Jumat, 27 Desember 2019

Rembang dan Klenteng Pertama di Pulau Jawa

Rembang dikenal tambak garamnya. Tapi di kotanya ada sebuah klenteng yang dipercaya jadi yang pertama di Pulau Jawa.

Rembang merupakan perbatasan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Letaknya yang strategis dan merupakan pesisir laut membuat Rembang memiliki ke keindahan tersendiri.

Kota yang kental akan sejarah budaya China. Tak heran bila Rembang dijuluki sebagi Tiongkok kecil. Tiongkok Kecil di sematkan untuk kota Rembang karena memiliki sejarah panjang, bagaimana Klenteng pertama kali berdiri di kota ini.

Tepatnya klenteng Cu An Kiong yang merupakan bangunan klenteng pertama yang terdapat di pulau Jawa. Di klenteng ini bahkan ada tandu berumur 600 tahun yang masih di pakai sampai saat ini.

Selain klenteng di kota ini terdapat juga rumah candu. Rumah yang pertama kali di gunakan untuk menyelundupkan ganja lewat saluran air yang menuju ke laut.

Sampai saat ini saluran air ini masih ada tetapi hanya dibuka saat ada pengunjung yang mau melihatnya, selebihnya saluran ini akan ditutup menggunakan triplek tebal.

Selain tempat sejarahnya, Rembang juga terkenal dengan minuman khasnya. Kawis adalah minuman khas dari Rembang. Minuman ini cukup manis dan rasa yang di tampilan juga sangat unik.

Kalo di Rembang mempunyai sejarah yang mengagumkan gimana kalo dengan negara Dubai yang terkenal dengan keajaibannya 101 malam. Bastakia Quarter bagian dari negara Dubai yang menyimpan banyak hal bersejarah disana.

Semoga aku bisa mengunjungi Bastakia Quarter dan mengetahui lebih dekat sejarah dari kota ini.

Pamer Kekayaan Budaya, Bengkulu Gelar Festival Tabut 2019

Kekayaan alam Bengkulu tak perlu ditanyakan lagi. Mau pamer budaya, Bengkulu adakan Festival Tabut 2019.

Kekayaan budaya Provinsi Bengkulu diperlihatkan secara apik dalam pembukaan Festival Tabut 2019. Hampir seluruh sub event yang digelar dibalut dengan budaya khas Bengkulu, dan mendapat sambutan warga.

Even budaya Mufakat Rajo Penghulu mengawali seluruh kegiatan. Kegiatan ini berlangsung di panggung utama Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu. Masyarakat yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) sebelumnya mendatangi Kantor Gubernur Bengkulu, dengan diiringi tabuhan alat musik tradisional. Mereka menjemput Gubernur Rohidin Mersyah untuk membuka acara.

Gubernur Rohidin Mersyah menyatakan, Festival Tabut lebih dari tampilan budaya.

"Tapi lebih dari itu. Tabut juga digelar untuk merayakan tahun baru Islam. Juga menjadi tempat bertemunya semua pihak. Keterpaduan ini yang menjadi makna. Budaya kita angkat, dan dengan sendirinya ekonomi akan berkembang," ujar Rohidin dalam keterangan yang diperoleh, Minggu(1/9/2019).

Suasana pembukaan yang berlangsung pada Sabtu (31/8) malam itu berlangsung sangat meriah. Sebagai pembuka, seluruh pengunjung disajikan tarian kolosal Jari-Jari Karbala. Tarian ini menceritakan mengenai perjalanan Cucu Nabi Muhammad SAW Husein.

Selain itu, ada juga penampilan musik Mufakat Rajo Agung, Tarian Seni Malabro Serempak Silat Menghadang, yaitu tarian yang dipadukan dengan gerakan silat. Ada juga Nyanyian Karbala yang dibawakan Musik Cahaya Rembulan Bengkulu. Seluruh atraksi ditutup dengan penampilan penyanyi religi Novi Ayla.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty, memberikan apresiasinya. Sebab, even ini sudah dua tahun berturut-turut masuk dalam Calendar of Event Kemenpar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar