Jumat, 06 Desember 2019

Geger Mayat dalam Karung, Jayanti Sempat Cekcok dengan Suami

Mayat dalam karung di Desa Segerang, Mapilli, Polewali Mandar (Polman), Sulbar, diketahui bernama Jayanti (33). Keluarga mengatakan, sebelum ditemukan tewas, Jayanti sempat cekcok dengan suaminya.

Adik Jayanti, Rahman, mengatakan terakhir kali kakaknya terlihat bersama suaminya pada Selasa (1/10) lalu.

"Selasa sore dia terakhir kali terlihat di rumah, setelah itu dia meninggalkan rumah bersama suaminya," kata Rahman saat diwawancarai di rumah duka, Jumat (4/10/2019).

Sebelum meninggalkan rumah, korban Jayanti diketahui sempat terlibat cekcok dengan suaminya. Namun Rahman tidak tahu ribut Jayanti dengan suaminya terkait masalah apa.

"Iya sempat cekcok, tapi tidak tahu juga masalahnya apa," ucap Rahman.

Rahman mendapat informasi dari warga sekitar bahwa suami Jayanti diketahui sempat kembali pulang pada Rabu (2/10) dengan mengendarai sepeda motor. Tidak berselang lama, dia kembali terlihat meninggalkan rumah dengan membawa sejumlah pakaian, dan hingga kini keberadaannya belum diketahui.

Jasad Jayanti ditemukan di dalam karung di saluran irigasi Desa Segerang, pada Jumat (4/10) pukul 10.00 Wita. Awalnya warga menduga karung tersebut berisi bangkai binatang, karena mengeluarkan bau busuk.

Keberadaan karung dalam saluran irigasi ini sebenarnya telah terlihat oleh warga sejak Kamis kemarin (3/10), namun warga tidak menaruh curiga lantaran di sekitar lokasi kejadian ditemukan beberapa karung yang berisi sampah.

Mayat dalam Karung di Sulbar Diduga Tewas 4-5 Hari Lalu

Petugas belum menemukan penyebab kematian mayat dalam karung di saluran irigasi Desa Segerang, Mapilli, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Diduga korban dalam karung itu meninggal sejak 4-5 hari lalu.

"Untuk sementara, korban diduga meninggal sejak 4 sampai 5 hari yang lalu," jelas TIM Medis dari Puskesmas Mapilli, dr Kurniamonoarfa, kepada wartawan, Jumat (4/10/2019).

Dia mengatakan petugas medis dari Puskesmas Mapilli bersama tim identifikasi Polres Polewali Mandar kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap korban lantaran kondisinya sudah membusuk dan dipenuhi belatung. Adapun mengenai penyebab kematian, dia belum bisa memastikan.

"Penyebab kematiannya belum bisa dipastikan, karena kita harus lakukan autopsi, korban wanita, berusia 35 hingga 40 tahun," ujar Kurnia.

Kapolsek Wonomulyo AKP Deny Irwansyah menambahkan, untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jenazah mayat dalam karung ini dievakuasi petugas ke RSUD Polman, untuk dilakukan autopsi.

"Kalau untuk dugaan sementara belum bisa kita pastikan, karena kita belum melihat adanya luka di tubuh korban, kita akan menunggu hasil autopsi yang akan dilakukan tim forensik," terang Deny.

Peristiwa penemuan mayat yang gegerkan warga ini, diketahui terjadi Jumat siang, sekira pukul 10:00 Wita. Awalnya warga menduga karung tersebut berisi bangkai binatang karena mengeluarkan bau busuk. Keberadaan karung dalam saluran irigasi ini sebenarnya telah terlihat oleh warga sejak Kamis kemarin (3/10), namun warga tidak menaruh curiga lantaran di sekitar lokasi kejadian ditemukan beberapa karung yang berisi sampah.

"Kecurigaan warga baru muncul setelah mencium bau busuk di sekitar karung, makanya kita langsung laporkan pada pihak terkait," kata Kepala Dusun Padang, Umar.

Kasus Mayat dalam Karung, Serda N Awalnya Ditendang Lalu Cekik Istri

Serda N tersangka pembunuhan istrinya, Jayanti, menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan. Serda N awalnya cekcok lalu mencekik istri hingga tewas dan mayatnya dimasukkan ke dalam karung.

Dalam rekonstruksi yang digelar personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/2 Pare-pare, Serda N memperagakan 60 adegan, Rabu (6/11/2019). Rekonstruksi diawali dari rumah korban di Desa Ugi Baru, Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar.

Terungkap pembunuhan istri dilatarbelakangi kecemburuan Serda N. Serda N dan Jayanti kemudian cekcok pada 1 Oktober 2019.

"Ada indikasi kecemburuan," ujar Komandan Denpom Pare-pare, Letkol CPM Hermanto di lokasi rekonstruksi.

Sedangkan dari hasil pemeriksaan dan rekonstruksi, Serda N disebut tidak berencana membunuh istrinya.

"Sebenarnya di sini tidak ada perencanaan, cuma tersangka merasa sakit ditendang oleh korban, akhirnya emosi dan mencekik korban," jelas Hermanto.

Setelah membunuh istrinya, tersangka melarikan diri dan bersembunyi di rumah keluarga di daerah pegunungan Kabupaten Polewali Mandar.

Saat rekonstruksi berlangsung, kerabat korban sempat berupaya mendekati tersangka. Rekonstruksi ini dijaga ketat personel TNI dan Kepolisian.

"Sebagai keluarga mudah-mudahan dia bisa dihukum seumur hidup bahkan dihukum mati, seberat-beratnya. Kita sebagai keluarga merasa tidak tenang jika tersangka belum dihukum " ujar keluarga korban, Hajja Erna.

Autopsi Jayanti Mayat dalam Karung, Tim Forensik Temukan Tanda Kekerasan

Polisi mengautopsi jenazah Jayanti (33), warga Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, yang ditemukan dalam karung. Tim Forensik menemukan tanda kekerasan pada tubuh Jayanti.

Proses autopsi berlangsung di RSUD Polewali Mandar, Sabtu (5/10) siang. Sembilan anggota Tim Forensik dari Biddokes Polda Sulsel dikerahkan dalam autopsi itu.

"Belum ada hasil, karena kami masih akan melakukan pemeriksaan laboratorium. Beberapa sampel organ telah kami ambil untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium patologi dan forensik Makassar," kata spesialis forensik Dokkes Polda Sulsel, dokter Deni Matius, seusai autopsi.

Pihaknya mengaku menemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban. "Tanda kekerasan ada, tapi letak detailnya nanti akan disampaikan oleh pihak Reskrim Polres Polewali Mandar," ujar Deni.

Setelah diautopsi sekitar tiga jam, jenazah Jayanti dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Tangis histeris keluarga pecah menyambut jenazah korban yang diketahui meninggalkan rumah sejak Selasa (1/10) itu.

Salah satu kerabat korban berharap proses autopsi ini bisa membantu polisi mengungkap penyebab kematian Jayanti. "Kami juga meminta polisi bertindak cepat mengungkap identitas pelaku yang diduga telah membunuh korban agar dihukum sesuai aturan yang berlaku," pinta tante korban, Ratna, kepada wartawan.

Sabtu malam, jenazah Jayanti langsung dimakamkan di tempat pemakanan umum setempat, Desa Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo. Pemakaman itu diiringi ratusan warga dan kerabat.