Jumat, 06 Desember 2019

Hendak ke Kantor Polisi, Perempuan Ini Tewas Tertabrak Kereta Api

Seorang perempuan tewas tertabrak kereta api Penataran di Waru Sidoarjo. Perempuan asal Malang tersebut mengalami lupah parah bagian kepala.

Korban bernama Lestari Wahyu Ninggsih (45), warga Karang Ploso, Malang. Saat itu korban bersama adik iparnya, Ribut Budi Lestari (39), hendak ke Polsekta Sedati menemui suami adiknya yang berurusan dengan Polsekta Sedati.

Menurut Kapolsekta Waru Kompol Saibani, dari keterangan adik iparnya, bahwa korban ini dari Malang rencananya mau mengantar adik iparnya ke Polsekta Sedati. Karena korban tidak mengetahui posisi Polsek Sedati. Dari Terminal Bunggurasih naik angkot turun di depan Polsek Waru.

"Mereka setelah turun dari angkot langsung menyeberang melintasi rel kereta. Namun dari arah Sidoarjo melintas kereta api Penataran. Akhirnya korban tertabrak KA tersebut," kata Saibani kepada wartawan di lokasi Kejadian, Jum'at (15/1172019).

Saibani mengatakan kecelakaan yang menyebabkan tewasnya korban di lokasi kejadian karena keceroboan dari yang bersangkutan. Karena lokasi kejadian bukan tempat penyeberangan.

"Korban langsung di evakuasi ke RS Bhayangkara Polda Jatim," jelas Saibani.

Motor Tertabrak Kereta, Anak Tewas di Lokasi Sedangkan Bapaknya Selamat

Ayah dan anak di Kabupaten Kediri tertabrak kereta api (KA). Sang ayah selamat, sementara anaknya tewas di lokasi.

Korban yakni Budiono (53) dan anaknya Faris Salman (13). Mereka warga Jalan Jenderal Sudirman, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

Sedangkan kecelakaan terjadi di perlintasan KA tanpa palang pintu di Desa Nyawangan, Kecamatan Kras sekitar Pukul 12.00 WIB. Faris yang merupakan seorang pelajar langsung tewas di lokasi kejadian. Sedangkan sang ayah hanya menderita luka ringan.

Menurut Kapolsek Kras, AKP Ridwan Sahara, kecelakaan bermula ketika keduanya yang berboncengan melintas di perlintasan KA dari arah barat menuju timur. Mereka mengendarai motor Honda PCX warna Hitam, dengan nopol AG-6503-EAH.

Tanpa mereka sadari ternyata ada KA Dhoho Penataran No 414 jurusan Surabaya-Malang yang melintas. KA melaju dari arah utara (Kediri) menuju selatan (Tulungagung). Warga yang kebetulan berada di lokasi sempat berteriak dan memperingatkan keduanya. Namun karena tidak mendengar dan kereta sudah dekat, kecelakaan tak dapat dihindari.

"Jadi sekitar jam 12 siang tadi, bapak dan anak melintas dengan mengendarai motor Honda PCX. Padahal sudah diteriaki dan diingatkan ada kereta oleh warga. Tapi keduanya tidak mendengar hingga akhirnya ditabrak dan membuat sang anak meninggal dunia usai terpental 10 meter dari TKP. Motornya hancur," ucap Ridwan kepada detikcom, Kamis (14/11/2019).

Warga sekitar, Dedi (38) juga mengaku melihat kedua korban diingatkan warga agar tidak terus melintas. Ia juga membenarkan jika perlintasan KA tersebut tidak berpalang.

"Saya melihat, warga sudah berteriak dan menyuruh keduanya berhenti, karena ada kereta akan melintas. Namun korban tetap saja hingga berakibat keduanya tertabrak dan terpental cukup jauh. Namun anaknya luka parah hingga tewas dan ayahnya selamat," ujar Dedi.

Usai kecelakaan, polisi dan petugas KAI langsung mendatangi lokasi dan melakukan proses evakuasi korban dan bangkai motor. Korban selamat sempat dirawat di Puskesmas setempat.

Warga Probolinggo Gagal Bunuh Diri Tabrakkan Diri ke KA

Upaya mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api (KA) yang tengah melaju, berhasil digagalkan. Aksi dilakukan perempuan paruh baya bernama Syami (44), warga Dusun Kalianyar 3, Desa Sidodadi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (16/11/2019).

Informasi dihimpun detikcom, korban nekat menabrakkan diri ke KA, lantaran tak kuat menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. Namun upaya bunuh diri Syami di rel kereta api Desa Jorongan, Kecamatan Leces berhasil digagalkan Misriyatin (45), warga yang tengah mencari rumput.

Misriyatin mengatakan, korban sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB, mondar mandir di sepanjang rel KA. Dan setelah ada kereta api hendak melintas, korban berusaha berdiri di tengah rel.

"Melihat aksi korban, saya langsung menghampiri dan menariknya. Untung dia (korban), bisa diselamatkan," ungkap Misriyatin kepada wartawan.

Sementara warga lainnya, Ardy menyebu, Syami mencoba percobaan bunuh diri ini diketahui sudah kedua kalinya. Pertama, terjadi tahun 1994 lalu. Korban diduga depresi, karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

"Sejak pagi gerak geriknya sudah mencurigakan dan teryata benar mau bunuh diri. Informasinya depresi, karena penyakitnya tak kunjung sembuh. Sedangkan saat diperiksa ke dokter tidak diketahui penyakitnya apa," terang Ardy.

Kanit Reskrim Polsek Leces, Bripka Eko Aprianto mengatakan, pasca mendapati laporan adanya orang yang hendak mencoba bunuh diri, pihaknya langsung mendatangi lokasi guna menenangkan kondisi korban. Pihaknya melibatkan keluarga dan suami korban.

"Setelah kita datangi, dari pengakuannya (korban) mengaku tidak tahan hidup karena penyakitnya. Namun kami bersyukur, korban masih bisa tenangkan, dan kami serahkan ke suaminya," terangnya.

Tertabrak KA, Tubuh Kakek di Jember Hancur Ditemukan di Tiga Lokasi

Seorang kakek tewas setelah tertabrak KA di perlintasan tak berpalang pintu di Jember. Kerasnya benturan membuat tubuh korban terpotong dan ditemukan di tiga lokasi.

Korban diketahui bernama Wito (77) warga gang OPEC RT 002/RW 002 Dusun Krajan Utara, Desa Patemon, Kecamatan Pakusari. Dia tertabrak Kereta Api Sri Tanjung yang melaju dari Jember menuju Banyuwangi.

"Kejadian Jumat malam (15/11). Korban tertabrak KA Sri Tanjung di Desa Patemon, Pakusari," kata Kapolsek Pakusari AKP Yuliati saat dikonfirmasi, Sabtu (16/11/2019).

Menurut kapolsek, korban yang usianya memang sudah uzur, diduga tidak mengetahui ada kereta api lewat saat menyeberang rel KA. Sehingga tubuhnya langsung tertabrak gerbong kereta.

"Kerasnya benturan membuat tubuh korban terpotong. Sedangkan kereta api kan tidak bisa langsung berhenti. Ada bagian potongan tubuh yang terus terbawa. Untuk di lokasi kejadian ditemukan bagian kaki korban," terangnya.

Kemudian di dekat rel KA di Desa Bedadung, Kecamatan Pakusari, ditemukan bagian badan dan kepala. Sedangkan di Stasiun Kalisat ditemukan bagian tangan.

"Saat kereta api berhenti di Stasiun Kalisat, bagian tangan korban ditemukan," tambahnya.

Sebelum kejadian, sambung dia, korban diketahui keluar rumah sekitar pukul 4 sore. Bahkan petang hari masih terlihat ikut salat maghrib berjemaah di Masjid As Salam Desa Bedadung, Kecamatan Pakusari.

"Setelah itu dia berjalan entah mau kemana hingga menyeberang rel dan tertabrak kereta api," tandasnya.

Setelah potongan tubuh korban terkumpul, polisi membawanya ke rumah sakit untuk divisum. Selanjutnya jenazah korban diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

"Keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. Dan menurut keterangan pihak keluarga, korban memang sudah pikun. Mungkin karena usianya yang memang sudah tua," pungkasnya.