Minggu, 06 Juni 2021

Terungkap, Ternyata Ini Alasan Road Bike Selalu Bergerombol

 Perilaku pengendara sepeda, khususnya road bike, tengah jadi sorotan. Selalu bergerombol dan kadang-kadang masuk jalur cepat, sehingga kerap dibanding-bandingkan dengan arogansi motor gede alias mode. Sebenarnya, kenapa harus selalu bergerombol sih?

Biker dan trainer sepeda road bike profesional Tino Latuheru menjelaskan, olahraga road bike bukanlah olahraga ringan. Jika pesepeda tak benar-benar terlatih atau siap secara fisik, besar risiko cedera, kelelahan, bahkan pernah pula ada laporan gangguan jantung akibat terlalu lelah gowes.


Risiko inilah yang menyebabkan pesepeda road bike harus bergerombol dan bergerak secara berkelompok.


"Kalau tidak siap, lebih baik jangan lakukan olahraga sepeda karena kita membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam olahraga sepeda. Jadi kita nggak bisa main-main sebenanrya. Kalau sudah cukup istirahatnya, kita bisa melakukan pemanasan, mulainya tidak terlalu cepat," ujar Tino pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (4/5/2021). .


"Kenapa berkelompok? Karena dengan berkelompok, kita merasa lebih aman. Yang satu bisa mengigatkan yang lain," imbuhnya.


Ia tak memungkiri, olahraga road bike kini menjadi tren gaya hidup sebagian masyarakat. Memang tak sedikit, pesepeda memanfaatkan olahraga berkelompok ini untuk ajang bikin konten. Dengan berolahrraga secara berkelompok, pesepeda bisa saling bantu memotret dengan ponsel.


Kenapa nggak di jalurnya?

Tino menjelaskan, sepeda road bike memang harus bergerak dalam kecepatan tinggi. Sementara, jalur khusus sepeda yang telah disiapkan pemerintah Jakarta hanya bisa digunakan untuk kecepatan sepeda maksimal 25 km/jam.


"Apakah (jalur sepeda) bisa digunakan untuk sepeda road bike? Itu juga perlu dipikirkan ulang karena kenapa? Jalur sepeda yang telah dibuat pemerintah bagus sekali. Cuman itu kan untuk maksimal 25 km/jam," terang Tino.


"Sementara teman-teman yang ada dalam kegiatan road bike pagi-pagi dan kelompok itu bisa 40 sampai 50 km/jam speed-nya. Itu ada yang 30, 35, 40 km/jam begitu cepatnya sehingga jalur yang kecil tu kemungkinan mohon maaf belum bisa dipergunakan untuk kita," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/justine-exotic-liaisons/


5 Jenis Sepeda Ini Paling Cocok untuk Transportasi, Road Bike Juga Bisa Sih


 Jalur sepeda yang ada di DKI Jakarta disiapkan untuk sepeda sebagai alat transportasi, bukan 'alat sport' sebagaimana ditegaskan Gubernur Anies Baswedan. Road bike sih jelas, umumnya digunakan untuk olahraga.

Lalu jenis sepeda seperti seperti apa sih yang disebut alat transportasi?


Pada dasarnya tidak ada pembagian secara spesifik bahwa jenis sepeda tertentu adalah 'alat sport', dan jenis sepeda lainnya adalah alat transportasi. Toh, perjalanan commuting naik sepeda sebenarnya juga bisa dilakukan sambil olahraga. Paling-paling, intensitasnya saja yang beda.


Meski begitu, dari sekian banyak jenis sepeda ada beberapa yang memang lebih bisa memenuhi kebutuhan sebagian pekerja yang ingin commuting naik sepeda. Jenis-jenis tersebut umumnya punya karakteristik:


Riding position lebih nyaman

Lebih fleksibel untuk melintas di berbagai kondisi jalan

Cukup kokoh untuk membawa beban ekstra, berupa alat kerja dan alat mandi, serta baju ganti

Jenis sepeda dengan karakteristik tersebut antara lain:


1. Hybrid

Sesuai namanya, hybrid menggabungkan fitur-fitur unggulan dari beberapa jenis sepeda. Kombinasi paling umum adalah menggunakan rangka yang kokoh dan handle bar lurus senyaman mountain bike (sepeda gunung), tapi menggunakan spesifikasi wheelset yang selincah road bike (sepeda balap) yakni ukuran 700c.

https://tendabiru21.net/movies/urzila-carlson-overqualified-loser/

Celana Anak Road Bike Ketat Banget, Perlu Pakai Daleman Nggak Sih?

 Celana khusus bersepeda memang didesain memiliki model yang cukup ketat. Sering kali, hal ini membuat para pemula, khususnya pria, merasa dilematis. Sebetulnya, perlu tidak sih memakai celana dalam saat memakai celana bersepeda?

Seharusnya, celana bersepeda memang tidak perlu dirangkap dengan celana dalam. Hanya saja, tidak sedikit pria yang merasa risih dengan saran tersebut. Di sisi lain, merangkap celana bersepeda dengan celana dalam bisa berisiko menyebabkan lecet atau blister, apalagi jika dipakai bersepeda jarak jauh.


Selain itu, rasa tebal dan mengganjal akan membuat pria merasa tidak nyaman selama bersepeda. Lalu, bagaimana dengan yang merasa lebih nyaman merangkap celana dalam dengan celana bersepeda? Apakah berbahaya bagi kelembapan area panggul dan kemaluan?


Menurut ahli urologi Dr dr Dwi Iswanto, SpU, terdapat tiga hal penting terkait keamanan sepeda bagi organ intim pria, yakni pakaian sepeda, sadel, serta durasi bersepeda.


"Sebetulnya kalau pakai celana ketat atau celana khusus sepeda itu untuk memisahkan antara sadel, terus testis supaya agak sedikit terangkat," ujar dr Dwi beberapa waktu lalu.


"Kan biasanya tidak pakai celana dalam, tetapi kalau untuk pakai celana dalam ya sebenarnya tidak ada masalah," lanjutnya.


Bagi pesepeda yang merasa lebih nyaman merangkap celana dalam dengan celana bersepeda, maka tidak tidak perlu khawatir. Sebab, tidak ada risiko atau dampak buruknya. Akan tetapi, artinya harus lebih merawat area kebersihan organ intim.


"Bersihkan seperti biasa ya pada umumnya, mengganti celana rutin, membersihkan organ intim, ya umum saja seperti itu," tuturnya.


Jadi, pilih dirangkap pakai celana dalam atau tanpa celana dalam?

https://tendabiru21.net/movies/justine-crazy-love/


Terungkap, Ternyata Ini Alasan Road Bike Selalu Bergerombol


Perilaku pengendara sepeda, khususnya road bike, tengah jadi sorotan. Selalu bergerombol dan kadang-kadang masuk jalur cepat, sehingga kerap dibanding-bandingkan dengan arogansi motor gede alias mode. Sebenarnya, kenapa harus selalu bergerombol sih?

Biker dan trainer sepeda road bike profesional Tino Latuheru menjelaskan, olahraga road bike bukanlah olahraga ringan. Jika pesepeda tak benar-benar terlatih atau siap secara fisik, besar risiko cedera, kelelahan, bahkan pernah pula ada laporan gangguan jantung akibat terlalu lelah gowes.


Risiko inilah yang menyebabkan pesepeda road bike harus bergerombol dan bergerak secara berkelompok.


"Kalau tidak siap, lebih baik jangan lakukan olahraga sepeda karena kita membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam olahraga sepeda. Jadi kita nggak bisa main-main sebenanrya. Kalau sudah cukup istirahatnya, kita bisa melakukan pemanasan, mulainya tidak terlalu cepat," ujar Tino pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (4/5/2021). .


"Kenapa berkelompok? Karena dengan berkelompok, kita merasa lebih aman. Yang satu bisa mengigatkan yang lain," imbuhnya.


Ia tak memungkiri, olahraga road bike kini menjadi tren gaya hidup sebagian masyarakat. Memang tak sedikit, pesepeda memanfaatkan olahraga berkelompok ini untuk ajang bikin konten. Dengan berolahrraga secara berkelompok, pesepeda bisa saling bantu memotret dengan ponsel.


Kenapa nggak di jalurnya?

Tino menjelaskan, sepeda road bike memang harus bergerak dalam kecepatan tinggi. Sementara, jalur khusus sepeda yang telah disiapkan pemerintah Jakarta hanya bisa digunakan untuk kecepatan sepeda maksimal 25 km/jam.


"Apakah (jalur sepeda) bisa digunakan untuk sepeda road bike? Itu juga perlu dipikirkan ulang karena kenapa? Jalur sepeda yang telah dibuat pemerintah bagus sekali. Cuman itu kan untuk maksimal 25 km/jam," terang Tino.


"Sementara teman-teman yang ada dalam kegiatan road bike pagi-pagi dan kelompok itu bisa 40 sampai 50 km/jam speed-nya. Itu ada yang 30, 35, 40 km/jam begitu cepatnya sehingga jalur yang kecil tu kemungkinan mohon maaf belum bisa dipergunakan untuk kita," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/useless-humans/