Rabu, 09 Juni 2021

Ahli Virologi: Jadilah Pahlawan dengan Bersedia Divaksinasi

 - Vaksin yang sudah beredar dan disuntikkan kepada masyarakat sudah dipastikan telah diuji dengan baik. Hal ini ditegaskan oleh Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika.

Mahardika menambahkan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang seringkali dirasakan oleh orang-orang setelah vaksin biasanya berkaitan dengan faktor genetik.


"Reaksi ikutan KIPI bisa saja terjadi karena genetik individu yang bersangkutan," kata Mahardika, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).


lebih lanjut Mahardika menambahkan, masyarakat hanya perlu memantau sendiri gejala pasca-vaksinasi dan segera ke dokter jika ada gejala KIPI berat. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak ragu divaksinasi.


"Jadilah pahlawan dengan bersedia di vaksinasi," pesan Mahardika.


Sebelumnya, Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta Ellen Roostati Sianipar, juga memastikan setiap vaksin COVID-19 yang diberikan aman karena telah melewati sejumlah tahapan penelitian ilmiah.


"Semua vaksin sudah diuji coba, melalui tiga fase dan dipastikan aman," ujar Ellen.


Ellen juga memastikan jika sejauh ini, kejadian yang terjadi pasca vaksin memang co insidens, artinya tidak berhubungan dengan vaksin.


"Gejala bersamaan tetapi sebetulnya tidak disebabkan oleh vaksin atau KIPI yang terjadi biasanya non serius. Seperti umumnya jika menerima injeksi, ada rasa nyeri atau demam. KIPI serius itu yang jadi perhatian, misal keluhannya berlanjut dan memerlukan perawatan. Sejauh ini yang kita terima laporan kecil dibandingkan jumlah orang yang telah divaksinasi. Meski kecil kami tetap tindak lanjuti dengan melakukan pengkajian," terang Ellen.

Dia menjelaskan, untuk menjamin keamanan, sebelum vaksinasi petugas juga telah memberitahu kepada masyarakat bila ada gejala seperti demam, menggigil, mual, atau muntah dianjurkan minum obat.


"Kalau ada gejala dianjurkan minum parasetamol dulu tapi kali berlanjut hubungi faskes terdekat. Kalau di Jakarta, semua puskesmas siap atau UGD terdekat. Pasti dilayani," pungkas Ellen.

https://trimay98.com/movies/robin-hood/


Terungkap, Ini Penyebab Mr P Ereksi saat Bangun Tidur di Pagi Hari


Terbangun dengan ereksi merupakan hal yang biasa bagi pria. Tetapi, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa hal tersebut terjadi?

Ereksi di pagi hari, atau yang biasa disebut dengan morning wood, sebenarnya berhubungan dengan salah satu tahapan tidur, yaitu fase rapid eye movement (REM). Sebagai bagian dari pola tidur normal, transisi tidur muncul di malam hari dan terdiri dari beberapa fase.


Dikutip dari Very Well Health, saat pagi hari, biasanya tubuh akan akan bertahan dalam fase REM lebih lama. Artinya, ketika kamu terbangun di pagi hari, maka kamu baru saja terbangun dari fase tidur REM. Pada fase ini juga, penis biasanya mengalami ereksi.


Hal tersebut terjadi karena membesarnya pembuluh darah lantaran terjadi aktivitas sistem saraf parasimpatis yang mempengaruhi saraf sakral. Ketika ini terjadi di pagi hari, maka penis yang menjadi 'tegang' tersebut disebut dengan morning wood.


Ereksi di pagi hari juga menandakan bahwa tubuh sedang melakukan pemeriksaan 'sistem' selama kamu tertidur. Oleh karenanya, fenomena ini adalah hal yang sangat normal terjadi pada pria.


Biasanya, ereksi tersebut akan bertahan selama 25 menit dan menghilang beberapa menit sesudah bangun tidur. Di sisi lain, apabila pria tidak mengalami ereksi di pagi hari, maka bisa menjadi pertanda pria memiliki masalah pada pembuluh darah, saraf, atau disfungsi ereksi.

https://trimay98.com/movies/crystal-fortune-run/

Miss V Gatal dan Berbau? Ini 4 Cara Mengartikannya

  Sejumlah kondisi pada vagina bisa menandakan adanya masalah pada kesehatan, lho. Meski aroma dan keputihan pada vagina setiap wanita berbeda-beda, apabila terdapat sesuatu yang tidak biasa, maka sebaiknya jangan diabaikan.

Pasalnya, tanda-tanda tersebut merupakan salah satu cara yang vagina lakukan untuk memberikan sinyal bahwa ada hal yang perlu kamu perhatikan. Oleh sebab itu, apabila mengalami hal yang tidak biasa pada vagina, lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.


Dikutip dari laman Health, berikut 4 kondisi pada vagina yang menandakan adanya masalah kesehatan.


1. Vagina gatal

Pernah merasa area kewanitaan terasa sangat gatal? Hal tersebut menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak benar, lho. Salah satunya adalah reaksi alergi terhadap sabun yang digunakan ketika mandi.


Bisa juga menandakan bahwa vagina mengalami vaginosis bakterial, yakni masalah pada vagina yang terjadi ketika bakteri normal pada vagina tidak seimbang, infeksi jamur, atau penyakit menular seksual.


2. Vagina mengeluarkan aroma tidak sedap

Aroma yang tercium dari vagina bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, lho. Beberapa di antaranya adalah menstruasi, pakaian yang digunakan, dan keringat. Namun, vagina yang normal tidak seharusnya beraroma tidak sedap.


Menurut Michael Cackovic, MD, seorang obgyn dari Ohio State University Wexner Medical Center, aroma pada vagina bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Namun, infeksi juga bisa menjadi penyebab lainnya vagina mengeluarkan aroma tidak sedap.


3. Siklus menstruasi tidak teratur

Penurunan berat badan, olahraga berlebihan, dan stres merupakan sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi siklus menstruasi. Akan tetapi, siklus menstruasi yang tidak teratur juga bisa disebabkan oleh PCOS (polycystic ovary syndrome), yakni kondisi yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon.

PCOS berdampak pada siklus menstruasi. Akibatnya, menstruasi menjadi tidak teratur. Selain itu, PCOS juga bisa mempengaruhi kesuburan. Apabila gejala yang dialami telah lebih dari 6-12 bulan, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.


4. Perubahan lendir keputihan

Jumlah, konsistensi, dan warna lendir keputihan yang keluar dari vagina berbeda-beda pada setiap wanita. Lendir tersebut bisa berwarna putih pucat, kental, berwarna bening, agak cair, atau licin. Namun, jika terdapat perubahan warna dan aroma, maka hal tersebut perlu diperhatikan.


Sebagai contoh, lendir keputihan yang terlihat seperti darah, atau berwarna kehijauan, maka bisa menjadi pertanda kamu mengalami infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonorrhea.

https://trimay98.com/movies/13-hours-the-secret-soldiers-of-benghazi/


Ahli Virologi: Jadilah Pahlawan dengan Bersedia Divaksinasi


- Vaksin yang sudah beredar dan disuntikkan kepada masyarakat sudah dipastikan telah diuji dengan baik. Hal ini ditegaskan oleh Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika.

Mahardika menambahkan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang seringkali dirasakan oleh orang-orang setelah vaksin biasanya berkaitan dengan faktor genetik.


"Reaksi ikutan KIPI bisa saja terjadi karena genetik individu yang bersangkutan," kata Mahardika, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).


lebih lanjut Mahardika menambahkan, masyarakat hanya perlu memantau sendiri gejala pasca-vaksinasi dan segera ke dokter jika ada gejala KIPI berat. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak ragu divaksinasi.


"Jadilah pahlawan dengan bersedia di vaksinasi," pesan Mahardika.


Sebelumnya, Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta Ellen Roostati Sianipar, juga memastikan setiap vaksin COVID-19 yang diberikan aman karena telah melewati sejumlah tahapan penelitian ilmiah.


"Semua vaksin sudah diuji coba, melalui tiga fase dan dipastikan aman," ujar Ellen.


Ellen juga memastikan jika sejauh ini, kejadian yang terjadi pasca vaksin memang co insidens, artinya tidak berhubungan dengan vaksin.


"Gejala bersamaan tetapi sebetulnya tidak disebabkan oleh vaksin atau KIPI yang terjadi biasanya non serius. Seperti umumnya jika menerima injeksi, ada rasa nyeri atau demam. KIPI serius itu yang jadi perhatian, misal keluhannya berlanjut dan memerlukan perawatan. Sejauh ini yang kita terima laporan kecil dibandingkan jumlah orang yang telah divaksinasi. Meski kecil kami tetap tindak lanjuti dengan melakukan pengkajian," terang Ellen.

https://trimay98.com/movies/the-maidens-of-heavenly-mountains/