimay98.com/movies/cat-and-mouse/


Varian Corona India B1617 Sudah Ditemukan di 53 Negara, Ini Detailnya


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan varian Corona B1617 yang pertama kali ditemukan di India kini sudah menyebar di 53 negara. Varian B1617 disebut sudah terbukti dalam studi bersifat lebih mudah menular.

Dalam laporan terbaru WHO, penyebaran varian B1617 dibagi menjadi tiga garis keturunan yaitu B1617.1, B1617.2, dan B1617.3. Varian tipe pertama terdeteksi di 41 negara, tipe kedua terdeteksi di 54 negara, dan tipe ketiga terdeteksi di enam negara yaitu Inggris, Kanada, Jerman, India, Rusia, dan Amerika Serikat.


Sumber tak resmi WHO juga menyebut B1617 ada di tujuh negara lain membuat totalnya menjadi 60 negara.


"Menekan transmisi lewat metode pengendalian yang sudah terbukti jadi aspek penting dalam strategi global demi mengurangi terjadinya mutasi yang bisa berdampak negatif," tulis laporan seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (27/5/2021).


Kasus COVID-19 global tampak menurun sekitar 14 persen dibanding pekan lalu. Pekan ini kasus baru COVID-19 dunia tercatat ada 4,1 juta dengan kematian mencapai sekitar 84.000.


Eropa jadi wilayah dengan penurunan kasus dan kematian COVID-19 terbanyak selama sepekan terakhir di dunia.

https://trimay98.com/movies/ladies-house-of-pleasure/

Rabu, 26 Mei 2021

Jam Sahur Jadi Waktu Favorit Buat Belanja Online

 Selama Ramadhan, kegiatan khas yang dilakukan muslim adalah bangun dini hari untuk makan sahur. Nah, waktu sahur juga dimanfaatkan orang Indonesia untuk check out belanja online mereka.

Berdasarkan riset iPrice, di Indonesia terjadi lonjakan traffic belanja online secara signifikan pada pukul 02.00-05.00 pagi. Orang Indonesia secara aktif mengakses internet dan berbelanja online pada waktu sahur.

https://kamumovie28.com/movies/unthinkable-2/


Dibandingkan negara tetangga Malaysia dan Singapura, tidak ada lonjakan signifikan di jam yang sama. Bisa disimpulkan berbelanja online ketika sahur merupakan seasonal habit atau kebiasaan musiman di Indonesia.


Riset iPrice yang dilakukan bersama Jakpat ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan berbelanja online orang Indonesia pada saat pandemi dan menjelang Lebaran.


iPrice merangkum beberapa tren mengenai berbelanja online di negara dengan mayoritas penduduk muslim di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Malaysia. Survei ini disimpulkan menggunakan data internal iPrice melalui Google Analytics.


Selain adanya lonjakan traffic belanja online saat sahur, riset iPrice juga menggungkapkan fakta berikut ini.


Produk dalam kategori fashion masih mendominasi


Kategori fashion menduduki peringkat pertama dengan total minat belinya meningkat hingga lebih dari 8000% dalam periode 2 minggu pertama di bulan Ramadhan.


iPrice membandingkan impression pada Google Analytics di periode 2 minggu awal Ramadhan pada tahun 2021 dan 2020. Sebanyak 3 dari 5 top produk yang paling meningkat minat belinya berada dalam kategori fashion yaitu Gamis pada posisi ketiga meningkat hingga 2.800% dan sarung pada posisi keempat 1.800%.


Di peringkat kedua ada toples makanan yang minat belinya meningkat hingga 3.500%, lalu produk kue kering pada posisi ke-6 meningkat hingga 1.600%, diikuti oleh sirup pada posisi ke-8 dengan peningkatan hingga 1.000%, dan kurma pada posisi terakhir dengan total peningkatan hingga hampir 800%.

Mayoritas orang Indonesia belanja online lewat smartphone


iPrice menemukan mayoritas orang Indonesia, Malaysia dan Singapura berbelanja online melalui smartphone. Total persentasenya secara berurutan untuk masing-masing negara sebanyak 93%, 68%, dan 55% di 2021.


Singapura dan Malaysia juga memiliki jumlah traffic yang lumayan tinggi dari desktop. Data menunjukkan sebanyak 31% orang di Malaysia berbelanja online menggunakan laptop, sedangkan Singapura memegang peringkat tertinggi yaitu sebanyak 43% dari total transaksi online menggunakan laptop.


Sebaliknya di Indonesia, belanja online menggunakan laptop memiliki persentase yang kecil di Indonesia. Sejak 2020 lalu, hanya 6% dari total transaksi online yang terjadi.


Hal ini mudah dipahami karena sebanyak 77% dari total populasi di Indonesia tidak memiliki laptop. Perangkat ini awam digunakan secara umum dan biasanya hanya dipakai mahasiswa atau orang yang bekerja.


*) Artikel ini berdasarkan riset iPrice "Tren Berbelanja Ramadhan di Indonesia"

https://kamumovie28.com/movies/unthinkable/