Jumat, 04 Juni 2021

Pasien COVID-19 di RSUD Soeselo Slawi Naik Drastis Pasca Lebaran

 Jumlah warga terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, saat ini semakin meningkat. Peningkatan ini ditandai dengan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi.

Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin, mengatakan, kenaikkan jumlah pasien positif corona sudah terjadi sejak puasa hingga lebaran. Data di RSUD ini menyebut, awal awal puasa hanya metawat 5 orang pasien positif COVID-19. Namun pada lebaran sampai hari ini naik menjadi 77 orang yang dirawat.


"Semenjak paska lebaran kenaikan jumlah pasien COVID-19 sangat drastis. Diawal ramadhan jumlah pasien hanya sampai di angka 5. Dan saat ini per 2 Juni 2021 sebanyak 77 pasien konfirm positif. Rumah sakit ini juga merawat 20 pasien suspect," kata Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin di kantornya, Kamis (3/6/2021).


Dia menambahkan, dari 130 ketersediaan tempat tidur khusus COVID-19 tinggal menyisakan 53 unit. Mengantisipasi lonjakan pasien corona di wilayah Kabupaten Tegal, pihak RSUD Soeselo sudah punya skenario-skenario tertentu.


"Kita sudah punya skenario tertentu kalau terjadi lonjakan yang luar biasa, kita akan membuka ruang islolasi lain," tutur Slamet Solehudin.


Selain itu, bila ada lonjakan pasien COVID-19 yang luar biasa, pihak rumah sakit juga akan merekrut tenaga medis. Mereka akan diperbantukan untuk menangani pasien.


"Dengan kondisi tersebut otomatis kita akan merekrutmen tenaga medis. Biasanya dengan tenaga medis sukarela tapi tetap diberikan penghasilan, gaji atau insentif," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/nerve-3/


Ahli Virologi Nilai Pandemi Terkendali Jika Vaksinasi Capai 70%


Ahli Virologi, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyebutkan efektivitas vaksinasi di beberapa negara terbukti cukup berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Menurutnya, terkendalinya pandemi di beberapa negara ini juga sejalan dengan cakupan vaksinasi yang sudah cukup luas.

"Di Inggris yang cakupan vaksinasinya di atas 50% dan Amerika di atas 40%, kasus COVID-19 sudah turun dengan angka yang luar biasa. Awal Januari 2021, kasus di Inggris hingga 70.000, sekarang hanya 2.000-3.000 kasus per hari," terang Prof. Mahardika dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).


"Berkaca pada vaksinasi bagi tenaga kesehatan di Indonesia yang cakupannya sudah mendekati 100% untuk dosis kedua, kasus COVID-19 telah jauh menurun dibandingkan dengan sebelum vaksinasi," imbuhnya.


Ia menilai pandemi akan dapat segera diakhiri dengan vaksinasi, tentunya dengan cakupan di atas 50% dari penduduk apalagi kalau mencapai lebih dari 70%. Meski demikian, Prof. Mahardika menyampaikan jika nantinya cakupan vaksinasi di Indonesia sudah melebihi 50%, protokol kesehatan tetap tak boleh dilonggarkan. Adapun protokol kesehatan yang dimaksud yakni protokol 3M yang meliputi Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan.


"Karena memakai masker, misalnya, akan mencegah kita terhadap penyakit menular, tidak hanya COVID-19 tapi juga influenza dan penyakit-penyakit lainnya," ujarnya.


Ia mengatakan hingga Rabu (2/6) vaksinasi di Indonesia telah mencakup total 27,6 juta dosis atau mencapai 6%.


"Meskipun masih 6%, barangkali kita bisa kumpulkan data guru-guru dan petugas publik yang sudah divaksinasi, apakah data kesakitan atau kematian mengalami penurunan. Kalau itu terjadi, maka begitu angka 50% tercapai, atau idealnya 70%, tercapai maka kita sudah bisa mengatakan pandemi sudah terkendali," tutur Prof. Mahardika.


Lebih lanjut, Prof. Mahardika mencontohkan bagaimana herd immunity terbentuk di masa pandemi sebelumnya.


"Ada pandemi yang disebut Spanish Flu. Indonesia juga terdampak, tetapi pada waktu itu tidak ada vaksin. Yang terjadi adalah pandemi berlangsung tiga tahun dan berakhir dengan herd immunity. Jadi imunitas yang disebabkan oleh penularan virus itu sendiri," jelasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/nerve-2/

Banyak Lansia Kena COVID-19 Habis Lebaran, Vaksinasi Jemput Bola Penting

 Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melaporkan kasus penularan COVID-19 pada kelompok lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan usai libur Lebaran 2021. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pun menilai strategi jemput bola dalam vaksinasi COVID-19 untuk lansia harus segera digencarkan, dengan harapan dapat menekan potensi terpapar COVID-19 pada kelompok tersebut.

Strategi jemput bola vaksinasi sendiri adalah dengan cara mendatangi rumah para lansia atau diantarkan ke tempat-tempat vaksinasi COVID-19. Dengan demikian, bisa mempercepat capaian vaksinasi COVID-19 secara nasional demi mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.


"Kelompok rentan seperti lansia harus mendapat perhatian khusus dalam vaksinasi COVID-19. Apalagi pasca-Lebaran tahun ini ada kecenderungan peningkatan positif di kalangan lansia," ujar Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Kamis (03/06/2021).


Lebih lanjut, Lestari menjelaskan meningkatnya kasus positif COVID-19 pada lansia bisa jadi dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya belum terbentuknya kesadaran menjalankan protokol kesehatan di lingkungannya. Selain itu, karena dampak terjadinya pergerakan orang antarwilayah pada periode Lebaran atau mulai gencarnya test COVID-19 di sejumlah daerah sehingga banyak kasus positif COVID-19 terungkap.


Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, di samping upaya meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, para pemangku kepentingan harus segera melakukan jemput bola untuk mempercepat kelompok lansia mendapatkan vaksinasi COVID-19. Dengan sudah divaksin, diharapkan jumlah kelompok lansia yang terlindungi dari ancaman COVID-19 semakin banyak.


Data dari laman www.vaksin.kemkes.go.id, per Rabu (2/6) tercatat dari sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21,55 juta orang, baru sebanyak 3,38 juta orang lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 2,22 juta lansia disuntik vaksin COVID-19 dosis kedua. Target itu, baru dapat dicapai kalau 181,5 juta penduduk Indonesia sudah divaksinasi COVID-19.


Sedangkan, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, kecepatan vaksinasi COVID-19 secara nasional pada bulan ini mencapai 500 ribu vaksin per hari. Lestari berharap, para pemangku kepentingan di pusat dan daerah berkolaborasi menerapkan berbagai strategi untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 nasional mencapai target.


Di sisi lain, dia meminta, kesadaran masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan, sehingga dapat menekan potensi penularan kembali akibat terpapar virus korona varian baru atau daya tahan tubuh yang menurun.


Lestari juga berharap agar sosialisasi masif terkait vaksinasi COVID-19 dan disiplin protokol kesehatan konsisten dilakukan di setiap lapisan masyarakat agar upaya pengendalian COVID-19 berjalan dengan lancar.

https://cinemamovie28.com/movies/nerve/


Pasien COVID-19 di RSUD Soeselo Slawi Naik Drastis Pasca Lebaran


Jumlah warga terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, saat ini semakin meningkat. Peningkatan ini ditandai dengan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi.

Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin, mengatakan, kenaikkan jumlah pasien positif corona sudah terjadi sejak puasa hingga lebaran. Data di RSUD ini menyebut, awal awal puasa hanya metawat 5 orang pasien positif COVID-19. Namun pada lebaran sampai hari ini naik menjadi 77 orang yang dirawat.


"Semenjak paska lebaran kenaikan jumlah pasien COVID-19 sangat drastis. Diawal ramadhan jumlah pasien hanya sampai di angka 5. Dan saat ini per 2 Juni 2021 sebanyak 77 pasien konfirm positif. Rumah sakit ini juga merawat 20 pasien suspect," kata Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin di kantornya, Kamis (3/6/2021).


Dia menambahkan, dari 130 ketersediaan tempat tidur khusus COVID-19 tinggal menyisakan 53 unit. Mengantisipasi lonjakan pasien corona di wilayah Kabupaten Tegal, pihak RSUD Soeselo sudah punya skenario-skenario tertentu.


"Kita sudah punya skenario tertentu kalau terjadi lonjakan yang luar biasa, kita akan membuka ruang islolasi lain," tutur Slamet Solehudin.


Selain itu, bila ada lonjakan pasien COVID-19 yang luar biasa, pihak rumah sakit juga akan merekrut tenaga medis. Mereka akan diperbantukan untuk menangani pasien.


"Dengan kondisi tersebut otomatis kita akan merekrutmen tenaga medis. Biasanya dengan tenaga medis sukarela tapi tetap diberikan penghasilan, gaji atau insentif," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/hocus-pocus/