Jumat, 27 Desember 2019

Rayakan Hari Jadi, Lombok Timur Punya Parade 1.000 Dulang

Ribuan warga mengikuti parade 1.000 dulang. Kegiatan itu untuk memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Lombok Timur yang ke-124.

Kegiatan itu sekaligus bertepatan dengan perayaan tanggal 1 Muharam pada Sabtu siang (31/8) kemarin. Ada sekitar 1000 dulang yang ditutup tembolaq merah dibawa ribuan perempuan Sasak dari penjuru desa yang ada di Lombok Timur.

Peserta parade yang perempuan menggunakan pakaian khas Sasak yaitu lambung, lengkap dengan tongkaq atau lempot yang melilit pinggang. Pakaian yang melambangkan kesopanan dan kesuburan.

Peserta pria juga menggunakan pakaian adat Sasak yang disebut pegon, lengkap dengan dodot, keris dan sapuk yang melambangkan penghormatan dan penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Ribuan dulang yang dibawa berisikan makanan khas masyarakat Sasak. Selain dulang ada kendi, tempat air minum yang terbuat dari tanah liat.

Deretan panjang parade dulang sebagai simbol semangat gotong-royong warga Lombok Timur yang tetap terpelihara hingga saat ini.

"Itu isinya makanan untuk makan siang atau makan malam. Bisa juga isinya makanan ringan tradisional Sasak," ucap Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, HM Mugni, Minggu (1/9/2019).

Dia juga menjelaskan dulang sebagai simbol gotong-royong masih terpelihara di tengah masyarakat Lombok Timur.

"Dulang dalam budaya Sasak adalah lambang gotong royong. Biasanya dibuat untuk membantu keluarga atau tetangga yang pesta hajatan. Lambang kebersamaan karena makan dilakukan bersama-sama. Baik berdua, bertiga atau berempat. Itu biasa kita sebut dengan istilah makan begibung," jelasnya.

Parade seribu dulang yang dibawa dari tiap desa dan kelurahan di Kabupaten Lombok Timur tersebut dimeriahkan dengan seni musik tradisional gendang belek, klenang, rebana duduk, rebana lima dan bentuk lain kesenian yang ada di desa.

Acara puncak hari ulang tahun ke-124 Kabupaten Lombok Timur itu sekaligus untuk menyambut Tahun Baru Islam 1441 Hijriah. Pawai dulang dikoordinir oleh masing-masing camat dan berbaris per kecamatan.

Selamat Hari Jadi Lombok Timur.

Masjid Terapung dan Eksotisme Kota Malaka Lainnya

Malaysia tak cuma Kuala Lumpur dan Penang. Traveler bisa berkunjung ke Malaka yang punya wajah eksotis dan masjid terapung di selat terpanjang dunia.

Tak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke kota ini saat berada di Malaysia. Ketika trip Kuala lumpur segera usai saya dan temanpun merencanakan traveling ke Malaka.

Tiba di terminal Melaka siang hari setelah bertolak dari KL Sentral, Kuala Lumpur. Kami memilih berjalan kaki untuk mencari guesthouse yang sudah kami pesan lewat aplikasi online. Lepas berisitirahat sejenak kamipun mulai mencari arah tempat titik-titik keramaian.

Niat hati sore itu hanya untuk berfoto santai sambil menanti jam makan malam ternyata hanyut oleh suasana eksotisnya. Makin sore area wisata disini makin rame ditambah hiasan ornamen-ornamen cantik disepanjang perjalanan. Makin membuat rasa lelah ini hilang di ganti rasa penasaran akan setiap bangunan-bangunan bersejarahnya.

Langkah kami terhenti pada bangunan peninggalan kolonial belanda dengan ciri khas cat berwarna merah bata. Gedung gereja Christ Church dibangun pada tahun 1741 untuk menggantikan gereja atas bukit St. Paulus yang sudah tua.

Berdampingan dengan Stadthuys dibangun tahun 1650 sebagai tempat kediaman gubernur Belanda dan pejabatnya namun sekarang dialih fungsikan sebagai Museum Sejarah dan Museum Etnografi.

Kedua bangunan bersejarah ini seperti sudah menjadi ikon bagi kota Melaka. Nah, kebetulan saya butuh membeli sepatu disini sesuai rekomendasi teman yang asli orang sini,Melaka Mall adalah tempat yang lumayan murah.
Perjalanan malam itu kami akhiri di sebuah cafe di area kampung portugis, setelah sejam ada drama nyasar mencari alamatnya.

Hari kedua, dengan penuh antusias kami menyusuri Malaca river yang cantik dengan berbagai cafe dan restoran disepanjang pinggiran sungainya menuju Jongker street.

Banyak waktu yang terlewatkan disepanjang siang itu karena kami lebih memilih berjalan kaki. Namun hasil foto yang saya dapat sangat sebanding. Sesampai di area Jongker street, ada suasana berbeda yang akan anda dirasakan . Dimulai saat memasuki gerbangnya saya memperhatikan adanya nuansa kultur pecinan dengan beragam jajanan dan makanannya.

Saat mengeksplore seluruh gang demi gang memperhatikan setiap toko-toko bangunan, rumah maupun guesthouse saya merasakan begitu kentalnya sentuhan nuansa Belanda. Disini anda bisa berburu souvenir dan jajanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar