Sabtu, 29 Mei 2021

Teori Kebocoran Lab Wuhan di Balik Tabir Asal-usul COVID-19

 Asal-usul SARS-CoV-2, virus Corona penyebab pandemi COVID-19, masih gelap. Para ilmuwan masih galau di antara dua teori utama: muncul secara alami atau bocor dari laboratorium.

Kedua teori tersebut, menurut para ilmuwan, sama-sama memungkinkan. Amerika Serikat sampai melibatkan intelijen untuk meneliti lebih jauh kemungkinan mana yang paling kuat.


Belakangan ini, teori kebocoran laboratorium kembali jadi sorotan. Beberapa fakta terkait teori tersebut adalah sebagai berikut.


1. Apa itu teori kebocoran lab?

Teori kebocoran lab atau lab leak theory merujuk pada kemungkinan virus Corona lepas secara tidak sengaja dari laboratorium, dan bukan muncul secara alami dari hewan lalu menulari manusia. Para pendukung teori ini menudung Wuhan Institute of Virology (WIV), tempat para ilmuwan meneliti SARS-CoV-1 pada kelelawar yang mewabah pada 2002.


Dikutip dari Sky, para ilmuwan bereksperimen dengan virus hidup di laboratorium ini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pasar Huanan, tempat kasus pertama diyakini muncul.


Sebagian besar pendukung teori ini meyakini kebocoran terjadi karena tidak sengaja akibat human error, bukan seperti teori konspirasi yang juga beredar.


2. Apa yang diketahui sejauh ini?

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah melakukan investigasi terkait asal-usul persebaran COVID-19 sejak Maret 2020. Pada Januari 2021, para peneliti datang langsung ke Wuhan untuk mengumpulkan data.


Laporan akhir pada Maret 2021 menyimpulkan bahwa mungkin dan sangat mungkin virus Corona menular dari kelelawar ke manusia melalui spesies yang tidak diketahui. Dalam laporan tersebut, kemungkinan bocor dari laboratorium disebut sangat kecil kemungkinannya, tetapi tetap tidak bisa dikesampingkan.


3. Mencuat lagi gara-gara laporan intelijen AS

Meski meredup sejak keluarnya laporan WHO, teori kebocoran laboratorium kembali mencuat belakangan ini. Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat menyebut tiga peneliti di laboratorium WIV pergi berobat ke rumah sakit pada November 2019 sebelum terjadi pandemi COVID-19.


Disebutkan, para peneliti mengalami gejala mirip virus Corona. Laporan ini kembali memberikan angin bagi teori kebocoran laboratorium. Amerika Serikat kini melakukan investigasi lebih spesifik.

https://maymovie98.com/movies/vice-and-virtue/


Jogja Dapat 250 Ribu Dosis Vaksin AstraZeneca, Mulai Disuntikkan Juni


Kemenkes RI menyebut Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapatkan pasokan 250 ribu dosis vaksin AstraZeneca. Ditargetkan untuk mempercepat vaksinasi, khususnya lansia.

"Jadi untuk AstraZenca kita dapat hibah dari COVAX yang difasilitasi oleh WHO sekitar 2 juta dosis vaksin. Semuanya sudah distribusikan ke seluruh provinsi dan untuk DIY dapat jatah 250 ribu dosis vaksin AstraZeneca," kata Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Agusdini Banun Saptaningsih saat ditemui di Kapanewon Bantul, Jumat (28/5/2021).


Selanjutnya, Dini menyebut untuk vaksin AstraZenaca baru digunakan untuk vaksinasi pertama di bulan Juni. Sedangkan untuk jeda vaksinasi dosis pertama kedua selama 12 minggu sehingga pada bulan Agustus akan dikirim lagi vaksin AstraZeneca dari pusat ke DIY.


"Jadi sampai saat ini kita masih dalam tahap ke dua vaksinasi untuk pelayanan publik dan lansia," ujarnya.


Menyoal keamanan vaksin AstraZeneca untuk DIY, Dini menyatakan aman digunakan. Mengingat BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah mengeluarkan rekomendasi bahwa vaksin AstraZenaca aman untuk digunakan.


"Selain itu Kemenkes dengan Dinas Kesehatan DIY dan Kabupaten-Kota sudah rapat dan memutuskan bahwa mulai bulan Juni vaksinasi akan menggunakan vaksin AstraZeneca," ujarnya.


"Dan yang jelas vaksin AstraZeneca yang saat ini sudah ada di Gudang Farmasi Dinkes DIY bukan vaksin AstraZeneca CTMAV547. Karena untuk vaksin AstraZeneca CTMAV547 sudah ditarik semua," lanjut Dini.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Agus Budi Raharja mengaku telah mengajukan permintaan vaksin AstraZeneca kepada Dinkes DIY. Dia mengaku meminta 50 ribu dosis.


"Kalau dari kita akan mengajukan 50 ribu dosis vaksin AstraZeneca ke Dinkes DIY. Semua itu untuk mempercepat proses vaksinasi lansia di Bantul," katanya.

https://maymovie98.com/movies/le-mans/

Fakta di Balik Viral Vaksin COVID-19 Mengandung Magnet

  Isu vaksin COVID-19 mengandung magnet belakangan viral beredar di media sosial. Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman ikut menanggapi, menegaskan hal tersebut hoax, alias tak mungkin terjadi.

Sederhananya, usai divaksinasi Corona, para vaksinator kerap menempelkan plester atau 'band aid'. Kemungkinan besar, hal ini bisa memicu koin menempel pada tangan pasca divaksinasi.


"Kalau bicara koin bisa nempel di badan setelah vaksin itu bukan hal yang aneh, bukan karena vaksinnya. Itu karena kita tahu setelah divaksin itu biasanya tenaga medis kan menempelkan plester atau band aid," bebernya kepada detikcom Jumat (28/5/2021), meluruskan isu vaksin COVID-19 mengandung magnet.


"Itu ketika misalnya dicabut ya itu pasti ada residunya atau bekas rekatan apalagi kalau misalnya berkeringat," sambungnya.


Kemungkinan lain yang disinggung Dicky soal isu vaksin COVID-19 mengandung magnet adalah saat seseorang berkeringat. Keringat memungkinkan benda termasuk berbahan logam menempel di kulit tubuh, karena kondisi badan tengah lembap.


Hal tersebut jelas lebih masuk akal ketimbang mempercayai narasi hoax yang menyebutkan vaksin COVID-19 mengandung magnet.


"Kita ketika kecil kan suka main nih misalnya koin ditempelkan di kening. Menempel di kening, tapi bukan karena ada magnet, atau misalnya wajah muka berminyak nih, nempel di pipi nih, bukan karena ada magnet di pipi saya," jelas Dicky dalam keterangan video, sambil memperagakan kemungkinan yang terjadi.


"Karena itu ada minyak," tutupnya.


Diberitakan sebelumnya, pakar biologi seluler menegaskan tidak mungkin magnet menjadi salah satu kandungan di dalam vaksin COVID-19. Dikutip dari covid19.go.id, vaksin COVID-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia untuk menjaga pH.


Hoax vaksin COVID-19 mengandung magnet mulanya berawal dari sebuah video seseorang yang disebut-sebut melakukan eksperimen dengan menempelkan logam usai vaksinasi. Dalam narasi video tersebut, logam yang menempel di tangan pasca divaksinasi diyakini imbas kandungan magnet di dalam vaksin COVID-19.

https://maymovie98.com/movies/robinson-and-his-tempestuous-slaves/


Teori Kebocoran Lab Wuhan di Balik Tabir Asal-usul COVID-19


Asal-usul SARS-CoV-2, virus Corona penyebab pandemi COVID-19, masih gelap. Para ilmuwan masih galau di antara dua teori utama: muncul secara alami atau bocor dari laboratorium.

Kedua teori tersebut, menurut para ilmuwan, sama-sama memungkinkan. Amerika Serikat sampai melibatkan intelijen untuk meneliti lebih jauh kemungkinan mana yang paling kuat.


Belakangan ini, teori kebocoran laboratorium kembali jadi sorotan. Beberapa fakta terkait teori tersebut adalah sebagai berikut.


1. Apa itu teori kebocoran lab?

Teori kebocoran lab atau lab leak theory merujuk pada kemungkinan virus Corona lepas secara tidak sengaja dari laboratorium, dan bukan muncul secara alami dari hewan lalu menulari manusia. Para pendukung teori ini menudung Wuhan Institute of Virology (WIV), tempat para ilmuwan meneliti SARS-CoV-1 pada kelelawar yang mewabah pada 2002.


Dikutip dari Sky, para ilmuwan bereksperimen dengan virus hidup di laboratorium ini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pasar Huanan, tempat kasus pertama diyakini muncul.


Sebagian besar pendukung teori ini meyakini kebocoran terjadi karena tidak sengaja akibat human error, bukan seperti teori konspirasi yang juga beredar.

https://maymovie98.com/movies/rings/