Jumat, 04 Juni 2021

Banyak Lansia Kena COVID-19 Habis Lebaran, Vaksinasi Jemput Bola Penting

 Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melaporkan kasus penularan COVID-19 pada kelompok lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan usai libur Lebaran 2021. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pun menilai strategi jemput bola dalam vaksinasi COVID-19 untuk lansia harus segera digencarkan, dengan harapan dapat menekan potensi terpapar COVID-19 pada kelompok tersebut.

Strategi jemput bola vaksinasi sendiri adalah dengan cara mendatangi rumah para lansia atau diantarkan ke tempat-tempat vaksinasi COVID-19. Dengan demikian, bisa mempercepat capaian vaksinasi COVID-19 secara nasional demi mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.


"Kelompok rentan seperti lansia harus mendapat perhatian khusus dalam vaksinasi COVID-19. Apalagi pasca-Lebaran tahun ini ada kecenderungan peningkatan positif di kalangan lansia," ujar Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Kamis (03/06/2021).


Lebih lanjut, Lestari menjelaskan meningkatnya kasus positif COVID-19 pada lansia bisa jadi dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya belum terbentuknya kesadaran menjalankan protokol kesehatan di lingkungannya. Selain itu, karena dampak terjadinya pergerakan orang antarwilayah pada periode Lebaran atau mulai gencarnya test COVID-19 di sejumlah daerah sehingga banyak kasus positif COVID-19 terungkap.


Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, di samping upaya meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, para pemangku kepentingan harus segera melakukan jemput bola untuk mempercepat kelompok lansia mendapatkan vaksinasi COVID-19. Dengan sudah divaksin, diharapkan jumlah kelompok lansia yang terlindungi dari ancaman COVID-19 semakin banyak.


Data dari laman www.vaksin.kemkes.go.id, per Rabu (2/6) tercatat dari sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21,55 juta orang, baru sebanyak 3,38 juta orang lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 2,22 juta lansia disuntik vaksin COVID-19 dosis kedua. Target itu, baru dapat dicapai kalau 181,5 juta penduduk Indonesia sudah divaksinasi COVID-19.


Sedangkan, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, kecepatan vaksinasi COVID-19 secara nasional pada bulan ini mencapai 500 ribu vaksin per hari. Lestari berharap, para pemangku kepentingan di pusat dan daerah berkolaborasi menerapkan berbagai strategi untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 nasional mencapai target.


Di sisi lain, dia meminta, kesadaran masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan, sehingga dapat menekan potensi penularan kembali akibat terpapar virus korona varian baru atau daya tahan tubuh yang menurun.


Lestari juga berharap agar sosialisasi masif terkait vaksinasi COVID-19 dan disiplin protokol kesehatan konsisten dilakukan di setiap lapisan masyarakat agar upaya pengendalian COVID-19 berjalan dengan lancar.

https://cinemamovie28.com/movies/nerve/


Pasien COVID-19 di RSUD Soeselo Slawi Naik Drastis Pasca Lebaran


Jumlah warga terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, saat ini semakin meningkat. Peningkatan ini ditandai dengan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi.

Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin, mengatakan, kenaikkan jumlah pasien positif corona sudah terjadi sejak puasa hingga lebaran. Data di RSUD ini menyebut, awal awal puasa hanya metawat 5 orang pasien positif COVID-19. Namun pada lebaran sampai hari ini naik menjadi 77 orang yang dirawat.


"Semenjak paska lebaran kenaikan jumlah pasien COVID-19 sangat drastis. Diawal ramadhan jumlah pasien hanya sampai di angka 5. Dan saat ini per 2 Juni 2021 sebanyak 77 pasien konfirm positif. Rumah sakit ini juga merawat 20 pasien suspect," kata Kasubag Humas RSUD Soeselo Slawi, Slamet Solehudin di kantornya, Kamis (3/6/2021).


Dia menambahkan, dari 130 ketersediaan tempat tidur khusus COVID-19 tinggal menyisakan 53 unit. Mengantisipasi lonjakan pasien corona di wilayah Kabupaten Tegal, pihak RSUD Soeselo sudah punya skenario-skenario tertentu.


"Kita sudah punya skenario tertentu kalau terjadi lonjakan yang luar biasa, kita akan membuka ruang islolasi lain," tutur Slamet Solehudin.


Selain itu, bila ada lonjakan pasien COVID-19 yang luar biasa, pihak rumah sakit juga akan merekrut tenaga medis. Mereka akan diperbantukan untuk menangani pasien.


"Dengan kondisi tersebut otomatis kita akan merekrutmen tenaga medis. Biasanya dengan tenaga medis sukarela tapi tetap diberikan penghasilan, gaji atau insentif," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/hocus-pocus/

Kenali Gejala Long Covid dan Manfaat Vaksin Jika Terkena COVID-19

  Kombespol & Dokter Spesialis Paru Kabag Pembinaan Fungsi RS. Bhayangkara R. Said Sukanto, dr. Yahya, menyampaikan tanda-tanda gejala Long Covid yang kerap terjadi pada pasien. Ia menyebut sebanyak 53,7% pasien merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6% selama 1-6 bulan, dan 2,7% lebih dari 6 bulan.

Sementara itu, hasil penelitian dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyebut usai empat pekan sejak mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa yang disebut Long Covid.

https://cinemamovie28.com/movies/bad-boys/


"Gejala Long Covid dimulai dari pelemahan fisik secara umum, sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).


Lebih lanjut dr. Yahya menjelaskan umumnya pasien laki-laki lebih berisiko terkena Long Covid dibanding wanita.


"Kemudian secara demografi, pasien laki-laki juga lebih besar peluangnya terkena efek Long Covid. Salah satu alasannya karena gaya hidup merokok. Biasanya juga pasien COVID-19 yang bergejala berat atau mungkin yang berhasil sembuh setelah dibantu ventilator memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita Long Covid ini," imbuhnya.


Dalam Dialog Produktif bertema 'Long Covid, Kenali dan Waspadai' yang digelar KPCPEN hari ini, dr. Yahya menyebut kondisi psikologis pasien dapat menjadi salah satu pemicu munculnya gejala Long Covid


"Memang ada kelemahan seseorang gampang cemas, gampang depresi, ini juga faktor yang membuat seseorang Long Covid," terangnya.


Oleh karena itu, jika pasien merasakan gejala Long Covid usai dinyatakan sembuh, dr. Yahya mengimbau agar segera berkonsultasi dengan dokter.

Sedangkan bagi pasien yang kehilangan kemampuan penciuman, ia pun menyarankan pasien untuk melatih sensitivitas penciuman dengan mencium aroma menyengat.


"Untuk pasien yang kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan memang perlu dibangkitkan lagi sensitivitasnya seperti mencium bau-bau yang sangat menyengat seperti minyak kayu putih dan parfum yang sangat harum. Ini perlu dilatih setiap hari agar pulih secepatnya," saran dr. Yahya.


Di samping itu, dr. Yahya juga mengingatkan terkait pentingnya vaksinasi bagi kesehatan. Dalam hal ini, vaksinasi dapat membantu seseorang mengalami gejala COVID-19 yang lebih ringan.


"Di lapangan kita menemukan pasien yang sudah divaksinasi dosis lengkap bisa tertular COVID-19, tapi dengan gejala yang sangat ringan dan masa rawatnya juga singkat, itulah kelebihannya kalau divaksinasi lengkap," tuturnya.


Senada dengan dr. Yahya, Ahli Virologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika juga mengingatkan vaksinasi bukan berarti terhindar dari peluang tertular COVID-19.


"Vaksin ini utamanya adalah untuk menurunkan gejala berat dan risiko kematian akibat terjangkit COVID-19. Artinya semua yang sudah divaksinasi masih berisiko terinfeksi, hanya saja jumlah virus yang menginfeksi jauh lebih sedikit daripada orang yang belum divaksinasi," terang Prof. Mahardika.


Dalam kesempatan tersebut, ia pun menjelaskan terkait proses infeksi virus COVID-19 yang dapat menyerang seluruh jaringan tubuh hingga berdampak terhadap gangguan imun dan saraf.


"Semua jaringan tubuh manusia bisa terinfeksi virus COVID-19 ini. Jadi Long Covid ini membuat pasien berisiko kerusakan jaringan tubuh dalam jangka panjang hingga menyebabkan gangguan respon imun dan gangguan saraf. Karena itu mohon jangan lagi menganggap remeh penyakit COVID-19 ini," jelasnya.


Sementara itu, penyintas COVID-19, Cahyandaru Kuncorojati, menceritakan kondisinya selama terkena COVID-19. Selain mengganggu kesehatan fisik, Cahyandaru mengungkapkan COVID-19 juga menyerangnya secara psikologis.


"Waktu saya dirawat bersama istri dan dua anak saya yang masih kecil, saya memikirkan anak saya. Saya bertekad untuk segera sembuh agar anak saya yang masih usia dua tahun dan satu lagi tujuh bulan bisa segera saya pantau juga kesembuhannya," ungkapnya.


Usai dinyatakan negatif, Cahyandaru mengatakan dirinya kembali mengalami gejala Long Covid berupa kehilangan penciuman dan pengecapan selama kurang lebih satu bulan.

https://cinemamovie28.com/movies/pom-pom/