- Warung Pintar, yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI, membagikan 15 ribu hand sanitizer ke para pedagang di berbagai pasar di bawah naungan PD Pasar Jaya.
Bagi Warung Pintar ini adalah bentuk dukungan terhadap pelaku usaha mikro agar bisa produktif namun tetap menjaga protokol kesehatan. Terutama saat melonjaknya volume transaksi menjelang Lebaran di tengah pandemi ini.
"Menjelang Idul Fitri, volume transaksi dan kunjungan ke pasar tradisional cenderung mengalami peningkatan. Di sisi lain, angka positif COVID-19 di Indonesia sebenarnya masih tergolong tinggi dengan rata-rata 3.000 hingga 5.000 penambahan kasus setiap harinya," ujar Jiwo Damar Anarkie, Impact Manager Warung Pintar dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (11/5/2021).
Menurut Warung Pintar, pasar tradisional memang masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang lebaran. Mereka memberi contoh Pasar Induk Kramat Jati, yang tiap harinya kedatangan rata-rata 25 ribu orang.
"Melihat kondisi saat ini, berkaca juga dari lonjakan kasus COVID-19 karena libur panjang seperti yang terjadi di India, kita perlu terus menjalankan protokol kesehatan sebagai bentuk saling jaga antar satu sama lain," tambahnya.
Jiwo menambahkan, inisiatif serupa akan turut dijalankan di Surabaya, Banyuwangi, dan sekitarnya. Inisiatif ini merupakan langkah kecil yang Warung Pintar lakukan untuk menjaga para pelaku UMKM agar tetap tetap aman dalam berdagang.
Mengingat peran penting para pelaku UMKM, termasuk pedagang di pasar tradisional, sebagai salah satu garda terdepan perekonomian Indonesia, Warung Pintar berharap agar infrastruktur alur distribusi secara digital yang sudah dibangun dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan relevan di tengah pandemi.
Distribusi hand sanitizer sendiri merupakan inisiatif dari salah satu layanan Warung Pintar, yaitu Bantuan Pintar, sebuah layanan penyaluran bantuan sosial yang memanfaatkan infrastruktur alur distribusi yang telah dimiliki oleh Warung Pintar.
https://cinemamovie28.com/movies/frankenstein-general-hospital/
Samsung, Micron, dan SK Hynix Dituding Katrol Harga Chip Memori
Samsung, Micron, dan SK Hynix, dituding terlibat dalam aksi mengatrol harga chip memori dynamic random access memory (DRAM) yang dipakai di iPhone dan bermacam perangkat lainnya.
Ketiga perusahaan itu didaftarkan sebagai tergugat dalam sebuah class action tertanggal 3 Mei. Di dalamnya disebutkan kalau ketiganya mendominasi produksi chip memori dan membuat mereka bisa mengontrol harga dari chip tersebut.
Dalam class action tersebut disebutkan bahwa para penggugat adalah korban dari praktik monopoli itu, yang menyebabkan pasokan chip yang terbatas. Gugatan itu juga mengklaim mewakili warga Amerika yang membeli ponsel dan komputer antara 2016 dan 2017.
Dalam periode waktu tersebut, harga chip memori DRAM memang mengalami peningkatan 130%, dan keuntungan dari ketiga perusahaan tersebut meningkat drastis, mencapai dua kali lipat, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Selasa (11/5/2021).
Gugatan serupa sebelumnya juga pernah didaftarkan pada 2018, namun gugatannya tak berumur panjang karena kemudian ditolak oleh pengadilan setelah penggugat tak bisa membuktikan adanya kerja sama atau kolusi antara ketiga perusahaan tersebut.
Jika digabung, pangsa pasar Samsung, Micron, dan SK Hynix memang hampir mencapai 100%, alias memang benar-benar menguasai pasar chip DRAM. Menurut Trendforce, pangsa pasar Samsung adalah 42,1%, SK Hynix 29,5%, dan Micron 23%.
Namun menurut Trendforce, gugatan itu terlihat agak memaksakan karena menyebut ketiga perusahaan itu sengaja mengatrol harga chip DRAM. Menurut mereka, harga DRAM dua tahun belakangan malah sedang menurun.
Gugatan ini muncul pada masa kelangkaan chip yang terjadi secara global. Berdampak pada produksi dan pengiriman chip yang dipakai di berbagai produk consumer. Kelangkaan ini terjadi karena pandemi Corona, dan berdampak pada kelangkaan prosesor, DRAM, dan berbagai chip lain.