Setelah menjalani serangkaian tes, musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji dinyatakan positif Tetrahydrocannabinol (THC) atau ganja. Tes tersebut dilakukan setelah Anji ditangkap pada Jumat (12/6/2021) lalu.
"Sudah (sempat tes urine). Protap habis penangkapan, agar akan lakukan cek urine," ujar Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ronaldo Maradona Siregar saat dihubungi, Senin (14/6/2021).
"Positif THC (Tetrahydrocannabinol)," lanjutnya.
Seperti jenis narkoba lainnya, ganja juga bersifat adiktif atau membuat seseorang mengalami kecanduan. Jika hal itu terjadi, efeknya akan berpengaruh pada kondisi tubuh.
Dikutip dari Healthline, berikut beberapa efek samping pemakaian ganja yang bisa terjadi pada tubuh manusia.
1. Dampak pada sistem pernapasan
Asap dari ganja terdiri dari beberapa bahan kimia beracun, seperti amonia dan hidrogen sianida. Kedua bahan kimia ini bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Para pengguna ganja sangat berisiko mengalami berbagai penyakit pada saluran pernapasannya. Misalnya seperti bronkitis, infeksi paru-paru, asma, dan cystic fibrosis atau mengentalnya lendir yang ada di dalam tubuh.
2. Mempengaruhi sistem saraf pusat
Selain pada saluran pernapasan, efek dari ganja ini bisa meluas hingga sistem saraf pusat (SSP), terutama pada otak kecil dan ganglia basal yang berperan dalam gerakan dan keseimbangan manusia.
Jika efek ini sudah terjadi, bisa membuat koordinasi, keseimbangan, dan juga respon refleks dari penggunanya bisa terganggu.
3. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan juga bisa terkena dampak dari pemakaian ganja ini. Saat seseorang merokok dengan ganja, akan muncul sensasi terbakar di dalam mulut dan tenggorokan.
Selain itu, ganja juga bisa menimbulkan masalah pada sistem pencernaan hingga merusak bagian liver jika dikonsumsi secara oral. Efeknya bisa membuat penggunanya merasa mual dan muntah.
4. Merusak sistem peredaran darah
Salah satu ciri khas dari orang yang menggunakan ganja adalah mata yang memerah. Mata yang memerah ini disebabkan efek ganja yang membuat pembuluh darah di sekitar mata membesar.
5. Sistem kekebalan rusak
Ganja ini juga bisa merusak sistem kekebalan tubuh pada manusia. Saat seseorang menggunakan ganja, orang tersebut akan lebih rentan terserang berbagai penyakit.
https://cinemamovie28.com/movies/jersey-shore-massacre/
Lampu Kuning! 22 Provinsi di RI Alami Kenaikan Kasus Aktif COVID-19
- Kasus COVID-19 di Indonesia saat ini tengah mengalami kenaikan. Ini terlihat dengan adanya kenaikan kasus aktif di beberapa provinsi, termasuk DKI Jakarta.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kasus COVID-19 di DKI mengalami peningkatan yang mencapai 50 persen dalam sepekan terakhir.
"Dalam 1 minggu terakhir, kasus aktif di Jakarta per tanggal 6 Juni, 11.500. Dan hari ini menjadi 17.400 kasus," ujar Anies saat memimpin apel bersama dalam rangka penegakan pendisiplinan PPKM berskala mikro TA 2021 di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021).
"Dalam waktu 1 minggu mengalami pertambahan 50 persen. Positivity rate juga meningkat, yang minggu lalu 9 persen, hari ini 17 persen," lanjutnya.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan selama 7 hari terakhir memang terjadi kenaikan kasus aktif COVID-19 di 22 provinsi. Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional.
"Pada saat ini, tujuh hari terakhir kita memang melihat ada tren kenaikan di 22 provinsi. Anggap saja ini sebagai lampu kuning," kata Dewi dalam rapat bersama melalui YouTube Pusdalops BNPB, Senin (14/6/2021).
Berikut 22 provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan kasus aktif:
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Selain itu, Dewi juga menyampaikan ada 12 provinsi yang tren kasus aktifnya mulai menurun. Penurunan ini terlihat dalam tujuh hari terakhir. Berikut 12 provinsi yang mengalami penurunan pada kasus aktif COVID-19, yaitu:
Riau
Bengkulu
Kepulauan Bangka Belitung
BALI
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Papua Barat