Selasa, 29 Desember 2020

8 Orang di Jerman Tak Sengaja Overdosis Vaksin COVID-19

 Program vaksinasi massal di Jerman tak sengaja memberikan delapan orang berkali-kali suntikan vaksin COVID-19. Mereka dilaporkan menerima dosis vaksin sampai lima kali di atas normal.

Sebanyak tujuh wanita dan satu pria berusia 38-54 tahun tersebut bekerja di panti jompo kota Stralsund.


Kini empat di antaranya dilaporkan mengalami gejala seperti flu dan dirawat di rumah sakit untuk observasi. Sejauh ini dari delapan orang tersebut tidak ada yang melaporkan mengalami gejala serius.


"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kasus individual ini terjadi karena kesalahan individual. Saya harap mereka yang terlibat tidak mengalami efek samping serius," kata kepala distrik Stefan Kerth seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/12/2020).


Otoritas Jerman menyebut vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dalam studi pernah dicek relatif aman dalam dosis tinggi. Saat itu relawan yang diberikan vaksin sampai 100 mikrogram, normalnya 30 mikrogram, tidak jadi jatuh sakit.


Positif Terinfeksi COVID-19, Ini Gejala yang Dialami Aa Gym


 Dai kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dikabarkan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Lewat rekaman video Aa Gym membagikan kondisi dirinya yang sedang dirawat.

"Alhamdulillah semuanya ini qadarullah. Sudah berusaha sedisiplin mungkin, mengajak orang disiplin, tapi mungkin dalam pandangan Allah banyak hal yang masih harus diperbaiki," kata Aa Gym seperti dikutip dari kanal Youtube Aagym Official, Selasa (29/12/2020).


Aa Gym mengaku awalnya diduga mengalami gejala kelelahan. Ia mengira ini terjadi karena aktivitas yang padat sehingga memilih untuk mengatasinya dengan asupan vitamin.


Tapi kemudian setelah swab akhirnya diketahui Aa Gym positif COVID-19. Kini gejalanya batuk-batuk dan juga sedikit pusing.


"Alhamdulillah tidak ada sesak, tidak ada pusing yang berlebihan. Hanya pagi ini agak sedikit pusing karena semalam baru sampai jam 11- setengah 12 malam jadi tidurnya baru sedikit, jam tiga sudah bangun," lanjut Aa Gym.


Pasien positif COVID-19 diketahui memang bisa memiliki berbagai gejala. Sembilan gejala yang umum terjadi di antaranya:


1. Kelelahan dan lemas

2. Batuk yang tak kunjung sembuh

3. Demam

4. Mual dan muntah

5. Nyeri otot, tulang, sendi

6. Kehilangan fungsi indra perasa dan penciuman

7. Sakit kepala

8. Diare

9. Sesak napas

https://maymovie98.com/movies/head-on/


Ahli Mikrobiologi Unpad Angkat Bicara Soal Mutasi Virus Corona


Baru-baru ini, sejumlah negara melaporkan adanya kasus mutasi baru dari virus Corona. Mutasi baru dari virus Corona disebut lebih menular dibanding varian virus terdahulu.

Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Mia Miranti mengatakan, virus Corona termasuk ke dalam kelompok virus RNA. RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup.


Dia mengatakan, hasil penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi. Menurutnya ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.


"Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia," ujar Mira dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (29/12/2020).


Lebih lanjut, jika dikaitkan dengan COVID-19, Mira menyebut bahwa virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi. Mutasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya. Sejak dari Wuhan, Tiongkok, virus Corona sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5-10 derajat Celcius.


Dia mengatakan, ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, diperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan virus tahan terhadap suhu panas.


Virus Corona di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi. Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan.

https://maymovie98.com/movies/a-walk-on-the-moon/

Menstruasi Tidak Teratur Gara-gara Long COVID, Kok Bisa?

 Selama beberapa bulan terakhir, semakin banyak orang di seluruh dunia melaporkan telah mengalami long COVID. Dikutip dari Times of India, long COVID merupakan kondisi seseorang masih mengalami gejala COVID-19 meski sudah dinyatakan negatif Corona.

Banyak orang dengan long COVID mengungkapkan bagaimana kondisi tersebut memengaruhi siklus menstruasi mereka. Faktanya, hampir semua wanita di dunia yang terpapar virus Corona mengklaim bahwa COVID-19 telah memengaruhi siklus menstruasi mereka yang berbeda, meliputi:


Menstruasi yang tidak teratur

Derasnya darah yang keluar

Periode menstruasi yang lama

Pembekuan darah menstruasi yang tidak biasa

Sindrom pramenstruasi (PMS) yang buruk

Dikutip dari Medical News Today, salah satu pasien COVID-19, Rose mengungkapkan bahwa ia merasakan perubahan pada siklus menstruasinya. Hal senada juga diungkapkan Julia, seorang wanita 40-an tahun, yang mengalami gejala long COVID.


"Pada Mei, saya melewatkan siklus menstruasi selama sebulan penuh. Pada Juni kemudian Juli, menstruasi kembali, tetapi sangat tidak menentu kadang berlangsung lebih lama, lalu berhenti, dan mulai lagi," jelas Julia.


Efek ini mungkin berhubungan dengan hormon pada wanita seperti estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini dipercaya dapat menimbulkan efek perlindungan terhadap COVID-19 yang dapat mengurangi risiko yang relatif rendah untuk terinfeksi COVID-19, dibandingkan dengan pria.


Direktur Gynecologic Quality and Safety di Yale School of Medicine, di New Haven dr Linda Fan mengatakan ada beberapa kemungkinan biologis bahwa virus dapat menyerang fungsi ovarium secara langsung berdasarkan beberapa efek virus pada organ lain. Ia pun berhipotesis bahwa virus Corona dapat memengaruhi organ reproduksi wanita.


"Jika kondisi semakin memburuk, periksakan ke dokter kandungan, atau cek siklus menstruasi menggunakan aplikasi tracking," pungkas dr Fan.

https://maymovie98.com/movies/dangerous-beauty/


8 Orang di Jerman Tak Sengaja Overdosis Vaksin COVID-19


Program vaksinasi massal di Jerman tak sengaja memberikan delapan orang berkali-kali suntikan vaksin COVID-19. Mereka dilaporkan menerima dosis vaksin sampai lima kali di atas normal.

Sebanyak tujuh wanita dan satu pria berusia 38-54 tahun tersebut bekerja di panti jompo kota Stralsund.


Kini empat di antaranya dilaporkan mengalami gejala seperti flu dan dirawat di rumah sakit untuk observasi. Sejauh ini dari delapan orang tersebut tidak ada yang melaporkan mengalami gejala serius.


"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kasus individual ini terjadi karena kesalahan individual. Saya harap mereka yang terlibat tidak mengalami efek samping serius," kata kepala distrik Stefan Kerth seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/12/2020).


Otoritas Jerman menyebut vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dalam studi pernah dicek relatif aman dalam dosis tinggi. Saat itu relawan yang diberikan vaksin sampai 100 mikrogram, normalnya 30 mikrogram, tidak jadi jatuh sakit.

https://maymovie98.com/movies/a-man-in-love/