Kamis, 26 Desember 2019

Surga Belanja di Tol Trans Jawa

Membeli oleh-oleh khas Jawa Tengah bisa dilakukan di rest area Tol Trans Jawa lho! Harganya pun terjangkau.

Rest Area km.294 Kertasari

Rest area yang berada di ruas tol Pejagan-Pemalang ini menyediakan oleh-oleh khas Jawa Tengah. Rest area ini berada di wilayah Tegal, Jawa Tengah. Pilihan oleh-oleh yang ada di rest area ini sangat beragam. Ada makanan khas Jawa Tengah yang bisa dipilih traveller. Mulai dari makanan basah hingga makanan kering. Ada beberapa jenis keripik, bakpia, dan manisan. Tak kalah unik, adapula berbagai jenis telur asin. Mulai dari telor asin rebus, pindang, dan panggang.

Jika ingin oleh-oleh pakaian, di rest area ini juga terdapat kios batik. Berbagai jenis pakaian batik disediakan, baik untuk anak-anak dan dewasa. Berbagai jenis atasan dan daster batik bisa jadi oleh-oleh pilihan. Batik anak-anak juga ada dan dijual dengan harga mulai dari 10 ribu rupiah, murah banget kan?

Rest Area km.260 Banjaratma

Rest area yang 'hits' ini tak hanya instagramable, tapi juga memiliki fasilitas yang lengkap. Salah satunya adalah gerai oleh-oleh. Gerai Oleh-oleh di resta rea Banjaratma tergolong lengkap. Mulai dari oleh-oleh makanan, pakaian, hingga kerajinan tangan.

Jika ingin membeli oleh-oleh buah segar, tersedia kios oleh-oleh yang menjual buah nanas. Gerai oleh-oleh telor asin juga sangat banyak. Jadi tak perlu keluar tol Brebes untuk berburu telor asin. Pilihannya juga banyak, baik telor asin rebus, pindang, dan panggang.

Hasil kerajinan UKM juga dipasarkan di rest area ini. Produknya sangat beragam, mulai dari makanan, hingga pakaian. Aneka kain batik dengan motif yang unik bisa jadi pilihan traveller.

Sambil berbelanja oleh-oleh, traveller bisa menikmati sajian makanan yang disajikan oleh berbagai restoran di rest area. Beberapa restoran juga menjual oleh-oleh seperti teko untuk minum teh.

Kisah Gua Misteri di Sumatera Utara yang Belum Kamu Tahu

Pernah dengar nama Gua Kembar? Inilah gua yang penuh misteri di Sumatera Utara. Tidak ketahuan di mana ujungnya, ada patung-patung dan ritual tertentu.

Tak seperti kebanyakan desa di wilayahnya, Desa Adin Tengah memiliki patung-patung batu sebagai bagian dari sejarah pendirian desa. Warga kerap menggelar ritual kecil di sana, dan kini patung-patung itu seolah memanggil wisatawan untuk datang.

Patung-patung itu terpahat pada dinding batu yang berada dekat pintu masuk Gua Kembar, yakni dua gua dengan pintu masuk yang mirip satu sama lain. Lokasinya berada di pinggiran hutan Dusun Tambak Tajoh, Desa Adin Tengah, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sekitar 80 kilometer dari Medan.

Dari ujung desa, harus berjalan kaki sekitar lima belas menit, melewati jalur menurun hingga tiba di kolam aliran anak sungai yang jatuhan airnya membentuk air terjun mini. Dari sini, lanjut melewati jalan setapak, menanjak sejauh dua puluh meter dan nampaklah jejeran patung-patung itu, seperti yang terlihat, Sabtu (7/9/2019) kemarin.

Ada sepuluh patung di komplek itu. Sebagian besar masih berselimut lumut. Patung-patung itu terutama mendeskripsikan tentang sosok pendiri kampung atau simantek kuta, dan sistem kekerabatan yang ada di desa itu. Patung pertama adalah patung pria yang merupakan patung Toga Sembiring Brahmana, sang pendiri desa. Sosoknya terlihat mengenakan peci. Di samping kiri patung utama, ada patung ibu dan anaknya, kemudian beberapa patung anak.

Berbeda dengan patung utama yang terkesan mengenakan pakaian karena menggunakan peci, patung si ibu terlihat tidak mengenakan pakaian. Selain itu ada beberapa patung lagi, juga relief kapak dan kepala banteng, serta tulisan 'MEN' dan tulisan '1971' yang menjelaskan waktu pembuatan patung-patung itu.

Terpisah dari dinding utama, ada beberapa patung lagi, persis di bawah mulut gua. Namun identitas kelamin pada patung itu tidak bisa dipastikan karena bagian kepala sudah hilang. Satu patung di dindin utama juga sudah hilang bagian kepalanya.

Sejarawan Universitas Sumatera Utara (USU) menyatakan, sebagai bagian dari sejarah berdirinya desa, maka patung-patung batu itu tentu memiliki daya tarik sendiri. Apalagi posisinya yang berada di bentang alam yang hijau.

"Ini tentu menarik untuk dikunjungi. Selain kondisi alam yang baik, ada gua di sekitarnya yang juga masih misteri, karena disebut tembus hingga ke wilayah Kabupaten Karo," kata Suprayetno di lokasi.

Dikatakan Suprayetno, bisa jadi dahulu gua-gua ini merupakan jalur migrasi penduduk dari dataran tinggi Karo menuju kawasan Langkat ini, termasuk si pendiri desa. Sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kepastian, termasuk kebenaran gua bisa tembus hingga ke Desa Penampen, Kecamatan Tiganderket, Karo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar