Jumat, 27 Desember 2019

Yang Unik Di Bandung, Ada Kapal di Tengah Desa

Bandung memang tak pernah kehabisan akan untuk mempesona wisatawan. Kali ini di tengah pedesaan di Bandung Barat, ada kapal besar yang jadi museum.

Keberadaan sebuah kpal laut di tengah pedesaan mengundang rasa penasaran warga yang melintas di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Rupanya itu bukan kapal sungguhan, melainkan Museum dan Galeri Bahari (Mugaba) Banuraja. Lokasinya berada di kawasan Waduk Saguling yang dialiri Sungai Citarum.

Layaknya kapal sungguhan, tampilan Mugaba Banuraja dibangun seperti kapal laut lengkap dengan haluan, buritan, sampul dan anjungan. Di bagian depannya terdapat monumen jangkar yang mempertegas kesan maritim.

Bangunan yang baru diresmikan pada 1 September 2019 ini, memiliki tiga lantai yang tiap lantainya memiliki fasilitas dan sarana yang beragam. Mulai dari museum, perpustakaan dan simulator di anjungan kapal.

Pendiri Mugaba Banuraja Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi, terinspirasi membuat museum ini setelah puluhan tahun malang melintang di dunia kemaritiman.

"Jadi saya membuat museum ini didasari deretan panjang perjalanan saya ke luar negeri. Para admiral (laksamana) di sana mengakhiri pengabdian mereka dengan meninggalkan sesuatu bagi generasi muda," kata Ade, Minggu (1/9/2019).

Di bagian museum, terdapat tiga segmen. Segmen pertama, pengunjung akan diajak melihat alur perjalanan hidup Edi Supandi! mulai dari prajurit hingga akhirnya menjadi KASAL.

"Di sana ada perjalanan hidup saya dari kecil sampai akhirnya menjadi KASAL. Saya berharap itu bisa menjadi inspirasi, karena siapapun bisa menjadi KASAL, tetapi harus ada perjuangan yang dilakukan," katanya.

Di bagian lainnya terdapat diorama aneka jenis kapal, baik kapal modern maupun konvensional. Kapal-kapal tersebut sebagian besar adalah koleksi milik Edi.

Yang paling menarik adalah hadirnya miniatur Kapal Djong atau Jong di tengah museum. Kapal Jong dahulu digunakan oleh para pelaut Jawa dan Melayu.

Kendati biasa digunakan sebagai kapal angkut, Kerajaaan Majapahit menggunakan kapal ini sebagai angkutan perang.

"Ada beberapa narasi maritim masa lalu, salah satu instrumen yang membangun kemaritiman adalah kapal. Makanya saya tempatkan kapal di sana," katanya.

Di lantai dua terdapat perpustakaan dan cafe, sementara anjungan berada di lantai tiga. Di tempat ini pun traveler bisa melihat deretan lencana yang pernah disematkan kepada Edi.

Ia berharap adanya Mugaba Banuraja ini bisa mengangkat potensi di tanah kelahirannya. Termasuk tumbuhnya usaha-usaha lokal warga yang berada di sekitar museum bahari.

"Ada yang bilang kenapa kapal ini menghadap ke jalan, bukan ke air (Citarum). Karena sekarang saatnya bagi saya untuk kembali mengabdi ke tanah leluhur saya," katanya.

Salah seorang pengunjung, Heri Hermawan mengaku terkesan dengan koleksi yang terdapat di dalam museum tersebut.

"Yang saya tahu museum bahari itu di Jogja dan Jakarta ya dan keduanya dekat laut, kalau yang ini enggak ya di tengah pedesaan, buat edukasi ini bagus" katanya.

Museum Mugaba Banuraja bisa dikunjungi pada pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.Kamu sudah pernah ke sini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar