Rabu, 09 Juni 2021

Miss V Gatal dan Berbau? Ini 4 Cara Mengartikannya

  Sejumlah kondisi pada vagina bisa menandakan adanya masalah pada kesehatan, lho. Meski aroma dan keputihan pada vagina setiap wanita berbeda-beda, apabila terdapat sesuatu yang tidak biasa, maka sebaiknya jangan diabaikan.

Pasalnya, tanda-tanda tersebut merupakan salah satu cara yang vagina lakukan untuk memberikan sinyal bahwa ada hal yang perlu kamu perhatikan. Oleh sebab itu, apabila mengalami hal yang tidak biasa pada vagina, lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.


Dikutip dari laman Health, berikut 4 kondisi pada vagina yang menandakan adanya masalah kesehatan.


1. Vagina gatal

Pernah merasa area kewanitaan terasa sangat gatal? Hal tersebut menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak benar, lho. Salah satunya adalah reaksi alergi terhadap sabun yang digunakan ketika mandi.


Bisa juga menandakan bahwa vagina mengalami vaginosis bakterial, yakni masalah pada vagina yang terjadi ketika bakteri normal pada vagina tidak seimbang, infeksi jamur, atau penyakit menular seksual.


2. Vagina mengeluarkan aroma tidak sedap

Aroma yang tercium dari vagina bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, lho. Beberapa di antaranya adalah menstruasi, pakaian yang digunakan, dan keringat. Namun, vagina yang normal tidak seharusnya beraroma tidak sedap.


Menurut Michael Cackovic, MD, seorang obgyn dari Ohio State University Wexner Medical Center, aroma pada vagina bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Namun, infeksi juga bisa menjadi penyebab lainnya vagina mengeluarkan aroma tidak sedap.


3. Siklus menstruasi tidak teratur

Penurunan berat badan, olahraga berlebihan, dan stres merupakan sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi siklus menstruasi. Akan tetapi, siklus menstruasi yang tidak teratur juga bisa disebabkan oleh PCOS (polycystic ovary syndrome), yakni kondisi yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon.

PCOS berdampak pada siklus menstruasi. Akibatnya, menstruasi menjadi tidak teratur. Selain itu, PCOS juga bisa mempengaruhi kesuburan. Apabila gejala yang dialami telah lebih dari 6-12 bulan, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.


4. Perubahan lendir keputihan

Jumlah, konsistensi, dan warna lendir keputihan yang keluar dari vagina berbeda-beda pada setiap wanita. Lendir tersebut bisa berwarna putih pucat, kental, berwarna bening, agak cair, atau licin. Namun, jika terdapat perubahan warna dan aroma, maka hal tersebut perlu diperhatikan.


Sebagai contoh, lendir keputihan yang terlihat seperti darah, atau berwarna kehijauan, maka bisa menjadi pertanda kamu mengalami infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonorrhea.

https://trimay98.com/movies/13-hours-the-secret-soldiers-of-benghazi/


Ahli Virologi: Jadilah Pahlawan dengan Bersedia Divaksinasi


- Vaksin yang sudah beredar dan disuntikkan kepada masyarakat sudah dipastikan telah diuji dengan baik. Hal ini ditegaskan oleh Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika.

Mahardika menambahkan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang seringkali dirasakan oleh orang-orang setelah vaksin biasanya berkaitan dengan faktor genetik.


"Reaksi ikutan KIPI bisa saja terjadi karena genetik individu yang bersangkutan," kata Mahardika, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).


lebih lanjut Mahardika menambahkan, masyarakat hanya perlu memantau sendiri gejala pasca-vaksinasi dan segera ke dokter jika ada gejala KIPI berat. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak ragu divaksinasi.


"Jadilah pahlawan dengan bersedia di vaksinasi," pesan Mahardika.


Sebelumnya, Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta Ellen Roostati Sianipar, juga memastikan setiap vaksin COVID-19 yang diberikan aman karena telah melewati sejumlah tahapan penelitian ilmiah.


"Semua vaksin sudah diuji coba, melalui tiga fase dan dipastikan aman," ujar Ellen.


Ellen juga memastikan jika sejauh ini, kejadian yang terjadi pasca vaksin memang co insidens, artinya tidak berhubungan dengan vaksin.


"Gejala bersamaan tetapi sebetulnya tidak disebabkan oleh vaksin atau KIPI yang terjadi biasanya non serius. Seperti umumnya jika menerima injeksi, ada rasa nyeri atau demam. KIPI serius itu yang jadi perhatian, misal keluhannya berlanjut dan memerlukan perawatan. Sejauh ini yang kita terima laporan kecil dibandingkan jumlah orang yang telah divaksinasi. Meski kecil kami tetap tindak lanjuti dengan melakukan pengkajian," terang Ellen.

https://trimay98.com/movies/the-maidens-of-heavenly-mountains/

Mengenal Radang Tenggorokan dan Kaitannya dengan COVID-19

 Radang tenggorokan didefinisikan sebagai keluhan nyeri, kering, dan gatal di tenggorokan. Dikutip dari Healthline, diperkirakan setiap tahunnya ada 13 juta kunjungan ke dokter dengan keluhan tersebut.

Kondisi ini sering menyebabkan orang yang mengidapnya sulit berbicara bahkan menelan, dan menyebabkan tonsil tampak memerah pertanda radang. Adapun beberapa penyebab radang tenggorokan yang paling umum dialami, seperti:

https://trimay98.com/movies/romantic-dream/


1. Infeksi

Infeksi bakteri streptococcus adalah penyebab dari 40 persen radang tenggorokan pada anak. Selain itu, mikroorganisme lain juga bisa menjadi pemicunya, seperti virus flu.


2. Alergi

Sistem imun bisa bereaksi pada berbagai pemicu alergi, seperti bulu hewan peliharaan hingga serbuk sari. Hal ini akan menyebabkan hidung tersumbat, mata berair, bersin, dan iritasi tenggorokan.


Saat lendir di hidung berlebih, itu bisa menetes ke bagian belakang tenggorokan atau disebut postnasal drip, yang bisa mengiritasi tenggorokan.


3. Iritasi

Radang tenggorokan juga bisa disebabkan karena faktor cuaca. Cuaca yang kering bisa menyebabkan mulut dan tenggorokan mudah gatal dan iritasi. Terlebih jika ada paparan polusi seperti debu maupun asap rokok.


4. GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) juga bisa menjadi penyebab radang tenggorokan. Ini karena berbaliknya asam lambung ke arah mulut sehingga bisa menyebabkan iritasi. Ini biasanya muncul disertai dengan nyeri pada area dada.


5. Berbicara keras atau berteriak

Tekanan otot yang terjadi saat berbicara keras atau berteriak bisa memicu radang tenggorokan. Ini sangat mungkin terjadi jika dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama.


6. Tumor

Meski kurang umum terjadi, tetapi tumor yang muncul di sekitar rongga mulut juga bisa menjadi penyebab radang tenggorokan. Jika penyebabnya tidak jelas dan tak kunjung sembuh, perlu diwaspadai mungkin itu salah satu tanda dari kanker.


Apa saja gejala radang tenggorokan?

Gejala yang bisa muncul saat seseorang mengalami radang tenggorokan yaitu:


Gatal

Tenggorokan terasa kering

Sakit saat menelan

Amandel memerah

Biasanya, ada beberapa kondisi yang sering muncul saat mengalami radang tenggorokan, seperti:


Hidung tersumbat

Pilek

Bersin

Batuk

Demam

Pembengkakan kelenjar di leher

Suara serak

Pegal-pegal

Sakit kepala

Nafsu makan hilang.

Lalu, bagaimana kaitan radang tenggorokan dengan COVID-19? Simak di halaman berikutnya.


Bagaimana mengatasinya?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi radang tenggorokan. Selain istirahat, beberapa obat rumahan yang bisa digunakan yaitu:

Berkumur dengan air hangat dicampur garam

Minum air hangat, seperti teh madu, air hangat dengan lemon, atau kaldu sup.

Konsumsi makanan dingin misalnya es krim.

Istirahat

Radang tenggorokan dan COVID-19

Dikutip dari Times of India, virus Corona bisa dengan mudah masuk ke dalam tenggorokan dan memicu rasa nyeri di area tersebut. Radang tenggorokan juga disebut-sebut sebagai salah satu dari gejala COVID-19. Bagaimana membedakannya.


Sakit tenggorokan pada pasien COVID-19 terjadi saat virus masuk ke selaput yang berhubungan dengan hidung dan tenggorokan, kemudian muncul pembengkakan. Muncul rasa sakit sampai pegal yang dirasakan pasien Corona, atau disebut 'faringitis'.


Gejala pada pasien Corona akan memicu kondisi lain yang lebih dominan seperti kelelahan, batuk kering, hingga demam tinggi. Sementara pada pasien non COVID-19, yang menandakan radang tenggorokan, nyeri hanya muncul di area tenggorokan, dan tidak mengeluhkan gejala lain seperti kelelahan.


Selain itu, nyeri akibat radang tenggorokan itu akan muncul lebih awal daripada yang dialami pasien Corona.


"Radang tenggorokan bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri. Bisa juga karena alergi, asam lambung naik, stres, sampai dehidrasi," jelas Michael Lerner, MD, pakar laring dari Yale Medicine.

https://trimay98.com/movies/love-generation-hong-kong/