Sabtu, 28 Desember 2019

Demi Kenyamanan, Bakal Dibangun Boulevard di Candi Borobudur

Menpar Arief Yahya menyebutkan ada lima destinasi super prioritas yang dibahas dalam ratas. Dari lima destinasi super prioritas, salah satunya Candi Borobudur.

"Ratas (rapat terbatas) sekarang tanggal 30 Agustus tindaklanjut ratas tanggal 15 Juli. Jadi ada dua info yang perlu saya luruskan. Kamu menggunakan istilah empat destinasi super prioritas, ada menggunakan lima destinasi super prioritas. Yang benar adalah lima destinasi super prioritas," kata Arief kepada wartawan usai ratas di Hotel Plataran, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (30/8/2019).

"Mengapa muncul empat, tidak terlalu salah memang. Kita punya 10 destinasi pariwisata prioritas, dari yang 10 Bali Baru atau 10 destinasi pariwisata prioritas ini, empat di ambil teman-teman media dari situ. Lalu kita punya 5 destinasi pariwisata unggulan, satu namanya Likupang, sehingga kalau ditotal menjadi 5 destinasi super prioritas," tambahnya.

Sekadar diketahui untuk lima destinasi super prioritas antara lain Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo dan Borobudur. Kemudian, ada satu destinasi unggulan Likupang di Minahasa, Sulawesi Utara, yang masuk menjadi kluster super prioritas. Kemudian, dari destinasi super prioritas salah satunya Candi Borobudur.

"Dari 5 itu, salah satunya adalah Borobudur. Apa tujuan ratas kali ini, sesuai dengan hasil ratas, 15 Juli yaitu seluruh infrastruktur dan unilitas dasar harus selesai tahun 2020. Apa saja itu, jalan, air, listrik, internet," ujar Arief.

Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy menambahkan, telah mengusulkan juga kepada Presiden Jokowi perihal rencana pembangunan boulevard menuju Candi Borobudur.

"Nanti jalan masuknya kan kita bikin boulevard, jadi pintu masuknya lurus ke pintu Borobudur, dari jalan. Sekarang kan belok dulu sehingga candinya nggak kelihatan. Nanti nggak, begitu orang mau masuk sudah kelihatan," katanya.

Usulan lain, kata dia, tentang penataan jalur utama yang melingkar candi harus diperlebar. Adapun usulan perlebaran tersebut ada dua alternatif dengan membebaskan lahan wargau maupun mengurangi areal wilayah zona 2 yang ada.

"Tadi kami sudah mengusulkan kepada presiden jalur utama yang lingkaran candi itu harus diperlebar. Untuk perlebarnya alternatifnya dua, pertama itu, membebaskan lahan warga di pinggir itu atau mengurangi areal wilayah Borobudur zona 2, tapi sudah terdaftar di UNESCO luasnya itu. Jadi nanti kalau ada perubahan-perubahan peruntukkan akan dikurangi, kita harus ngajukan izin persetujuan dari UNESCO dulu karena kalau tidak nanti greatnya bisa diturunkan oleh UNESCO. Itu, yang ke UNESCO, urusannya Kemendikbud," ujarnya.

Ini Rowo Bayu yang Disebut Terkait Cerita KKN di Desa Penari

Rowo Bayu adalah sebuah danau yang asri di pedalaman Banyuwangi. Namanya mendadak viral karena diduga terkait cerita horor KKN di Desa Penari.

Cerita horor di medsos yang berjudul KKN di Desa Penari menjadi perbincangan dan viral. Sebab cerita tersebut diduga berlatar belakang di Banyuwangi. Meski penulis tak menyebutkan secara detail lokasi desa penari tersebut, namun para netizen berspekulasi lokasi yang disebutkan dalam cerita tersebut berada di Banyuwangi.

detikcom mencoba menelusuri daerah yang diduga menjadi lokasi KKN di Desa Penari itu. Salah satunya adalah Desa Bayu, di Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

Di Kecamatan Songgon, memang terdapat Danau Rowo Bayu yang berada di sekitar hutan, kaki gunung Raung. Pantauan detikcom di lokasi, danau itu terletak terletak di sekitar sumber air dan petilasan Prabu Tawang Alun yang menjadi tempat yang dikeramatkan.

Danau ini pun sudah menjadi objek wisata. Tampak bekas event wisata bertajuk Festival Rowo Bayu beberapa waktu lalu. Sementara itu di balik petilasan Raja Blambangan itu ada pancuran mata air tempat pemandian. Suasananya tampak begitu sepi di sana.

Lokasi ini berada sekitar 45 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Lokasi ini berbatasan langsung dengan hutan di wilayah Barat atau di sekitar Gunung Raung.

Namun hutan Dadapan yang disebutkan dalam cerita tersebut tak ditemukan. Bahkan untuk cerita mistis tentang penari di wilayah tersebut tak pernah terdengar.

"Selama ini memang wilayah itu banyak yang bercerita mistis. Tapi memang relatif ya karena masing-masing punya hak sendiri untuk menilai kemistisan sesuatu atau daerah," ujar Kunto, Camat Songgon kepada detikcom, Jumat (30/8/2019).

Menurut Kunto, dirinya baru mengetahui viralnya cerita tersebut saat dihubungi detikcom. Terkait dengan hutan Dadapan yang disebut-sebut netizen, dirinya mengaku tak mengetahui. Sebab di Kecamatan Songgon tidak ada hutan Dadapan.

"Kalau Hutan Dadapan tidak ada. Nama lingkungan pun tidak ada. Kalau di Banyuwangi ya Dadapan itu sebuah wilayah di Kecamatan Kabat. Wilayahnya di pinggir jalan besar," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar