Jumat, 06 Desember 2019

Kasus Mayat dalam Karung, Serda N Awalnya Ditendang Lalu Cekik Istri

Serda N tersangka pembunuhan istrinya, Jayanti, menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan. Serda N awalnya cekcok lalu mencekik istri hingga tewas dan mayatnya dimasukkan ke dalam karung.

Dalam rekonstruksi yang digelar personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/2 Pare-pare, Serda N memperagakan 60 adegan, Rabu (6/11/2019). Rekonstruksi diawali dari rumah korban di Desa Ugi Baru, Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar.

Terungkap pembunuhan istri dilatarbelakangi kecemburuan Serda N. Serda N dan Jayanti kemudian cekcok pada 1 Oktober 2019.

"Ada indikasi kecemburuan," ujar Komandan Denpom Pare-pare, Letkol CPM Hermanto di lokasi rekonstruksi.

Sedangkan dari hasil pemeriksaan dan rekonstruksi, Serda N disebut tidak berencana membunuh istrinya.

"Sebenarnya di sini tidak ada perencanaan, cuma tersangka merasa sakit ditendang oleh korban, akhirnya emosi dan mencekik korban," jelas Hermanto.

Setelah membunuh istrinya, tersangka melarikan diri dan bersembunyi di rumah keluarga di daerah pegunungan Kabupaten Polewali Mandar.

Saat rekonstruksi berlangsung, kerabat korban sempat berupaya mendekati tersangka. Rekonstruksi ini dijaga ketat personel TNI dan Kepolisian.

"Sebagai keluarga mudah-mudahan dia bisa dihukum seumur hidup bahkan dihukum mati, seberat-beratnya. Kita sebagai keluarga merasa tidak tenang jika tersangka belum dihukum " ujar keluarga korban, Hajja Erna.

Autopsi Jayanti Mayat dalam Karung, Tim Forensik Temukan Tanda Kekerasan

Polisi mengautopsi jenazah Jayanti (33), warga Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, yang ditemukan dalam karung. Tim Forensik menemukan tanda kekerasan pada tubuh Jayanti.

Proses autopsi berlangsung di RSUD Polewali Mandar, Sabtu (5/10) siang. Sembilan anggota Tim Forensik dari Biddokes Polda Sulsel dikerahkan dalam autopsi itu.

"Belum ada hasil, karena kami masih akan melakukan pemeriksaan laboratorium. Beberapa sampel organ telah kami ambil untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium patologi dan forensik Makassar," kata spesialis forensik Dokkes Polda Sulsel, dokter Deni Matius, seusai autopsi.

Pihaknya mengaku menemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban. "Tanda kekerasan ada, tapi letak detailnya nanti akan disampaikan oleh pihak Reskrim Polres Polewali Mandar," ujar Deni.

Setelah diautopsi sekitar tiga jam, jenazah Jayanti dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Tangis histeris keluarga pecah menyambut jenazah korban yang diketahui meninggalkan rumah sejak Selasa (1/10) itu.

Salah satu kerabat korban berharap proses autopsi ini bisa membantu polisi mengungkap penyebab kematian Jayanti. "Kami juga meminta polisi bertindak cepat mengungkap identitas pelaku yang diduga telah membunuh korban agar dihukum sesuai aturan yang berlaku," pinta tante korban, Ratna, kepada wartawan.

Sabtu malam, jenazah Jayanti langsung dimakamkan di tempat pemakanan umum setempat, Desa Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo. Pemakaman itu diiringi ratusan warga dan kerabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar