Senin, 30 Desember 2019

5 Fakta Unik ANRI, Penjaga Harta Karun Dokumen Indonesia

Harta karun dokumen bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan Nusantara dijaga oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Inilah fakta-fakta uniknya.

ANRI sudah ada sejak masa Hindia-Belanda. Lembaga ini tetap dipertahankan di setiap zaman. ANRI adalah penjaga memori kolektif bangsa.

Pariwisata menjadi jembatan antara ANRI dan masyarakat. Ada aneka fakta menarik mengenai ANRI, berikut ini dirangkum detikcom, Rabu (21/8/2019):

1. Pergantian nama sejak zaman Belanda

ANRI yang kita kenal sekarang adalah nama ketiga sejak didirikan oleh Belanda. Pertama, di awal-awal pendiriannya, Belanda menamainya Landarchief (1892).

Pada saat masuknya Jepang tahun 1942-1945, namanya diubah menjadi Kobunshokan. Setelah masa kemerdekaan menjadi Arsip Negara hingga menjadi ANRI.

2. Jumlah total dokumen setara 30 kilometer

Dokumen atau arsip yang disimpan ANRI sangatlah banyak. Jika dijejer, dokumennya bisa mencapai panjang 30 kilometer.

Oleh undang-undang, arsip itu dilindungi dan tak boleh dimusnahkan. Tak ayal jika ANRI memiliki penyimpanan yang begitu besar berupa beberapa gedung bertingkat untuk menyimpannya.

3. Jenis dokumen dari daun lontar sampai video

ANRI tak hanya menyimpan arsip kertas saja. Di dalam depo atau lokasi penyimpanannya ada pula arsip foto, video, daun lontar hingga batu.

Ya, batu dan daun lontar itu dari zaman kerajaan Nusantara. Sedang arsip kertas, yang paling tua disimpan ANRI berasal dari dokumen-dokumen perdagangan Belanda melalui perusahaan VOC-nya.

4. Punya ruangan super khusus

Lembaga kearsipan negara ini juga memiliki depo atau ruang penyimpanan khusus. Hanya dokumen-dokumen khusus yang disimpan di sini dan yang paling penting adalah Naskah Proklamasi asli tulis tangan Bung Karno.

Selain itu, ada pula arsip tentang pidato Sukarno tentang Pancasila. Kemudian ada pula arsip-arsip BPUPKI, arsip tentang batas wilayah dan arsip Supersemar. Walau yang asli belum ketemu tetapi ada tiga versi salinan di sana.

5. ANRI menjadi objek wisata

Arsip Nasional Republik Indonesia tak hanya menyimpan dan menyajikan arsip-arsip lawas bagi masyarakat luas. ANRI juga menjadi destinasi wisata sejarah dan wisata edukasi.

Gedung ANRI yang lama di Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat, berwujud gedung kolonial yang instagramable untuk wisatawan. Sering dipakai syuting, foto prewedding dan acara pernikahan. Gedung lamanya sedang bertransformasi menjadi museum kepresidenan.

Gedung ANRI yang sekarang di Jl Ampera, Jakarta Selatan memiliki Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa di sana. Tentu, wisata mengenal perjalanan bangsa Indonesia itu akan Anda lihat dari sisi arsipnya.

Banyak wisatawan yang datang ke ANRI hanya untuk berkeliling di diorama seluas 750 meter persegi itu. Mereka kebanyakan adalah siswa yang datang dari Jakarta dan sekitarnya.

Pulau Rupat di Riau Dinilai Cocok Jadi KEK Pariwisata

Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, Riau, dinilai cocok untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Ini alasannya.

Dalam press release yang diterima detikcom, Rabu (21/8/2019), Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat kunjungan kerja ke Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (20/8) mengatakan posisi Pulau Rupat sangat strategis untuk dikembangkan menjadi KEK Pariwisata. Pulau tersebut selain memiliki dua industri di dalamnya juga memiliki luas lebih kurang 1.500 km persegi dan jaraknya sangat dekat dengan Malaysia.

"Selain pariwisata, di sini juga ada sektor lain selain pariwisata yaitu, penghasil pertanian atau perkebunan, dan itu bagus, karena di KEK alangkah baiknya bila tidak hanya satu industri, minimal dua industri yang harus ada di dalamnya," ujar Arief.

Arief juga mengatakan, pihaknya terus berdiskusi dengan pemerintah daerah baik Gubernur hingga Bupati agar segera menjadikan Pulau Rupat sebagai KEK.

"Penjajakan terus dilakukan untuk dibentuknya KEK pariwisata. Karena posisi Pulau Rupat sangat strategis dengan pasar, tidak terlalu jauh dengan Malaysia, tidak sampai 1 jam perjalanan. Bandingkan dengan kawasan timur Indonesia. ini sangat dekat," kata Arief.

Menpar juga mencontohkan, dua potensi industri pertanian dan pariwisata bisa berbarengan membangun KEK di Rupat, seperti agrowisata, ada kelapa sawit, karet, perikanan, dan kelapa.

"Jadi ini sangat memungkinkan untuk dijadikan KEK karena gabungan dua industri itu, kita berharap ada dukungan agar Rupat bisa memperoleh status KEK Pariwisata," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar