Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Pakar mengingatkan, banyak wilayah akan bernasib seperti Kudus jika tidak ada kebijakan untuk lockdown.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono. Menurutnya, peningkatan kasus belakangan ini seharusnya disikapi dengan kebijakan yang tegas.
"Kalau pemerintah tidak mengambil jalan untuk melakukan lockdown ya tinggal tunggu saja semua kabupaten mungkin sebagian besar dari 514 kabupaten, mungkin ratusan kabupaten akan seperti Kudus," beber Miko saat dihubungi detikcom.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, 'lockdown' berskala mikro bisa dilakukan di suatu wilayah jika terjadi lonjakan kasus COVID-19. Namun ia menyiratkan, PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ketat belum akan menjadi opsi untuk saat ini.
"PPKM mikro adalah kebijakan yang dibuat untuk dapat mengendalikan kasus COVID-19 di hulu atau akar masalah yaitu komunitas secara lebih tepat sasaran," kata Prof Wiku.
"Oleh karena itu fokus saat ini adalah mengoptimasi posko-posko yang telah terbentuk di masing-masing wilayah desa atau kelurahan yaitu menegakkan kembali pengendalian COVID-19 sesuai dengan zonasi RT, RW, setempat," lanjutnya.
Sementara itu, jumlah wilayah dengan status zona merah virus Corona saat ini mengalami peningkatan. Dari sebelumnya hanya 17 wilayaj, kini melonjak jadi 29 wilayah.
Daftar terkini zona merah Corona adalah sebagai berikut:
Aceh
- Aceh Tengah
- Kota Banda Aceh
- Pidie
Jawa Barat
- Bandung
- Bandung Barat
Jawa Timur
- Bangkalan
Daerah Istimewa Yogyakarta
- Bantul
- Sleman
Kepulauan Riau
- Bintan
Bengkulu
- Kota Bengkulu
Sumatera Barat
- Kota Bukittinggi
Jambi
- Kota Jambi
Lampung
- Kota Metro
Sumatera Selatan
- Kota Palembang
Riau
- Kota Pekanbaru
- Rokan Halu
Jawa Tengah
- Kudus
- Semarang
- Sragen
- Tegal
- Wonogiri
- Grobogan
- Jepara
Sumatera Selatan
- Muara Enim
Jambi
- Muaro Jambi
- Tanjung Jabun Barat
Sumatera Barat
- Padang Pariaman
- Pasaman Barat
https://indomovie28.net/movies/bless-this-house/
Dinilai 'Kecolongan' Soal Varian Delta, Ini yang Bisa Dipelajari dari India
- Varian Delta atau B1617.2 melatarbelakangi gelombang dahsyat COVID-19 di India. Penyebarannya yang amat cepat menyebabkan lonjakan kasus positif dan kematian besar-besaran. Ahli menyebut, kondisi miris ini disebabkan India 'kecolongan' di awal temuan varian tersebut.
Kasus pertama COVID-19 akibat varian Delta ditemukan di distrik Amravati, negara bagian barat Maharashtra pada awal Februari 2021. Pada bulan itu, otoritas kesehatan mencatat peningkatan pesat kasus COVID-19 di Amravati, sementara wilayah-wilayah lain India mengalami penurunan kasus.
Salunke, mantan pejabat WHO yang menasihati pemerintah Maharashtra mengaku sempat menghubungi penasihat utama virus corona Perdana Menteri Narendra Modi, V.K. Paul, dan kepala Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC), Sujeet Kumar Singh.
Salunke memperingatkan Paul dan Singh bahwa temuan mutasi virus di Amravati menular pesat. Ia menegaskan, pemerintah harus gerak cepat mengumpulkan sampel untuk mendeteksi sifat varian.
"Meskipun petugas kesehatan masyarakat seperti saya sudah memberikan peringatan keras, mereka tidak menggubris," kata Salunke, dikutip dari Reuters, Rabu (16/6/2021).
Si sisi lain, Paul bersikeras bahwa penelitian terkait varian Delta sebenarnya sudah dilakukan Institut Virologi Nasional India (NIV) sejak awal temuannya.: